Covid-19 yang semula merebak di Wuhan, China sekitar Desember 2019 kemudian secara cepat menyebar ke berbagai belahan dunia dan pada Maret 2020 oleh WHO dinyatakan sebagai pandemi. Covid-19 terdeteksi masuk di Indonesia pada 2 Maret 2020 dan sejak itu penyebarannya belum dapat dihentikan. Covid-19 muncul di NTB pada triwulan pertama 2020 yakni pada 24 Maret 2020.
Covid-19 belum berdampak terhadap perekonomian NTB pada triwulan pertama 2020 dimana pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan pertama 2020 mencapai 2,99 persen. Covid-19 mulai berdampak terhadap terhadap perekonomian NTB mulai triwulan kedua 2020 dimana perekonomian NTB mulai rontok menjadi minus (-1,26 persen). Rontoknya perekonomian NTB terus berlanjut pada triwulan ketiga 2020 dengan pertumbuhan sebesar minus (-1,00 persen) dan triwulan keempat 2020 dengan pertumbuhan sebesar minus (-3,30 persen). Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi NTB pada tahun 2020 mencapai minus (-0,64 persen).
Merujuk pada data BPS NTB (2021) bahwa dari 17 sektor lapangan usaha terdapat 9 sektor lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan minus yaitu sektor transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, jasa lainnya, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, pertanian. Dari kesembilan sektor lapangan usaha tersebut, sektor yang paling terdampak oleh Covid-19 adalah sektor transportasi dan pergudangan dengan pertumbuhan sebesar minus (-31,39 persen) kemudian penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar minus (-28,24 persen), konstruksi sebesar minus (-14,35 persen) dan sektor yang terdampak paling rendah adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar minus (-0,43 persen).
Pada triwulan pertama 2021 perekonomian NTB belum menunjukkan tanda pemulihan dimana berdasarkan data BPS NTB (2021) perekonomian NTB pada triwulan pertama 2021 tumbuh sebesar minus (-3,30 persen). Disisi lain, berdasarkan data BPS NTB (2021) bahwa tingkat pengangguran di NTB mengalami peningkatan dari 3,04 persen pada Februari 2020 menjadi 3,97 persen pada Februari 2021. Meskipun berakhirnya pandemi Covid-19 tersebut sulit dipastikan, tetapi tren di sejumlah negara termasuk Indonesia mulai mengindikasikan ke arah penurunan. Ini menimbulkan optimisme ke arah pemulihan ekonomi NTB kedepan. Oleh karena itu diperlukan kerja keras. Optimisme ini diperkuat dengan telah dilakukannya vaksinasi Covid-19 untuk mewujudkan imunitas kelompok masyarakat atau herd immunity dan struktur perekonomian nasional yang berorientasi pada permintaan domestik. (Tim Weekend Editorial)