Dr. Zulkieflimansyah: Danantara Harus Berani Berinvestasi Jangka Panjang!

Dr Zulkieflimansyah ketika bertemu dengan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Namun, menurut Dr. Zulkieflimansyah, mantan Gubernur NTB sekaligus anggota DPR RI tiga periode, ada tantangan besar dalam mengaitkan Danantara dengan industrialisasi.

Ia menilai bahwa pendekatan investasi yang bersifat jangka pendek dapat bertentangan dengan realitas industrialisasi yang membutuhkan waktu panjang dan strategi berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Dr. Zulkieflimansyah menekankan bahwa entitas investasi seperti Danantara cenderung memiliki orientasi jangka pendek dengan fokus pada pertimbangan finansial semata. “Mental model orang-orang investasi ini biasanya jangka pendek dan lebih mengedepankan pertimbangan-pertimbangan finansial. Dalam ilmu ekonomi, cara pemahaman teman-teman ini mazhabnya neoklasikal,” ujarnya.

BACA JUGA:  Komisi IX DPR RI Apresiasi Layanan Vaksinasi Booster di NTB

Sementara itu, proses industrialisasi memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. “Industrialisasi itu prosesnya panjang dan berliku. Butuh pembelajaran yang lama dan biaya yang tidak sedikit,” tambahnya. Oleh karena itu, mengharapkan Danantara untuk membiayai investasi seperti industrialisasi dianggapnya kurang realistis.

Meskipun demikian, Dr. Zulkieflimansyah mengapresiasi inisiatif Presiden Prabowo dalam membentuk Danantara. Ia menyebutnya sebagai terobosan luar biasa yang seharusnya sudah ada sejak lama untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional seperti industrialisasi dan hilirisasi. Namun, ia mengingatkan bahwa industrialisasi tidak bisa didekati dengan cara berpikir cepat dan jalan pintas. “Investasi untuk industrialisasi dan hilirisasi nggak bisa berbuah manis segera,” tegasnya.

BACA JUGA:  Ujicoba MBG di Mataram. SMKN 1 Mataram Lakukan Dua Shift

Sebagai contoh, ia mengutip investasi smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, oleh PT Amman yang telah dimulai bertahun-tahun lalu namun hingga kini belum selesai. Hal ini menunjukkan bahwa proses tersebut memang memakan waktu dan tidak mudah.

Dr. Zulkieflimansyah juga menyoroti pentingnya perubahan pola pikir di dalam Danantara. Menurutnya, perlu ada keseimbangan antara pendekatan finansial jangka pendek dan visi jangka panjang yang diperlukan untuk industrialisasi. “Perlu keberanian untuk investasi juga di sektor yang agak panjang tapi strategis,” katanya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya transparansi kepada publik agar tidak ada harapan bahwa semua investasi Danantara akan memberikan hasil instan. “Publik harus tahu ini. Jangan gelayuti Danantara dengan harapan untuk semua investasinya bisa berbuah manis segera. Butuh waktu,” jelasnya.

BACA JUGA:  Terjerat Kasus, Malaysia Pulangkan 229 Pekerja Migran Indonesia

Dalam konteks pemberdayaan UKM, Dr. Zulkieflimansyah mengingatkan keberhasilan NTB selama masa pandemi COVID-19, di mana muncul 5.000 UKM baru berkat insentif pemerintah. Ia menyarankan agar Danantara memiliki keberanian untuk berinvestasi pada UKM di seluruh Indonesia, dengan pemerintah daerah menyerap produk-produk mereka. “Saya yakin di tengah beratnya situasi ekonomi global, ekonomi kita akan bangkit karena UKM kita bergerak dan hidup,” ujarnya optimis.

Dengan demikian, Dr. Zulkieflimansyah berharap kehadiran Danantara dapat benar-benar mendukung industrialisasi dan hilirisasi secara fundamental, meskipun tantangan dan prosesnya memerlukan waktu yang tidak singkat. (editorMRC)