MATARAMRADIO.COM, Mataram – Bicara soal kopi…tentu luwak atau musang ahlinya. Lah koq..ya iyalah… biji kopi yang keluar bersama kotoran luwak ini paling di buru dan mempunyai nilai jual tinggi. Diyakini, fermentasi dalam lambung luwak ini mampu memberi sensasi berbeda dalam hal rasa. Namun itu masih harus diolah oleh ahlinya agar rasa kopi semakin nyrupuuut.
Tempat nongkrong ngopi pun banyak rasa dan selera. tapi….warung La Pituk menawarkan nuansa lain dari yang lainnya.
Warung yang berada di pusat Kota Mataram ini menawarkan sensasi dalam khayal. Memanfaatkan meja dari lembaran kayu tua, sajian kopi dan makanan lain jadi memiliki rasa berbeda.
Dinding beton berlapis ukiran dan guratan kuas menambah kesan seakan berada di alam khayal nan halus.
Pastinya, makanan dan minuman yang disajikan di Warung La Pituk…..asli tidak di alam khayal.
Adalah Bambang Waluyantoro, owner La Pituk yang ingin menyajikan konsep berbeda. “Saya ingin mereka yang kesini (La Pituk) membawa kesan,” jelasnya saat obrolan santai bersama sejumlah pegiat pers.
Kesan yang seperti apa, Bambang pun hanya tersenyum. Ya….kesan memang tak bisa digambarkan dengan rangkaian kata atau bait bait puisi. Semuanya tersimpan dalam rasa yang ada dalam setiap qolbu orang yang menikmati hidangan bakso beranak, bakso mercon, bakso tulang iga atau renyahnya bakso kepiting.
Bila masih penasaran, sajian berbagai jenis soto pun siap menemani secangkir kopi maupun teh.
Bagi kamu yang demen makan sambil membaca, tak usah ragu bila lupa membawa buku bacaan. Majalah dan buku tua….hehehe buku yang terbit di bawah tahun 2000 , lembaran halamannya bisa menjadi teman dalam menikmati suapan makanan atau sruputan minuman hangat.
Untuk menuntaskan rasa hayal itu, La Pituk yang berada di mataram square membuka pintu mulai jam 12 siang ampe malam. (MRC-03)