Salman Khan Kembali Gagal Lewat ‘Sikandar’: Akhir Dominasi Box Office Idul Fitri?

Salman Khan kembali gagal di box office lewat film Eid terbarunya 'Sikandar'. Akankah masa kejayaannya benar-benar berakhir?

Dalam lebih dari satu dekade terakhir, setiap momen Lebaran selalu identik dengan kehadiran film aksi khas Salman yang mengguncang bioskop di seluruh India. Namun, kini, harapan publik pada film Eid Salman tampaknya mulai memudar, terlebih dengan kegagalan terbarunya, ‘Sikandar’, yang disebut-sebut sebagai titik terendah baru dalam kariernya.

Dominasi Film Idul Fitri yang Kini Tinggal Kenangan


Nama Salman Khan selama bertahun-tahun menjadi jaminan mutu untuk box office, terutama pada momen perayaan Idul Fitri. Sejak kesuksesan besar di awal era 2010-an, ia terus mempertahankan tradisi merilis film saat Lebaran dengan hasil yang hampir selalu memuaskan. Film-film seperti Wanted, Dabangg, Ek Tha Tiger, Kick, dan Sultan bukan hanya sukses secara komersial, tapi juga memperkuat imej Salman sebagai raja film festival.

Namun, sejak tahun 2017, tren ini mulai goyah. Film seperti Tubelight, Race 3, hingga Dabangg 3 tidak mampu memenuhi ekspektasi. Bahkan meski tetap mencetak keuntungan, performanya tak lagi seheboh dulu. Kekecewaan makin nyata pada film-film setelahnya seperti Kisi Ka Bhai Kisi Ki Jaan dan yang terbaru, Sikandar.

‘Sikandar’: Upaya Terakhir yang Belum Berbuah Manis


Film ‘Sikandar’ dirilis tepat saat Idul Fitri 2025 dengan ekspektasi tinggi untuk memulihkan dominasi Salman Khan. Namun sayangnya, film ini gagal menyentuh emosional penonton, bahkan bagi para penggemar fanatik Salman. Naskah yang lemah, penggarapan yang terkesan terburu-buru, dan alur cerita yang tak mampu membangun tensi membuat film ini hanya bertahan sebentar di layar lebar.

BACA JUGA:  Karisma Kapoor Gantikan Aishwarya Rai Bachchan Jadi Lawan Main Aamir Khan di Raja Hindustani, Ini Alasannya! 

“Film tersebut tidak memiliki kedalaman emosi, kesegaran dan alur cerita yang menarik, sehingga mengecewakan penonton bahkan penggemar berat Salman sekalipun,” ujar seorang kritikus yang mengamati tren perfilman Bollywood.

Banyak pengamat menilai bahwa rencana untuk mengejar momen Idul Fitri justru menjadi bumerang bagi kualitas film. Dengan penulisan naskah yang dikerjakan tergesa-gesa, film ini hanya menjadi tontonan biasa tanpa daya tarik istimewa.

Citra Bintang Laga yang Mulai Usang?


Kegagalan ‘Sikandar’ menambah daftar panjang film-film Salman Khan yang tidak berhasil memenuhi ekspektasi publik. Dalam beberapa tahun terakhir, hampir setiap filmnya mengalami hambatan di box office. Bukan karena kehilangan penggemar, tetapi karena pilihan proyek yang dianggap tak lagi relevan dengan selera penonton masa kini.

Salman masih tetap bintang besar, namun citranya di layar lebar mulai terlihat stagnan. Gaya khasnya sebagai pahlawan super yang menumpas kejahatan dengan tangan kosong kini terasa klise. Penonton kini lebih menyukai film dengan kedalaman cerita, karakter yang berkembang, dan pendekatan sinematik yang lebih segar.

“Salman perlu mengembangkan naskah yang lebih baik, mengubah citranya di layar kaca dan meninggalkan sindrom ‘jaminan Idul Fitri’,” ujar sumber yang dekat dengan lingkungan produksi Bollywood.

Apakah Ini Akhir “Jaminan Idul Fitri”?


