TGB dan DR Kurtubi Masuk Daftar 6 Tokoh Sasak yang Diusulkan Jadi Menteri

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Gonjang-ganjing dan wacana Presiden Jokowi akan melakukan resuffle kabinet, rupanya memantik sejumlah tokoh penting di Nusa Tenggara Barat menyampaikan usulan mereka agar  mengakomodir orang NTB masuk sebagai menteri dalam kabinet Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

DR Ali Bin Dahlan, Sang Pendobrak yang mengusulkan 6 tokoh Sasak sebagai Calon Menteri/foto: istimewa

Adalah tokoh politik kontroversial DR Ali Bin Dahlan, mantan Bupati Lombok Timur dua periode yang mengajukan  enam tokoh Sasak asal Lombok yang layak dipertimbangan Presiden Jokowi sebagai menteri.”Jika presiden Jokowi ingin dikenang sepanjang sejarah oleh suku bangsa Sasak,dalam kesempatan pergantian menteri kali ini,berilah kesempatan kepada salah seorang putra Sasak untuk menjadi menteri,”tulis Ali BD dalam status di akun facebooknya, Sabtu (24/4)

Menurut Ali BD,  sejak Indonesia merdeka hanya Suku Bangsa Sasak yang tak pernah dipercaya sebagai menteri. Dia pun mengusulkan setidaknya 6 tokoh Sasak yang layak jadi menteri membantu Presiden  antara lain mantan Gubernur dan Tokoh NWDI DR TGH M Zainul Majdi MA, Dr Kurtubi Ahli Perminyakan Indonesia, Prof Pahrurozi, Sekjen PB NW, Prof Mansur Maksum, akademisi Universitas Mataram, Suhaili Fadhil Tohir,Mantan Bupati Lombok Tengah dan Lalu Nasib selaku Dalang dan Budayawan Sasak terkenal.”Mohon dipertimbangkan pak Presiden yang terhormat,”harapnya.

MATARAMRADIO.COM mencoba menelusuri lebih jauh profil  6 tokoh Sasak yang diusulkan sebagai menteri oleh DR Ali Bin Dahlan. Berikut catatannya!

  1. DR TGH M Zainul Majdi MA

Lahir dari keluarga tokoh Islam di Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi mencoba mengikuti jejak kakeknya sebagai tuan guru. Tak sekadar itu, ia juga sukses sebagai gubernur.

Muhammad Zainul Majdi atau yang biasa dipanggil Tuan Guru Bajang lahir di Pancor, Selong, NTB, 31 Mei 1972. Tuan Guru Banjang merupakan putera ketiga dari pasangan HM Djalaluddin SH dan Rauhun Zainnuddin Abdul Majid. Ayahnya seorang pensiunan birokrat Pemda NTB. Sementara kakeknya adalah tokoh Islam dan pendiri ormas Nahdlatu Al- Wathan.

DR TGH M Zainul Majdi, mantan Gubernur NTB berada di urutan pertama tokoh Sasak yang Diusulkan Sebagai Calon Menteri /foto: Facebook

Zainul Majdi mengenyam pendidikan dasarnya di SDN Mataram. Lalu ia melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah,  Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor, dan lulus pada tahun 1990.

BACA JUGA:  Bawaslu Dukung KPU Tak Loloskan 7 Parpol Peserta Pemilu 2024

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Ma’had Darul Qur’an Wal–Hadits Pancor, setahun kemdian ia lulus tepatnya di tahun 1991. Tuan Guru Bajang melanjutkan pendidikan di perguruan tingginya di luar negeri mengambil program S1 Jurusan Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Fakultas Ushuluddin di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.

Ia lulus mendapat gelar sarjana pada tahun 1995. Pendidikannya tak hanya berhenti di sana, ia melanjutkan program S2 dan S3 pada bidang dan perguruan tinggi yang sama. Ia berhasil meraih gelar doktor pada tahun 2010.

Dalam perjalanan kariernya Zainul Majdi adalah seorang dai yang ia lakukan sejak tahun 1999. Dia sendiri bergabung dalam ormas Islam Nahdlatu Al-Wathan, bahkan dia menjadi Ketua Umum PB Nahdlatu Al-Wathan tersebut.

Selain berkecimpung di dunia dakwah dan pendidikan, ia terjun ke dunia politik bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Pada tahun 2004, dia menjadi anggota DPR periode 2004-2009. Tapi ia tidak menuntaskannya, karena pada tahun 2008, ia maju pada Pilgub NTB. Muhammad Zainul Majdi terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013.  Ia menjadi gubernur pada usia 36 tahun.

Pada Pilgub 2013, ia maju kembali dengan kendaraan politik Partai Demokrat. Ia terpilih kembali untuk periode 2013-2018. Zainul Majdi pun akhirnya menjadi salah satu gubernur termuda Indonesia yang menduduki dua periode

  • DR. H. Kurtubi, SE., M.Sp., M.Sc

Kurtubi lahir pada 9 April 1951 di Kediri, sebuah desa yang dikelilingi pegunungan di Lombok Barat.

