Oleh: Buyung Sutan Muhlis
Sebuah isyarat yang menggunakan jari yang disepakati di suatu komunitas atau sejumlah negeri, belum tentu berlaku di seluruh dunia. Acungan jempol, misalnya. Sejak era medsos, orang-orang sering mengangkat jempol ketika di depan kamera, menyampaikan pujian, atau kesepakatan. Bahkan kata jempol sendiri kerap digunakan untuk mengungkapkan pengakuan. Misalnya, “Kamu ini jempolan!”
Saya mengutip dari sebuah situs pariwisata di Eropa, sebuah tip bagi para traveler yang mengunjungi berbagai negeri. “Apakah Anda ingin lebih banyak kontak dengan penduduk lokal selama perjalanan Anda? Maka cerdaslah untuk mempelajari lebih lanjut tentang adat-istiadat setempat. Bagaimanapun, mereka bisa sangat berbeda dengan kebiasaan kita,” demikian wanti-wantinya.
Misalnya, di beberapa negara atau wilayah, seperti Bali, sangat tidak sopan untuk menunjukkan sesuatu dengan tangan kiri. Demikian pula di India, negara-negara Islam di Afrika, Timur Tengah, dan umumnya Asia Tenggara.
Saya jadi teringat seorang kawan dari luar daerah yang ditegur keras di Lombok, gara-gara dia menunjuk dengan tangan kiri.
Di Belanda atau Belgia hampir tidak ada perbedaan antara tangan kiri dan kanan. Tapi di banyak negara kedua tangan memiliki fungsi yang jelas. Di negara-negara mayoritas Islam, Hindu, dan Budha di Asia Tenggara, tangan kanan digunakan untuk menjabat tangan seseorang, makan, dan mengambil benda-benda yang diserahkan.
Sebaliknya, tangan kiri untuk hal-hal yang najis, seperti pergi ke toilet dan melepas sepatu. Menyentuh seseorang dengan tangan kiri adalah penghinaan besar di negara-negara tersebut.
Membuat gerakan tangan juga dapat menyebabkan kebingungan pada komunitas tertentu. Di negara-negara seperti Irak, Iran, dan Afghanistan, mengangkat ibu jari bukan berarti oke. Tetapi itu adalah isyarat untuk menunjukkan alat kelamin wanita!
Sementara di Jepang, mengangkat ibu jari maksudnya adalah meminta uang. Jadi, gunakanlah jempol itu, “Ketika Anda ingin menarik tagihan.”
Artikel di website itu juga menyebut, di Bali dan negara-negara Buddhis seperti Thailand dan Sri Lanka, memuliakan kepala sebagai bagian tubuh tertinggi dan suci. Jadi jangan coba-coba menepuk kepala siapa pun di sana, termasuk kepala anak-anak.
Sedangkan kaki, di beberapa wilayah di Asia, menganggapnya bagian tubuh paling hina. Orang Nepal merasa tidak sopan menginjak seseorang. Jika Anda tidak sengaja menginjak kaki seseorang, Anda mesti meletakkan tangan Anda di lengannya lalu menyentuh kepala Anda sendiri. Beginilah cara memperbaiki kesalahan Anda.
Setelah membaca artikel itu, saya berintrospeksi. Saya termasuk orang yang suka menggunakan isyarat-isyarat jemari. Saya harus mulai berhati-hati. Siapa tahu suatu ketika saya berada di Irak, Iran, dan Afghanistan, lalu saya tak sadar mengangkat jempol. Bisa berabe! (Buyung Sutan Muhlis)