Presiden Jokowi: Kasus Positif Covid 19 Trennya Terus Menurun

MATARAMRADIO.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo menyatakan Kasus positif Covid 19 di Indonesia dalam seminggu terakhir menunjukkan tren penurunan. Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro yang diterapkan di seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali efektif menekan laju kasus COVID-19.

“Hingga saat ini alhamdulillah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro di Pulau Jawa dan Bali telah menunjukkan hasil. Penambahan kasus mingguan di tujuh provinsi (di DKI Jakarta, di Provinsi Banten, di Provinsi Jawa Barat, di Provinsi Jawa Tengah, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, di Provinsi Jawa Timur, dan di Provinsi Bali) kelihatan sekali trennya terus menurun,” kata Presiden dalam pernyataannya yang ditayangkan pada kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Kamis (4/3/2021).

Selama pelaksanaan PPKM Mikro, Kepala Negara mengungkapkan, posko-posko penanganan COVID-19 di tingkat desa, kampung, maupun kelurahan juga semakin aktif untuk mencegah penularan COVID-19.“PPKM Skala Mikro juga menjadikan komunikasi antarwilayah berjalan dengan baik, gotong royong antara desa dan kelurahan secara bahu membahu aktif terus dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19,” ujarnya.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Cabut 2.078 Izin Usaha Pertambangan

Meskipun hasil yang diperlihatkan oleh penerapan kebijakan PPKM Mikro ini cukup baik, Presiden menekankan bahwa pemerintah akan terus bekerja keras agar dapat semakin menurunkan tren laju COVID-19.

Kebijakan ini, imbuhnya, juga akan diterapkan di provinsi lain dengan kasus aktif yang tinggi.“Ini sangat bagus dan kita harapkan kita terus tetap bekerja keras agar tren laju penurunan ini bisa turun, turun, dan terus turun. (PPKM Mikro) akan dikembangkan di provinsi di luar Jawa yang memiliki kasus aktif yang banyak,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi juga memaparkan mengenai perkembangan kasus COVID-19 secara nasional.“Penurunan penambahan jumlah kasus positif dalam satu minggu terakhir ini juga menunjukkan tren yang semakin baik, tren menurun,” ujarnya.

Jika pada bulan Januari 2021 kasus harian positif COVID-19 mencapai kisaran 14.000 hingga 15.000 kasus, dalam satu minggu terakhir tercatat penurunan yang cukup signifikan.“Ini misalnya 22 Februari berada di angka 10.180 kasus dan pada 3 Maret ada 6.808 kasus. Angka-angka seperti ini kalau kita lihat secara detail, kasus harian semakin turun dan semakin turun,” ungkapnya.

BACA JUGA:  125 Akun Medsos Kena Virtual Police Terkait Konten SARA

Namun Presiden mengingatkan agar penurunan kasus harian ini tidak mengurangi jumlah pelaksanaan tes COVID-19 yang dilakukan.“Kita harus tetap waspada, kita harus bekerja keras agar kasus aktif COVID-19 harian semakin turun semakin turun tanpa mengurangi testing yang dilakukan setiap hari,” tegasnya.

Presiden memaparkan, kasus aktif Indonesia per 3 Maret 2021 berada di angka 11,11 persen, sementara kasus aktif dunia berada di angka 18,85 persen.“Artinya, kasus aktif di negara kita Indonesia lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia,” ujarnya.

Untuk rata-rata kesembuhan, per 3 Maret 2021 rata-rata kesembuhan di Indonesia berada di angka 86,18 persen, juga lebih baik dari rata-rata kesembuhan dunia yang berada di angka 78,93 persen.

BACA JUGA:  Hasil Quickcount: Maiq Meres Menangi Pilkada Loteng

Sementara untuk angka kematian, juga jauh membaik dibandingkan dengan angka kematian di awal penanganan COVID-19, buah dari kerja keras yang dilakukan dalam penanganan COVID-19.

Namun Presiden tidak memungkiri jika angka kematian di Indonesia masih sedikit berada di atas rata-rata kematian dunia.“Per 3 Maret, Indonesia rata-rata kematian berada di angka 2,7 persen, dunia berada di angka 2,22 persen. Ini yang harus kita perhatikan dan kita harus bekerja keras agar angka kematian di Indonesia bisa berada di di bawah angka rata-rata kematian dunia,” ujarnya.

Terkait positivity rate, Presiden menyampaikan juga mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan pada akhir Januari lalu.“Di akhir Januari 2021 kita berada di angka 36,9 persen, kemudian turun di 2 Maret 2021 berada di angka 18,6 persen. Ini kita harapkan juga semakin turun, turun, dan turun lagi,”imbuhnya.(MRC/Setpres)

Foto: BPMI Setpres/Kris