Ngelamang Kosong Zulkarnaen:Mental Illness Dalam Kemegahan Aparatur Negara

Sedikitnya ada dua konsep ngelamang dalam masyarakat Sasak. Pertama ngelamang ngelidung dan kedua ngelamang ngindang. Ngelamang ngelidung ialah perjalanan kosong. Menempuh liku perjalanan jauh dalam hati, pikiran, dan jiwa yang kosong.

Sekadar menghabiskan waktu sebab miskin dasar perjalanan dan nadir visi perjalanan tersebut. Maka, ngelamang ngelidung ini sering sebagai terminologi orang gila. Orang hilang akal meskipun pada dasarnya manusia tersebut normal. Disebut gila karena memang tak ada sesuatu yang bernilai yang dapat diperoleh dalam perjalanan tersebut.

Ngelamang ngindang ialah searching, diving, ialah surfing. Juga termasuk hunting, exploring, observe. Menerobos segala ruang dan waktu untuk mendapat kesejatian. Perjalanan jenis ini berdasarkan visi yang jelas. Kehendak untuk mewujudkan misi yang sudah pasti. Ngelamang ngindang inilah yang biasa dilakukan oleh para Tuan Guru di awal pembentukan peradaban keagamaan Sasak. Seterusnya dijalankan oleh para Guru setelah Tuan Guru mencipta keadaaban Sasak baru bernama pondok pesantren.

BACA JUGA:  Indeks Palma

Tuan Guru Tretetet ialah contoh ngelamang ngindang yang tersamarkan dalam laku kontradiktif. Sigmund Frued menyebutnya defian. Namun defianis berjenis ngelamang ngindang pada diri Tuan Guru Tretetet ini ialah selevel kaum sufis. Salah satu yang masyhur juga ialah Tuan Guru Lopan. Dengan menguatkan konsep ngelamang ngindang menggunakan konsep ngamari ngaji, Tuan Guru Lopan berhasil membentuk peradaban Sasak yang disebut besegi sembayang, yakni membangun tempat sholat sebanyak-banyaknya di jalan yang banyak dilalui orang. Bahkan membangun tempat sholat di pusat-pusat keramaian. Jadi makna abul masajid pada Maulana dan Tuan Guru Lopan terdapat sedikit perbedaan. Tuan Guru Lopan membangun tempat sholat sedangkan Maulana mengisi masjid dengan pengajian. Namun kedua hal ini ialah salah satu intisari dari konsep ngelamang ngindang.

BACA JUGA:  Mengenal Purpura Trombositopenia Imun

Merujuk kepada dua konsep tersebut, maka jelas Zulkarnaen ialah produk mutakhir orang Sasak ngelamang ngelidung karena hanya menghabiskan uang negara. Setelah itu masturbasi dengan memamerkan foto yang tak lebih sebagai wujud kegilaan narsistik. Dan tentu saja, sebenarnya ia adalah orang sakit. Mental illness. Itulah sebabnya ia ngelamang ngelidung. Seolah bertujuan jelas namun sejatinya hampa. Perjalanan yang mewah itu pada dasarnya ialah manifestasi dari runtuhnya jiwa aparatur negara yang kelak ketika sudah pensiun menjadi paling nestapa. Lidah pensiunnya itu hanya akan berisi cerita perjalanan simulakra di masa lampau sebab ia senantiasa masuk ke ruang kosong meskipun setiap perjalanan menuju arah yang berbeda.

BACA JUGA:  Generasi Milenial dan Pilkada Serentak 2024

Malaysia, 16  April 2021

foto utama: google image