MATARAMRADIO.COM – Hj Nanik Suryatiningsih akhirnya dilantik sebagai Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode 2024-2029 Senin (2/9) pagi di Gedung Udayana Mataram.
Kesan haru tersirat dari wajah istri mantan Bupati Lombok Barat dua periode Dr H Zaini Arony ini usai pengambilan sumpah janji di sidang paripurna DPRD NTB.
Calon Bupati Lombok Barat Nuavar Furqani Farinduan alias Farin tampak mendampingi sang ibunda dengan sangat ketat. Maklum saja diperkirakan lebih dari 1000 orang tamu undangan yang ikut menyaksikan Pelantikan Anggota DPRD NTB.
Farin dengan sabar mengandeng tangan sang ibu sejak memasuki ruang sidang maupun saat usai acara Pelantikan Anggota DPRD NTB.
Bunda Nanik, sapaan akrab Hj Nanik Suryatiningsih, mengatakan keberadaannya di DPRD NTB adalah demi mengabdi pada masyarakat, khususnya masyarakat Dapil NTB II (Lombok Barat dan KLU), daerah pemilihannya. Dia mengucapkan syukur dan terima kasih pada semua onstituennya.
“Syukur Alhamdulillah kepada Allah Subhanawata’ala, berterima kasih kepada suami tercinta, anak saya Mas Farin dan mantu serta cucu untuk doa, cinta dan supportnya, dan saya juga menyampaikan terima kasih dan aspesiasi yang setinggi-tingginya pada masyarakat yang telah mempercayakan suaranya kepada saya, semoga saya amanah dalam menjalankan tugas dan bisa mengabdi untuk Lombok Barat khususnya,” ucap Bunda Nanik.
Bunda Nanik tak memungkiri jika kesuksesan dirinya duduk di Udayana berkat kerja keras tim suksesnya, khususnya Tim Srikandi (timses perempuan) saat kampanye Pemelihan Legislatif (Pileg) kemarin.
“Saya berterima kasih kepada semua tim sukses yang telah bekerja keras, terutama tim perempuan (Srikadi) yang menjadi garda terdepan kemenangan suara saya di Pileg, in sha Allah kedepannya saya akan fokus berjuang untuk pemberdayaan kaum perempuan, khususnya di Lombok Barat,” tambah Bunda Nanik.
Bunda Nanik mengatakan, awalnya dirinya kurang tertarik terjun langsung ke dunia politik, namun atas permintaan suami dan putranya, Bunda Nanik diharapkan bisa menggantikan posisi Farin di DPRD NTB, karena Farin maju di Pilkada Lombok Barat. Pertimbangannya ketika itu, jika ada perwakilan Lombok Barat di Dewan Provinsi, maka aspirasi masyarakat Lombok Barat pun bisa diperjuangkan dengan lebih baik.
“Bapak dan Mas Farin selalu memberikan support hingga rasa percaya diri saya muncul, wal hasil dengan Bismillah saya putuskan untuk ikut di pemilihan legislatif,” cerita Bunda Nanik
Setelah itu yang terjadi diluar dugaan. Kaum perempuan, khususnya istri-istri mantan kades dan kadus era Zaini Arony langsung merapat menyatakan siap menjadi pencari suara untuk Bunda Nanik.
Rupanya, kebiasaan Bunda Nanik turun ke desa dan dusun-dusun ketika suaminya Zaini Arony menjabat sebagai Bupati Lombok Barat membuatnya menuai buah manis di Pileg 14 Februari kemarin. Hasilnya, beliau mendulang suara tertinggi di Dapil 2 dan berhasil melenggang ke Udayana tanpa hambatan.
Tak main-main, sesuai hasil Pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, Bunda Nanik memiliki suara tertinggi di Partai Gerindra dengan total 21.494 suara, mengalahkan caleg incumbent Sudirsah Sujanto, SPdB SIP yang hanya mendapatkan 17.609 suara.
Suara Hj Nanik Suryatiningsih bahkan mengalahkan suara putranya sendiri Naufar Furqony Farinduan pada Pileg 2018 yang hanya mendapatkan suara 16 ribu lebih.
