Inflasi Lotim Januari 2024 “Rendah dan Stabil”

Sebelum hal ini dibahas lebih jauh, istilah inflasi perlu dibedakan dengan disinflasi dan deflasi. Istilah inflasi digunakan untuk mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam periode tertentu. Sedangkan disinflasi merupakan penurunan atau perlambatan tingkat inflasi. Misalnya perlambatan tingkat inflasi dari 5 persen menjadi 3 persen dimana dalam hal ini terjadi tingkat disinflasi sebesar minus (-2 persen). Sebaliknya istilah deflasi digunakan untuk menggambarkan penurunan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam periode tertentu. Deflasi ini disebut juga inflasi negatif. Dalam disinflasi, inflasi tidaklah negatif (tetap positif), tetapi  hanya tingkat disinflasi yang minus (negatif).           

        Deflasi dapat menciptakan pengangguran. Kenaikan tingkat deflasi diikuti dengan naiknya tingkat pengangguran (Akerlof et al, 1996). Akerlof adalah peraih nobel ekonomi tahun 2001. Menurut Akerlof et al (1996) bahwa pada tingkat inflasi sebesar 0 (nol) persen diperoleh tingkat pengangguran sebesar 7,6 persen; ketika deflasi menjadi minus (-1 persen) terjadi kenaikan tingkat pengangguran menjadi 10 persen. Disisi lain, inflasi tinggi juga dapat menciptakan pengangguran. Hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran ini oleh Milton Friedman (1968) dan Edmund Phelps (1967,1968) digambarkan melalui sebuah kurva yang disebut “Kurva-Friedman-Phelps”. Dalam kurva tersebut, tingkat infasi memiliki hubungan positif dengan tingkat pengangguran. Artinya, ketika tingkat inflasi makin tinggi diikuti pula dengan makin tingginya tingkat pengangguran. Milton Friedman dan Edmund Phelps, keduanya adalah peraih nobel ekonomi. Milton Friedman meraih nobel ekonomi itu pada tahun 1976 dan Edmund Phelps meraihnya pada tahun 2006.

BACA JUGA:  ORANG SASAK SAKIT (Renungan di Sabit Pertama)

        Berdasarkan uraian sebelumnya dalam tulisan ini, maka tingkat inflasi yang diperlukan bukan inflasi yang tinggi dan bukan pula deflasi, melainkan inflasi yang “rendah dan stabil”. Dalam pada itu, inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Inflasi yang rendah dan stabil berdampak pada terjaganya daya beli masyarakat. Selain itu, inflasi yang rendah dan stabil juga kondusif bagi pelaku ekonomi dalam pengambilan keputusan. Dalam Peta Jalan (“Road Map”) Pengendalian Inflasi Daerah 2022-2024 oleh Kementerian Dalam Negeri (2022) telah ditetapkan sasaran atau target inflasi daerah yang dikategorikan “rendah dan stabil” pada tahun 2024 yakni  sebesar 2,5 persen dengan deviasi plus atau minus 1 persen. Artinya, sasaran atau target inflasi “rendah dan stabil” pada tahun 2024 berada pada kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen.                                                             

BACA JUGA:  04 July 2021

Berdasarkan data BPS NTB (2024) diperoleh inflasi di Lombok Timur pada Januari 2024 sebesar 2,71 persen “year-on-year” (yoy). Capaian inflasi Lombok Timur pada Januari 2024 sebesar 2,71 persen (yoy) tersebut, berada pada kisaran  1,5 persen hingga 3,5 persen, artinya sesuai dengan sasaran atau target. Dengan perkataan lain, inflasi di Lombok Timur pada Januari 2024 tergolong “rendah dan stabil”. Dari sisi kebijakan publik, ini menggambarkan bahwa Penjabat (Pi.) Bupati Lombok Timur Drs.H.M.Juaini Taofik, M.AP telah berhasil mengendalikan inflasi, sehingga inflasi di Lombok Timur “rendah dan stabil”. Dalam pengendalian inflasi ini”,  Pj. Bupati Lombok Timur, Drs.H.M.Juaini Taofik, M.AP telah memiliki langkah strategis yakni sebuah gerakan yang disebut “Silaturahmi untuk Lombok Timur Berkemajuan” disingkat SULTan.

BACA JUGA:  Tailing dan Penyakit Minamata  

Melalui gerakan ini, setiap hari Jum’at Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Lombok Timur bergerak ke pasar untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan inflasi seperti keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi. Dalam pada itu, SULTan merupakan implementasi dari 7 (tujuh) nilai inti ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonisasi, Loyal, Adaptif, Kolaboratif disingkat “BerAKHLAK” dan pelayanan prima (“excellent service”) 4K yang merupakan singkatan dari Ketepatan, Kecepatan, Keramahan, Kenyamanan.   (*)