MATARAMRADIO.COM – Perhelatan MotoGP di Sirkuit Mandalika yang menghadirkan para pembalap internasional, tidak hanya berdampak bagi perkembangan ekonomi tapi juga budaya. Hal itu bisa terjadi jika para pembalap dan penonton mancanegara diberikan waktu khusus untuk mengunjungi ruang pameran museum.
“Harus dibuat waktu kunjungan khusus bagi para pembalap dan penonton dari luar negeri ke ruang pameran museum,” ‘ ucap Teguh, salah seorang pengunjung dari Surabaya , Sabtu 4 Oktober 2025.
Dalam pandangan Teguh, orang Indonesia harus paham akan budayanya dan budaya itu perlu dipamerkan agar orang dari luar Indonesia mengetahuinya.

Teguh melihat penataan ruang pameran di area Sirkuit Mandalika sudah cukup mewakili dan mampu menghadirkan nilai budaya masyarakat NTB.
“Tapi, para pengunjung perlu diarahkan untuk mengunjungi ruang pameran museum,” katanya.
Senada, Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menyatakan perlu ada upaya eksplorasi lagi soal budaya masyarakat.
‘Perlu juga membuka ruang pameran bukan hanya di area Sirkuit MotoGP tapi pada momen momen lainnya. Ruang pameran ini bisa menjadi ruang edukasi bagi masyarakat,” katanya.
Dengan adanya ruang edukasi, jelas Eko tinggal bagaimana membuat ruang edukasi tersebut bisa menjadi lebih menarik lagi untuk dikunjungi oleh masyarakat.
“Buat daya tarik lebih dalam lagi agar masyarakat mau mengunjunginya museum,” katanya
.
Menanggapi keinginan tersebut, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mengaku pihaknya sudah terlibat dalam berbagai pameran di mancanegara. Dan adanya ruang pameran museum di Sirkuit Mandalika bukan satu-satunya cara untuk lebih memperkenalkan museum kepada masyarakat.
“Museum NTB juga sering turut dalam pameran internasional ,” katanya,Minggu 5 Oktober 2025.
Menurut Ahmad Nuralam, hingga saat ini Museum NTB terus mengedukasi masyarakat agar membuat museum baik di tingkat kabupaten/ kota hingga di level desa.
“Ada tiga museum desa yang aktif yaitu museum Desa Genggelang Lombok Utara, museum Desa Jerowaru Lombok Timur dan museum Desa Golong Narmada Lombok Barat,” katanya.
Menurut Ahmad Nuralam, museum desa biasanya berisi pusaka yang memiliki nilai penting bagi desa sehingga kekayaan masyarakat tidak hilang,
“Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk mengidentifikasi benda-benda yang memiliki nilai penting kemudian dikumpulkan di museum desa,” katanya. ***





































































































































