Pandemi covid 19 yang melanda negeri sejak setahun lalu, memberi dampak dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, tidak terkecuali persoalan ekonomi.
Dunia usaha kalang kabut. UMKM kocar kacir, imbasnya hampir semua sendi kehidupan masyarakat bermasalah. Berbagai strategi pun dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan masyarakat. Namun, hingga kini kehidupan masyarakat belum terbebas dari imbas pandemi covid 19.
Dan persoalan ekonomi masih harus ditelusuri untuk dicari solusinya.
Tentu, para pemimpin negeri ini terus berpikir membuat kebijakan yang dapat memberi secercah harapan hidup di masa datang.
Ada catatan sejarah di Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok, dimana salah satu ulama memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat saat itu yakni TGH Muhammad Sholeh atau lebih dikenal dengan panggilan TGH Lopan.
TGH Lopan, salah satu penyebar agama Islam di Lombok ini bisa menjadi contoh tonggak kebangkitan ekonomi masyarakat. Dengan pembangunan embung (bendungan), TGH Lopan memberi nuansa bagaimana memanajemen air yang melimpah saat musim hujan dan memanfaatkannya saat musim kemarau.
Pemikiran TGH Lopan yang melihat kondisi riil di lapangan hendaknya menjadi acuan pemikiran bagi siapa saja yang ingin memberikan sumbangsih bagi kemajuan masyarakat.
Namun berkaca dari posisi TGH Lopan, sebagai tokoh agama yang menjadi panutan dan contoh hidup masyarakat, hendaknya pula tokoh-tokoh yang menjadi panutan masyarakat berpikir realistis visioner. Artinya, seorang pemimpin tidak hanya berpikir untuk saat ini tapi berkaca dari persoalan saat ini untuk melangkah ke masa depan lebih baik.
Bila TGH Lopan melihat kondisi saat itu, dimana persoalan masyarakat yang bertumpu pada dunia pertanian dan persoalan yang muncul ketika musim kemarau, dimana air sangat sulit didapat maka TGH Lopan membuat embung-embung di setiap wilayah. Dengan embung tersebut, persoalan kesulitan air di musim kemarau bisa teratasi dan masyarakat bisa terus beraktifitas di dunia pertanian sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan ekonomi.
Kejernihan berpikir TGH Lopan inilah yang harus diapresiasi. Dengan kejernihan berpikir yang berfokus mengabdi demi kehidupan masyarakat tentu akan menghasilkan asa yang diharapkan.
Begitupun dengan para pemimpin atau panutan hidup tentu harus mampu berpikir jernih dengan fokus mengabdi kepada masyarakat. Bila ini mampu diwujudkan, tentu hasil yang diinginkan akan berbuah manis. Namun, bila belum mampu berpikir jernih dengan fokus mengabdi kepada masyarakat, maka hasil biasanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kenapa, karena ada niat yang tidak lurus maka hasilnya pun tentu akan mengalami ketidaksesuaian akibat tidak adanya keselarasan antara keinginan pemimpin atau panutan dengan keinginan masyarakat.
Maka dari itu, ketika seorang pemimpin ingin membangun suatu daerah/masyarakat hendaknya dimulai dengan kejernihan berpikir dengan fokus mengabdi untuk masyarakat. Insha. Allah, hasil yang didapat akan sesuai yang diinginkan. Semoga (Tim Weekend Editorial)