Ekonomi NTB Minus, Gubernur Iqbal Minta Relaksasi Ekspor Konsentrat PT AMNT

MATARAMRADIO.COM– Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan telah berkomunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait permintaan relaksasi ekspor konsentrat tambang milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat. Permintaan ini diajukan menyusul pertumbuhan ekonomi NTB yang tercatat minus 1,47 persen pada triwulan I 2025.

“Sudah saya komunikasikan. Tim dari Kementerian ESDM bahkan telah turun langsung dan melakukan investigasi ke smelter PT AMNT,” ujar Iqbal saat ditemui di Pendopo Gubernur NTB, Senin (16/6/2025).

BACA JUGA:  Wagub : Pastikan DTKS Benar

Menurut Iqbal, tim ESDM datang bersamaan dengan kunjungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) beberapa waktu lalu. Investigasi dilakukan guna mengetahui penyebab belum optimalnya operasional smelter milik AMNT.

Gubernur Iqbal menegaskan pihaknya akan meminta Kementerian ESDM memberikan relaksasi ekspor konsentrat untuk jumlah dan waktu tertentu sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.

Sebelumnya, dalam Musrenbang RPJMD 2025–2029 yang digelar di Hotel Lombok Raya, Mataram, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa NTB termasuk salah satu dari dua provinsi dengan pertumbuhan ekonomi negatif.

BACA JUGA:  Bahan Bakar Solar Di NTB Mengalami Kelangkaan

“Ada dua provinsi yang pertumbuhannya minus. NTB minus 1,47 persen dan Papua Tengah bahkan mencapai minus 25,53 persen,” ujar Tito dalam pidatonya di hadapan Forkopimda serta kepala daerah se-NTB, Rabu (4/6/2025).

Menurut Tito, ekonomi NTB masih sangat bergantung pada sektor tambang, terutama di Pulau Sumbawa. Penutupan sementara ekspor konsentrat akibat belum optimalnya smelter PT AMNT disebut menjadi salah satu penyebab utama.

BACA JUGA:  Kepala BKKBN : Perhatikan Ibu Hamil

“Setelah kami dalami, ternyata penutupan ekspor konsentrat karena smelter belum beroperasi optimal sangat memengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah,” jelas Tito.

Tito pun mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk membahas potensi relaksasi kebijakan ekspor konsentrat hasil tambang.

“Saya tahu Pak Gubernur Iqbal sudah bekerja keras. Semoga ada kebijakan relaksasi agar NTB bisa segera bangkit kembali,” tutup Tito.***