MATARAMRADIO.COM – Kota Mataram bersiap menyambut pesta demokrasi lima hari lagi. Pilkada kali ini menjadi sorotan publik, terutama dengan dua pasangan calon (paslon) yang berlaga: pasangan petahana HARUM dan paslon penantang Lalu Aria Dharma-Weis Arqurnain (AQUR).
HARUM yang telah mengakar selama 25 tahun tampak percaya diri dengan dukungan besar dari Partai Golkar. Namun, kehadiran AQUR menjadi tantangan serius yang tak bisa dianggap remeh. Berbagai pengamat politik memprediksi bahwa AQUR memiliki peluang besar untuk menciptakan kejutan di Pilkada Kota Mataram 2024.
Strategi “Membangun dari Kampung” yang Menggugah
Paslon AQUR mengusung jargon “Membangun dari Kampung,” sebuah pendekatan yang dianggap relevan dengan kebutuhan masyarakat Mataram saat ini. Konsep ini menawarkan solusi bagi permasalahan di permukiman padat penduduk, seperti kemiskinan, kebersihan, dan kurangnya fasilitas publik.
“Warga Kota Mataram sangat memahami bahwa wajah kota ini memang terlihat bagus, tetapi gang-gang kecil masih menyimpan banyak masalah,” ujar pengamat politik Dr. Ihsan Hamid dari UIN Mataram.
Kebijakan dari hilir ke hulu yang ditawarkan AQUR diyakini dapat menarik simpati warga, terutama tokoh masyarakat lokal seperti kepala lingkungan (kaling).
Fenomena Head-to-Head yang Menguntungkan Penantang
Situasi Pilkada Kota Mataram yang hanya menghadirkan dua paslon memberikan keuntungan bagi AQUR. Dr. Ihsan menyebutkan bahwa pemilih rasional, silent majority, dan mereka yang kecewa dengan kinerja petahana berpotensi besar beralih ke AQUR.
“Kondisi ini mirip dengan Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana penantang mampu menggeser dominasi petahana meski awalnya survei menunjukkan hasil sebaliknya,” tambah Ihsan.
Dukungan signifikan juga datang dari beberapa komunitas penting, termasuk jamaah NW, masyarakat Bima, dan Sumbawa yang menetap di Kota Mataram.
Kekuatan Jaringan Militan AQUR
Keunggulan lain AQUR terletak pada kekuatan jaringan pendukung mereka. Dukungan partai koalisi seperti PPP, PKS, PAN, dan Hanura memberikan basis massa yang militan dan terorganisir.
“Tim sukses dan relawan AQUR bekerja sangat massif, dengan metode door-to-door yang terbukti lebih efektif dibandingkan kampanye besar di lapangan,” jelas Ihsan.
Selain itu, AQUR dinilai memiliki logistik akhir yang siap, sebuah elemen penting yang sering kali menjadi penentu kemenangan di Pilkada.
Faktor Personalitas dan Rekam Jejak Pemimpin
Kedekatan personal AQUR dengan masyarakat juga menjadi pembeda utama dari petahana. Lalu Aria Dharma dikenal bersih dari praktik korupsi dan memiliki rekam jejak birokrasi yang baik. Sementara itu, calon wakilnya, Weis Arqurnain, adalah tokoh muda dengan latar belakang pendidikan agama dari Universitas Al-Azhar Mesir, yang membuatnya mendapat tempat di hati masyarakat.
“Paslon ini tidak hanya menawarkan program, tetapi juga sosok yang mudah diakses dan dekat dengan rakyat, berbeda dengan petahana yang dianggap eksklusif,” tambah Ihsan.
Peluang dan Tantangan Menjelang Pencoblosan
Meski peluang kemenangan AQUR terlihat cerah, Dr. Ihsan mengingatkan bahwa kerja keras dan koordinasi tim tetap menjadi kunci utama. Kompetisi yang ketat menuntut soliditas dan strategi yang matang hingga hari terakhir.
“Kemenangan tidak akan datang tanpa kontrol dan pengawasan kerja tim yang maksimal,” tutup Ihsan. (editorMRC)