Jika tidak Ada Haji Tahun ini, Pemerintah Indonesia Untung Rp 15 Triliun?

MATARAMRADIO.COM, Mataram –  Pemerintah Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk melarang jemaah haji luar negeri menyusul kenaikan kasus Covid-19 secara global dan kekhawatiran tumbuh tentang munculnya varian baru. Pertimbangan itu disampaikan oleh dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Jika larangan diterapkan, maka ini akan menjadi tahun kedua haji ditiadakan selama pandemi. Sampai saat ini, kata sumber tersebut, diskusi masih berlanjut, dan belum ada keputusan akhir apakah akan melanjutkannya, kata mereka dilansir dari bisnis.com.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR) DR Ali Bin Dahlan mengungkapkan, jika tahun ini Pemerintah Arab Saudi tidak izinkan haji, maka Pemerintah Indonesia secara tidak langsung untung  Rp 15 triliun.”Untungnya dimana? Dana haji tersebut dapat dipakai pemerintah bukan pergi keluar negeri,”tulis Ali dalam laman facebook pribadinya.

Tangkapan layar status DR Ali bin Dahlan di akun facebook pribadinya.

Disebutkan Ali, batiniah Pemerintah Indonesia sebenarnya senang  jika tidak ada haji tahun ini, karena ada untungnya. Sementara Pemerintah Arab Saudi ada ruginya walau tidak terlalu besar. “Dana abadi ummat dari haji yang jumlahnya sangat besar,sebaiknya dipakai membuat hotel hotel besar di Mekkah dan Madinah,agar sewanya kembali ke Indonesia lagi,”ulasnya.

BACA JUGA:  RSUP NTB Menuju Layanan Rumah Sakit Kelas Dunia

Menurut politisi senior NTB ini, jemaah haji dan umrah dari Indonesia jumlahnya jutaan orang setiap tahun dapat menyumbang pula untuk negeri asalnya.”Insya Allah pahalanya lebih besar.Tidak perlu  minta pendapat dari siapapun,pakai saja pendapat saya ini,”seloroh Ali penuh keyakinan.

Sebuah sumber resmi menyebutkan, sebelum pandemic Covid 19, sekitar 2,5 juta jamaah biasa mengunjungi situs-situs paling suci untuk umat Islam di Makkah dan Madinah untuk haji selama seminggu, dan ziarah umrah sepanjang tahun. Dari haji dan umrah, pemerintah Arab Saudi setidaknya menghasilkan sekitar US$12 miliar dalam setahun. Sebagai bagian dari rencana reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, kerajaan berharap untuk meningkatkan jumlah jamaah umrah dan haji masing-masing menjadi 15 juta dan 5 juta pada tahun 2020, dan bertujuan untuk menggandakan jumlah umrah lagi menjadi 30 juta pada tahun 2030. Ini bertujuan untuk mendapatkan 50 miliar riyal ($13,32 miliar) pendapatan dari haji saja pada tahun 2030. (EditorMRC)

BACA JUGA:  Selamat Jalan Al Mahsyar, Musisi Legendaris Lombok!