6 Oktober Hari Cerebral Palsy Sedunia : Kenali Apa itu Cerebral Palsy

Cerebral Palsy atau lumpuh otak merupakan penyakit atau kelainan yang mengganggu system gerak dan koordinasi pada tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak, terjadi biasanya sejak anak dalam kandungan. Namun dalam beberapa kasus cerebral palsy dapat terjadi selama proses persalinan atau dalam dua tahun perkembangan anak-anak. 

Cerebral palsy adalah penyebab paling umum dari cacat motorik di masa kanak-kanak.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gangguan tersebut memengaruhi setidaknya 1,5 hingga 4 dari setiap 1.000 anak di seluruh dunia.
Gejala cerebral Palsy yang terjadi pada anak-anak atau bayi memiliki beberapa gejala seperti dibawah ini: 

Terlambatnya perkembangan motorik, seperti duduk atau merangkak

BACA JUGA:  Revitalisasi Posyandu, Cegah Kekerasan Pada Anak dan Perempuan

Cara berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit

Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh, seperti menyerek satu tungkai tangan untuk mengambil benda 

Tremor

Otot kaku atau lunglai

Gangguan kecerdasan

Gangguan pendengaran atau penglihatan 

Gangguan berbicara 

Kejang

Terus menerus mengeluarkan air liur 

Kejang 

Penyebab cerebral palsy sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi penyakit ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak pada anak. Kondisi ini berlangsung sejak dalam kandungan, akan tetapi dapat berlangsung juga selama proses persalinan atau beberapa tahun pertama anak lahir. Meskipun penyebabnya belum diketahui sampai saat ini, namun kondisi ini diduga dipicu oleh sejumlah factor sebagai berikut: 

BACA JUGA:  Lagi Gubernur NTB Disuntik Vaksin Covid 19

Infeksi hamil yang mempengaruhi janin. Seperti cacar air, sifilis, infeksi toksoplasma 

Terganggunya suplai darah ke otak janin (stroke janin).

Perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayi.

Bayi kembar dua atau lebih. Risiko terjadinya cerebral palsy akan meningkat pada salah satu bayi yang selamat, apabila bayi yang lain meninggal saat lahir.

Berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari 2,5 kilogram.

Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan.

Kelahiran prematur, yaitu lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

Kelahiran sungsang, yaitu lahir dengan kaki terlebih dulu keluar.

BACA JUGA:  Kecelakaan, Jasa Raharja dan BPJS Kesehatan Jadi Jaminan

Radang pada otak atau selaput otak bayi.

Penyakit kuning yang meracuni otak (kernikterus).

Cedera parah di kepala, misalnya akibat terjatuh atau kecelakaan.

Untuk anak penyandang cerebral palsy, pada proses pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan obat dari dokter, menggunakan metode terapi atau operasi apabila terjadi kompilkasi yang menyebakan gangguan pada tulang penderita cerebral palsy.

Pengobatan-pengobatan pada penyandang cerebral palsy tidak dapat menyembuhkan secara permanen, pengobatan ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang dapat terjadi kapan saja akibat penyakit yang tidak ditangani dengan baik. (Penulis : AW/Diolah dari berbagai sumber)