Cegah Banjir dan Hutan Gundul, Gubernur Ajak Warga Dompu Tanam Kelor

MATARAMRADIO.COM, Dompu – Pembabatan hutan dan penebangan pohon secara liar dan tak bertanggungjawab disebut-sebut sebagai salah satu penyebab hutan gundul dan menimbulkan bencana banjir yang hampir merata di sejumlah lokasi di Nusa Tenggara Barat.

Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah bahkan secara gamblang memaparkan kondisi hutan NTB yang memprihatinkan dan mengajak semua pihak melakukan introspeksi.”Banjir, Hutan yang Gundul dan Pelajaran dari Kilo Dompu,”tulis Gubernur dalam status di akun media sosialnya.

BACA JUGA:  Kapolres : Hukuman AA Diperberat

Menurut Gubernur, banjir merata menyapa NTB. Kalau ditanya apa penyebabnya, semua sepakat karena hutan yang gundul yang pohon-pohonnya sudah terjarah dan lahannya kemudian ditanami jagung.”Yang menanam jagung pun sadar, bahwa tindakan mereka bisa mengakibatkan banjir dan merugikan banyak pihak dan daerah kita. Tapi melarang mereka bukan persoalan mudah dan sederhana sepanjang alternatif selain menanam jagung kita tidak sediakan,”ulasnya.

Pemerintah, katanya, sudah bertahun-tahun melakukan penanaman kembali dan reboisasi. Bibit-bibit, buah-buaan dan lain-lain sudah tak terhitung jumlahnya ditanam.” Hasilnya nggak efektif karena hasilnya lama. Masyarakat tak bisa lagi di ajar berlama-lama dengan bermacam teori tapi tak menyediakan solusi alternatif yang segera, solusi yang instan mereka bisa rasakan dan nikmati,”paparnya.

BACA JUGA:  Rusunawa Murah Siap Terima Penghuni

Gubernur lantas mencontohkan bagaimana kondisi di Kecamatan Kilo Dompu yang kini mulai meretas jalan baru, mengambil solusi yang menurutnya bisa jadi alternatif untuk penghijauan hutan-hutan yang gundul.” Tanami hutan-hutan gundul kita dengan bibit-bibit kelor yang cepat menghasilkan dan harga jualnyapun sangat bagus. Pembelinya juga sudah ada. Dan kelor yang ditanam tetap memungkinkan jagung juga bersama untuk di tanam,”urainya.

BACA JUGA:  Meriah, Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi

Diungkapkan, dengan menanam Kelor yang cepat menghasilkan bisa kemudian diikuti dengan penanaman pohon-pohon lain yang butuh waktu panen lebih lama seperti buah-buahan. “Bibit kelor sudah ada 250 ribu di Kilo. Mungkin bisa dicoba juga di tempat lain,”demikian Gubernur. (EditorMRC)