BACA JUGA:  Mendagri : Tak Ada Pengumpulan Massa

Kurtubi mengenyam pendidikan dasar di Kediri pada 1957 hingga 1963, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama, di Mataram tahun 1966. Tamat SMP, Kurtubi tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi karena masalah ekonomi.

Pada masa ini Kurtubi muda tampak ingin mengubah keadaan, memacu semangatnya untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya. Mengumpulkan recehan rupiah demi mengejar pendidikan yang tertinggal. Sepertinya Kurtubi yang masih beranjak usia belia yang tidak semestinya dituntut menanggung beban yang bobotnya melampaui usianya.

Namun spiritnya tidak pernah loyo. Buktinya rangkaian pergulatan keras dia mengukir prestasi yang fantastik. Menempati posisi yang sangat strategis di sebuah perusahaan besar dan bergengsi. Yaitu menjadi Staf Ahli Dewan Komisaris PERTAMINA Tahun: 1977 – 2006. Tahun 1969 masuk di Ilmudasi (PAS), SMA N Mataram dan baru berhasil tamat pada tahun 1996. Barangkali ada benarnya pepatah ini, bahwa setiap telapak perjuangan, lazimnya pasti ada sentuhan tangan dingin dari manusia-manusia hebat diskitarnya.

DR. H. Kurtubi, SE., M.Sp., M.Sc, Pakar Perminyakan Indonesia Kelahiran Kediri Lombok Barat sebagai urutan Kedua tokoh Sasak yang diusulkan menjadi Calon Menteri / foto: Google Image

Begitu pula dengan kurtubi, peran dan support sang Bunda yang menilai kurtubi dari kebiasaannya (menganalisa fenomena kesejahteraan social masyarakat) anak ini memiliki kemampuan (potensi) yang special di bandingkan saudara sebayanya. Maka ia disarankan naik ke tangga berikutnya untuk berkonsentarsi pada salah satu cabang keilmuan. Sebelum memutuskan kuliah di Univeristas ternama di republik ini, Kurtubi pernah selama 4 (empat) tahun bergumul di Statistik, Akademi Ilmu Statistik dari tahun 1973 – 1977.

Selanjutnya dengan ridho Tuhan Kurtubi pun deal diterima berproses mengambil jurusan Finance di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1982. Tahun 1986 lulus (± 3 ¼ tahun-Comloude). Tiga tahun lebih menjalani kuliah, pergulatannya di dunia keilmuan belum saja usia. Tahun 1992 – 1993 Kurtubi terus mangasah ilmunya di Mineral Economis, Colorado School Ofmines CCSM.

BACA JUGA:  Begini Penanganan Terduga Pasien Kena Virus Corona Asal India di RSUD Soedjono Selong

Dan Tahun 1996 masih menyempatkan diri masuk di Mineral Economis, Colorado School Of Mines (CSM) USA selesai pada tahun 1998 di saat gelombang reformasi mencapai titik didih yang tidak menyurutkan niatnya. Di sela civitas kampus kemahasiswaan, Kurtubi sempat menyibukkan diri di beberapa organisasi ekstra maupun intra. Karena ia senang mengikuti kajian-kajian tentang Sosial ekonomi, Politik & Budaya bersekala regional maupun nasional. Kurtubi sala satu bagian dari kelempok perjuangan anak-anak muda militant yang menggagas dan di percaya sebagai Dekalator tunggal GERAKAN PEMANTAPAN PANCASILA tahun 1995-1995.

Sharing ide pada level Internasional juga ia tekuni kosisten, ini membuktikan minat keilmuannya dikelola baik secara kontinu. Seperti misalnya pernah berkecimpung di orgnasasi USAEE, OHIO dan AEA, USA pada tahun 1996-1996. Di tengah malang melintang dalam dunia professional, bapak yang bertenaga progresif ini juga tokoh yang religius. Kecendekiawanannya dapat di uji,  Kurtubi sempat menjadi Dewan Pakar ICMI di era 2012. Mercesuar baru setelah ‘historical review’ monografi singkat masa kecilnya yang ulet, jejak pendidikan yang penuh cita-cita meskipun menimba ilmu di tanah rantau. Proses awal merintis karir, merajut bahtera hingga sukses menjadi Komisaris PT. Newmont Nusa Tenggara Tahun 2000 – 2013. Jalan panjang pengabdian itu, kini Kurtubi semakin menemukan jati dirinya.

Lewat pilar “Restorasi Bangsa” menjulang, satu-satunya anggota DPR RI Fraksi Partai Nasional Demokrat Komisi VII ini yang lolos dari Daerah pemilahan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan komitmen “Politik adalah Jalan Pengabdian Mendedikasikan Diri pada Masyarakat”.Kurtubi ingin menerohkansejarah baru, memperbaiki republik ini dari hulu hingga hilir. Itulah catatan penting dari apa yang sederetan sudah ia lakukan dan di cita-citakan. (bersambung)