Selama ini, Salman Khan memang seperti punya formula yang pas: rilis film di momen Idul Fitri, hadirkan aksi, bumbu cinta, dan lagu catchy — lalu uang pun mengalir deras. Tapi kini, dunia perfilman sudah berubah. Penonton lebih selektif, dan daya tarik sebuah film tak lagi hanya bertumpu pada bintang utama. Jalan cerita, dialog, editing, dan sinematografi yang solid menjadi faktor penentu.

BACA JUGA:  Bold Not Old: Cerita Seru  Jaya Bachchan bersama Putri dan Cucunya dalam Episode terbaru Podcast What The Hell Navya

Dengan penurunan kualitas naskah yang semakin terlihat jelas dan hasil box office yang terus merosot, Salman Khan tampaknya harus mengambil langkah besar. Apakah ia akan tetap bersikeras mempertahankan pola rilis saat Idul Fitri, ataukah mulai berani mengeksplorasi peran-peran baru yang lebih menantang?

Masih Banyak Tawaran, Tapi Risiko Juga Besar


Meski mengalami beberapa kegagalan beruntun, tawaran untuk Salman Khan tidak akan berhenti begitu saja. Para produser masih percaya bahwa nama besar Salman cukup kuat untuk menarik sponsor, penonton, dan perhatian media.

Namun mereka juga semakin sadar bahwa meraup keuntungan besar bukan lagi perkara nama besar semata. Proyek film membutuhkan kekuatan penuh — dari pra-produksi hingga pascaproduksi. Jika tidak, biaya produksi yang tinggi tidak akan mampu tertutup dengan pendapatan tiket yang menurun.

“Produser juga menyadari bahwa perolehan laba dari film-film tersebut tidak dapat menutupi biaya produksi kecuali jika film-film tersebut sukses,” ungkap seorang sumber industri.

Menuju Era Baru Salman Khan?


Kini, satu hal yang jelas: Salman Khan butuh evolusi. Ia bukan lagi bintang muda dengan pesona instan yang bisa menjual film sendirian. Penonton menginginkan cerita yang menggugah dan akting yang menyentuh. Jika Salman ingin mempertahankan eksistensinya sebagai bintang papan atas, ia harus merespons tren dengan cerdas.

BACA JUGA:  Nostalgia: Kirim Truk Penuh Mawar, Cara Amitabh Bachchan Merayu Sridevi  Agar Mau Jadi Lawan Mainnya di Film 'Khuda Gawah'

Ada peluang besar bagi Salman untuk tampil dalam peran-peran yang belum pernah ia mainkan sebelumnya — mungkin sebagai karakter yang lebih kompleks, lebih manusiawi, bahkan antagonis. Perubahan seperti ini bisa membuka babak baru dalam kariernya, layaknya Shah Rukh Khan dengan perannya di film aksi futuristik, atau Akshay Kumar yang menekuni genre sosial dan patriotik.

Review: Kilas Balik Gagalnya Rilisan Eid Salman


Mari kita lihat kembali deretan film Idul Fitri Salman Khan sejak 2017:

Tubelight (2017): Gagal menyentuh hati penonton.

Race 3 (2018): Cerita rumit dan tidak logis.

Bharat (2019): Gagal menjaga konsistensi cerita.

Radhe (2021): Rilis digital tanpa dampak signifikan.

Kisi Ka Bhai Kisi Ki Jaan (2023): Minim inovasi.

Sikandar (2025): Upaya terakhir yang belum berhasil.

Rangkaian ini menunjukkan bahwa “formula lama tak lagi ampuh”. Salman perlu pendekatan baru yang lebih tajam dan adaptif untuk kembali berjaya.


Film ‘Sikandar’ mungkin menjadi titik balik — apakah itu sebagai awal dari kebangkitan baru atau akhir dari era keemasan Salman Khan di Idul Fitri. Satu hal yang pasti: dunia perfilman India kini membutuhkan perubahan dan pembaruan, dan para bintang besar pun tak luput dari tuntutan tersebut.

Jika Salman mampu menghadirkan kejutan baru di proyek mendatang — yang lebih segar, kuat secara naskah, dan berbeda secara pendekatan — maka publik masih akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Namun jika tidak, bukan tak mungkin kita sedang menyaksikan akhir dari tradisi film Eid ala Salman Khan. ***