Luar biasa memang, siapa sangka, Bunda Nanik ternyata memiliki power yang tak kalah dengan H Zaini Arony suaminya. Padahal rekam jejak Bunda Nanik ketika mendampingi suami sebagai Bupati Lombok Barat hampir tak pernah bersentuhan dengan politik.
Keberhasilan Bunda Nanik duduk di kursi DPRD NTB bisa menjadi motifasi bagi politisi perempuan. Pasalnya, kebiasaan Bunda Nanik yang rajin turun ke dusun-dusun menjenguk masyarakat di Lombok Barat saat suami menjabat, memberi kesan tersendiri di hati masyarakat, terutama bagi Kepala Dusun (Kadus) dan istrinya.
Bayangkan saja, selama Zaini Arony menjabat sebagai Bupati Lombok Barat, dari 825 dusun yang ada saat itu, Bunda Nanik sudah berkunjung ke 725 dusun yang ada di Lombok Barat.
“Jadi saat itu saya kenal dengan semua Kadus di Lombok Barat, apalagi sama istri-istrinya, saya sangat akrab sekali,” aku Bunda Nanik.
Kedekatan Bunda Nanik dengan istri kadus-kadus berawal inisiatifnya membentuk organisasi Pikad Paguyuban Istri Kepada Desa (Pikad) Lombok Barat.
“Pikad ini satu-satunya di Indonesia, saya membuat ini dengan tujuan supaya Istri kepala desa mampu bersaing yang positif dengan suami, artinya klo ada masalah di desa tapi suami sedang tidak berada di desa, istri kades bisa mengambil peran membantu menyelesaikan,” ungkap Bunda Nanik.
Selain itu, tambah Bunda Nanik, Pikad ini sebagai ajang silaturahmi antar istri kedas dan kadus se Lombok Barat. Karena setiap bulan ada pertemuan rutin, yang mana setiap istri kades akan mengajak anggotanya yang tak lain adalah istri kadus.
“Sehingga antar 121 istri kades dan 825 istri kadus se Lombok Barat, tidak ada istilah tidak kenal, sebaliknya mereka akrab banget, menariknya lagi ajang silaturahmi setiap bulan itu kami gunakan untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman, mana program Pikad desa/dusun yang berhasil akan disharing oleh desa/dusun lain” kenang Bunda Nanik.
Namun sayangnya, begitu Zaini Arony turun, Pikad pun perlahan mulai bubar karena tidak ada pembinaa lebih lanjut. Pasalnya Bunda Nanik lebih mengfokuskan diri mengurus suaminya yang tengah menghadapi cobaan.
Selama hampir tujuh tahun lamanya Bunda Nanik tidak berinteraksi rutin dengan istri kades dan kadus seperti yang rutin dia lakukaan saat mendampingin Zaini Arony ketika menjabat sebagai Bupati Lombok Barat. Rindu luar biasa dia rasakan kerena baginya istri kades dan kadus sudah seperti keluarga yang sulit terpisahkan.
Itu sebabnya dia bersyukur ketika mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD NTB, dia memiliki kesempatan untuk bersilaturahmi lagi dengan kades dan kadus beserta istri, walaupun banyak diantara mereka yang sudah tidak menjabat lagi.
Itu sebabnya, usai di lantik sebagai anggota dewan, Bunda Nanik bertekad akan mengaktifkan kembali lembaga Pikad ini.
“Rencana akan kami hidupkan lagi nanti setelah di DPRD, akan kami aktifkan lagi membina istri-istri kades dan kadus agar lebih maju lagi,” tekad Bunda Nanik.
Bunda Nanik sangat merasakan kekuatan perempuan dalam pemiliu legislatif kemari , dimana tim perempuannya jauh lebih produktif dibanding laki-laki karena mereka lebih aktif mendulang suara door to door (dari pintu ke pintu) sehingga menghasilkan pemilih sejati yang tidak terpengaruh oleh money politik.***