MATARAMRADIO.COM – Guna mencegah perkawinan anak khususnya di Kabupaten Lombok Barat, pada 18 September 2024 Yayasan PLAN Indonesia dengan Pengadilan Agama Giri Menang menandatangi kerjasama yang melibatkan anak muda dalam mencegah perkawinan anak.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti menyatakan salah satu sebab tingginya angka perkawinan anak karena masih adanya celah dispensasi kawin anak yang diajukan.
Sehingga, kata Dini dengan adanya kerja sama dengan anak muda dalam mencegah perkawinan anak memiliki arti penting.
Menurut Dini, Gema Cita (Generasi Emas Bangsa Bebas Perkawinan Usia Anak) yang berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pendidik sebaya, pihak sekolah, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), tim Sekolah Ramah Anak (SRA), serta pemerintah Kabupaten Lombok Barat dan Provinsi NTB menjadi salah satu program penting dalam mencegah perkawinan anak.
Ketua Pengadilan Agama Giri Menang, Moch. Syah Ariyanto menilai kaum muda menjadi kunci penting dalam mencegah perkawinan anak.
Di mana, sebelum pengajuan dispensasi pernikahan di proses di pengadilan, mereka dapat mengedukasi teman sebaya tentang bahaya perkawinan anak melalui konseling pra-putusan.
Fira (19), salah satu pendidik sebaya dan Youth Advocate Gema Cita menyatakan adanya keterlibatan kaum muda dalam edukasi pra-putusan dispensasi dapat menjadi hal krusial mencegah perkawinan anak
.
“Sesi edukasi kepada pengaju dispensasi kawin anak krusial dilakukan sebelum masuk sesi peradilan,” katanya.
Menurut Fira, orang tua dan anak harus mendapat penjelasan tentang bahaya perkawinan anak, melalui media KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) dan diskusi bersama pendidik sebaya yang bertugas di Sahabat Pengadilan.***