Rinjani Rescue Vertical Evacuation, Bukti Serius Pemprov NTB Kelola Rinjani

MATARAMRADIO.COM -Pemprov NTB bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan steakholder lainnya menggelar Pelatihan Rinjani Rescue Vertical Evacuation (RRVE).


Pelatihan yang digelar dari tanggal 16-20 Juli 2025 tersebut diperuntukkan bagi guide, porter dan komunitas pendaki.


Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal mengingatkan pentingnya standar pelayanan, pengamanan dan penyelamatan.


Gubernur berharap ke depannnya pasukan Rinjani Rescue Vertical Evacuation (RRVE) akan memiliki lisensi sebagai tim penyelamat apabila terjadi hal-hal yang bersifat darurat dikawasan pendakian Gunung Rinjani.
Gubernur menilai, bila RRVE memiliki lisensi akan memberikan dampak besar pada pandangan dunia internasional.


“Kemarin kami punya masalah dengan kapasitas. Hari ini, kami sudah tersertifikasi secara internasional. Ini membuktikan keseriusan kita untuk memperbaiki tata kelola di Gunung Rinjani,” katanya, Kamis 17 Juli 2025.

BACA JUGA:  NTB Tak Ingin Jadi Penyumbang Pekerja Migran Gelap

Gubernur juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dengan seluruh pihak guna memberikan kenyamanan bagi pendaki di Gunung Rinjani. Ini sejalan dengan rencana pemasangan signage (sistem tanda visual atau rambu-rambu) disepanjang trek pendakian sampai ke puncak.


Ia meyakini dengan dukungan dari salah satu brand Indonesia Consina, pihaknya akan bisa memasang signage disepanjang trek pendakian sampai ke puncak.

Disamping itu, kata Gubernur dalam meningkatkan kenyamanan para pendaki akan disiapkan fasilitas dan peralatan evakuasi berstandar internasional.

BACA JUGA:  Jakarta Dukung Kebijakan Pemprov NTB Izinkan Keluarga Ikut Pemulasaran Jenazah Positif Covid 19


Fasilitas ini akan diletakkan dilokasi yang tidak jauh dari zona rawan pendakian sehingga memungkinkan setiap tim penyelamat atau siapapun yang telah memiliki lisensi dibidang vertical rescue dapat memanfaatkan fasilitas tersebut guna mendukung misi kedaruratan.


“Jika terjadi situasi seperti kejadian sebelumnya akan lebih mudah menurunkannya ke lokasi, ke dead zone-dead zone yang ada disekitar Rinjani,” katanya.

Gubernur berharap, ke depan penyelenggaraan pembukaan pendakian sudah jauh lebih baik termasuk pengelolaan sampah, asuransi dan sebagainya.


Menurut Gubernur, tidak ada satupun program tata kelola kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang menggunakan biaya dari pemerintah.

BACA JUGA:  Organda NTB Minta Buka Harga


“Ini murni gotong royong dari seluruh pihak swasta serta pemangku kebijakan,” katanya.


Agam Rinjani dari Federasi Vertical Rescue Rinjani berharap jumlah peserta pelatihan rescue vertical dapat terus bertambah di masa mendatang.


Hal ini seiring peran vital porter dan guide dalam mendampingi para pendaki serta menjadi pihak pertama yang menghadapi insiden di jalur pendakian Gunung Rinjani.


Porter dan guide, menurut Agam memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan pendaki. Karena itu, peningkatan kapasitas melalui pelatihan penyelamatan vertikal sangat penting guna memperkuat kesiapsiagaan dan kemampuan mereka dalam menghadapi situasi darurat di medan yang berat dan berisiko. ***