MATARAMRADIO.COM — Tim KKN Literasi Universitas Mataram melaksanakan rangkaian kegiatan pendataan dan pengelolaan perpustakaan Desa Lembar Selatan.
Kegiatan pendataan berlangsung pada 10–14 Agustus 2025, fokus pada pendampingan pengurus dalam pendaftaran dan pengajuan NPP (Nomor Pendaftaran Perpustakaan) serta inventarisasi koleksi.
Kegiatan dilanjutkan dengan fase pengelolaan selama 15–19 Agustus 2025, mencakup penataan ruang, digitalisasi koleksi melalui INLISLite, dan pelatihan pengurus. Mahasiswa kemudian terus membantu pelayanan perpustakaan sampai akhir masa KKN untuk memastikan keberlanjutan layanan.


Pada fase pendataan (10–14 Agustus 2025), mahasiswa mendampingi pengurus perpustakaan dalam proses administrasi pendaftaran NPP—langkah penting agar perpustakaan mendapat identitas resmi—serta melakukan pendataan koleksi buku secara menyeluruh (kategori anak, fiksi, non-fiksi, agama, dan referensi). Data fisik dipilah, diberi label dasar, dan disiapkan untuk proses digitalisasi.
Memasuki fase pengelolaan (15–19 Agustus 2025), salah satu kegiatan utama adalah penataan ulang ruang perpustakaan. Pemerintah desa menyediakan sebuah ruangan yang sebelumnya berfungsi sebagai gudang; ruangan tersebut dibersihkan, ditata, dan diubah menjadi ruang perpustakaan sederhana yang ramah pengunjung. Tim juga melakukan input koleksi ke aplikasi INLISLite sehingga katalog menjadi digital dan lebih mudah dikelola.



Selain digitalisasi dan tata ruang, mahasiswa menyusun SOP peminjaman sederhana, menyusun jadwal operasional, menyelenggarakan pendampingan membaca untuk anak-anak, serta memberikan pelatihan teknis penggunaan INLISLite kepada pengurus. Semua langkah ini dimaksudkan agar pengurus mampu melanjutkan pengelolaan secara mandiri setelah masa pendampingan.

Ketua tim KKN Literasi Universitas Mataram, Mukjizat Aji Assabani, menyampaikan, “Pendaftaran NPP dan digitalisasi katalog akan mempermudah perpustakaan Desa Lembar Selatan terintegrasi ke jaringan perpustakaan formal. Perubahan gudang menjadi ruang baca menunjukkan komitmen desa; kami hadir untuk memampukan pengurus agar layanan berkelanjutan.”

Respons masyarakat sangat positif: anak-anak dan orang tua menunjukkan antusiasme tinggi, sementara pengurus merasa lebih percaya diri setelah menerima pelatihan langsung. Keberadaan ruang baca baru dan katalog digital diharapkan membuka peluang dukungan eksternal serta memperluas akses literasi bagi warga desa.
Rekomendasi
Tim merekomendasikan monitoring berkala pasca-KKN, penambahan koleksi sesuai kebutuhan lokal, serta dukungan perangkat desa untuk menjaga kontinuitas operasional. Pendampingan lanjutan dalam bentuk mentoring penggunaan INLISLite dan manajemen perpustakaan akan memperkuat kapasitas pengurus sehingga perpustakaan dapat menjadi pusat literasi berkelanjutan di Desa Lembar Selatan. (***)










































































































































