MATARAMRADIO.COM, Mataram – Asosiasi Pearl NTB diminta lebih inovatif dan kreatif agar sanggup bertahan di masa pandemi ini.
Banyak hal yang dapat diambil sebagai hikmah dari masa pandemi ini.
Terutama menguji ketahanan ekonomi dan solidaritas antar sesama.
Demikian kutipan sambutan Walikota Mataram H Mohan Roliskana ketika membuka Mataram Pearl Festival yang pertama, di Mataram Craft Center (MCC) Pagesangan, Rabu (17/18/2021).
Sekedar diketahui, kegiatan festival ini diikuti sedikitnya 12 pelaku usaha yang berasal dari Jakarta, Denpasar, Makassar dan beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Selain gelaran perdana, kegiatan festival juga dimeriahkan sesi lelang mutiara untuk pertama kalinya di Kota Mataram.
Melalui kesempatan itu, Walikota menyarankan agar para pengrajin dan pengusaha saling bahu membahu karena keadaan ini mendorong semua pihak untuk bangkit lagi dari keterpurukan serta menguji semangat inovasi dan kreativitas.
“Dua hal ini, saya kira, yang sangat penting untuk suatu usaha dapat bertahan pada masa pandemi seperti sekarang ini,” ujarnya disaksikan yang hadir pada kesempatan itu, Wakil Walikota Mataram TGH Mujiburrahman, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana, Ketua GOW Kota Mataram Hj Waridah
Mujiburrahman, Asisten 1 Setda Kota Mataram Lalu Martawang, Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi, perwakilan Kecamatan Sekarbela, Lurah Pagesangan dan lainnya.
Disarankan pula kepada seluruh pelaku usaha mutiara untuk tetap terus
melakukan kegiatan-kegiatan sederhana yang melibatkan partisipasi pengrajin dari luar Mataram khususnya, dan NTB pada umumnya.
“Hal ini akan melengkapi penjualan secara online atau transaksi digital yang semakin marak belakangan ini,” seru Walikota.
Sementara, H Fauzi, Ketua Asosiasi Persatuan Pedagang dan Pengrajin Mutiara Lombok (Pearl) NTB dalam uraian sambutan panitia pelaksana kegiatan menjelaskan masa sulit yang dialami para pelaku usaha mutiara pasca Tragedi Gempa Lombok 2018.
“Saat (Gempa Lombok 2018) itu, hampir seluruh pengusaha mutiara kita mengalami penurunan omset secara drastis. Diperparah lagi selama masa pandemi Covid-19 ini hampir tidak ada kunjungan wisatawan sama sekali,” ungkapnya dengan seksama.
Lanjutnya, demi memulihkan keadaan terpuruk itu, para pelaku usaha kemudian mulai menerapkan penjualan melalui sistim online hingga menjemput secara langsung buyer-buyer (peminat dan pembeli) dari luar.
“Ini sebagai bentuk ikhtiar kami,” sebut Fauzi.
Pihaknya berharap melalui perhelatan internasional IATC (Idemitsu Asia Talent Cup) dan World Super Bike (WSBK) 2021 di Pertamina Mandalika International Street Circuit di Kute, Lombok Tengah, membawa dampak multiplier effect bagi sektor usaha kecil dan menengah di NTB. Khususnya momentum kebangkitan pengrajin mutiara Kota Mataram.
“Pelaksanaan festival pearl ini memang bertujuan untuk menunjukkan kepada khalayak luar bahwa pesona mutiara Lombok sangat cantik dan indah sehingga perlu dimiliki oleh warga masyarakat, khususnya pengunjung yang datang ke Lombok,” ulas Fauzi. (MRC-07)