Percepatan IPM Lombok Timur: Dari Peringkat 9 Ke 7

Topik yang dibahas dalam tulisan ini yakni apa itu pembangunan manusia kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai indikator untuk mengukur capaian pembangunan manusia dan percepatan IPM Lombok Timur. Pembangunan manusia telah digunakan sebagai pendekatan pembangunan dunia oleh UNDP sejak tahun 1990. Konsep pembangunan manusia oleh UNDP dikembangkan dari teori Amartya Sen (1989) tentang kefungsian (“functioning”) dan kapabilitas (“capability”). Amartya Sen adalah peraih Nobel bidang ekonomi pada tahun 1998.

Kefungsian berkaitan dengan berbagai hal yang oleh seseorang bernilai atau menjadi bernilai. Orang mengkonsumsi makanan bergizi untuk menjadi sehat. Orang sehat memiliki kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi; sehingga lebih produktif dibandingkan orang tidak sehat. Demikian pula, orang terdidik akan menjadi lebih produktif dibandingkan orang tidak terdidik (buta aksara). Disisi lain, kapabilitas merupakan berbagai potensi kefungsian yang berpeluang untuk dipilih dan setiap orang memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan. Oleh karena itu, kapabilitas berkaitan dengan peluang dan kebebasan.

      Boleh jadi dua orang yakni orang terdidik dan orang tidak terdidik memiliki kefungsian sama, misalnya tidak membaca koran. Dalam kaitannya dengan kapabilitas, maka orang terdidik tersebut memiliki kapabilitas lebih dibandingkan orang tidak terdidik. Dengan kapabilitasnya itu, orang terdidik memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan apakah ia mau membaca koran atau tidak membacanya. Berbeda dengan orang tidak terdidik (buta aksara) dimana ia tidak memiliki pilihan lain; yakni terpaksa tidak membaca koran tersebut karena memang tidak bisa membaca.

BACA JUGA:  Saya Senang, Jika (Kembali KAJAKU)

      Pembangunan manusia adalah proses memperbanyak pilihan-pilihan manusia. Pada dasarnya pilihan tidak terbatas dan dapat berubah sepanjang waktu. Tetapi, ada tiga pilihan esensial yaitu dimensi kesehatan (hidup sehat dan berumur panjang), dimensi pendidikan (berpengetahuan), dan dimensi ekonomi (standar hidup layak). Jika ketiga pilihan esensial tersebut tidak tersedia, maka peluang-peluang lainnya bakal sulit diperoleh. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indikator untuk mengukur capaian pembangunan manusia.

      IPM meliputi tiga dimensi yaitu dimensi kesehatan (umur panjang dan hidup sehat), dimensi pendidikan (pengetahuan), dimensi ekonomi (standar hidup layak). Ketiga dimensi tersebut mencakup empat indikator. Indikator dimensi kesehatan adalah Umur Harapan Hidup sejak lahir (UHH). Dimensi pendidikan meliputi dua indikator yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama sekolah (RLS). Indikator dimensi ekonomi adalah Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan (“Purchasing Power Parity”). Dalam pada itu, perhitungan nilai IPM diperoleh dengan metode agregasi yakni dengan menggunakan rata-rata geometrik.                  

BACA JUGA:  RSI Siti Hajar Mataram (Watak Inlander dan Kepungan Kapitalis Kesehatan)

      Bagaimana dengan capaian IPM Lombok Timur?. Kabupaten Lombok Timur telah dipimpin 2 (dua) periode oleh Bupati Lombok Timur, H.M.Sukiman Azmy yaitu periode I (2008-2013) dan periode II (2018-2023). Pada akhir masa jabatan H.M.Sukiman Azmy sebagai Bupati Lombok Timur periode I berdasarkan data BPS Lombok Timur (2013) diperoleh nilai IPM Lombok Timur pada tahun 2012 sebesar 64,91 atau IPM Lombok Timur berada pada peringkat 7 dari 10 kabupaten/kota di NTB.    

      Pada awal masa jabatan  H.M.Sukiman Azmy sebagai Bupati Lombok Timur periode II nilai IPM Lombok Timur pada tahun 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 65,35 dan 66,23 yang menempatkan IPM Lombok Timur justru terpuruk pada peringkat 9 dari 10 kabupaten/kota baik pada tahun 2018 maupun 2019. Untuk melakukan percepatan (akselerasi) peningkatan IPM, Bupati Lombok Timur, H.M.Sukiman Azmy membentuk Tim Koordinasi Percepatan Peningkatan IPM Lombok Timur yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Lombok Timur.

BACA JUGA:  Merumuskan Kembali Cara Menyinta Kepada Maulanassyekh (Catatan Sederhana Seorang Abituren, Murid, Pecinta tak Berpaling)

      IPM Lombok Timur baik pada tahun 2020 maupun 2021 mengalami percepatan dimana berdasarkan data BPS NTB (2022) nilai IPM Lombok Timur pada tahun 2020 sebesar 66,30 dan sebesar 66,66 pada tahun 2021 yang menempatkan IPM Lombok Timur berada pada peringkat 8 dari 10 kabupaten/kota di NTB. Pada tahun 2022 IPM Lombok Timur kembali mengalami percepatan dimana berdasarkan data BPS NTB (2022) nilai IPM Lombok Timur pada tahun 2022 mencapai 67,59 yang menempatkan IPM Lombok Timur berada pada peringkat 7 dari 10 kabupaten/kota di NTB.            

      Target Bupati Lombok Timur H.M.Sukiman Azmy yakni menaikkan IPM Lombok Timur yang berada pada peringkat 9 dari 10 kabupaten/kota di NTB pada tahun 2018 dan 2019 menjadi peringkat 7. Dengan percepatan tersebut, IPM Lombok Timur pada tahun 2022 naik menjadi peringkat 7. Ini berarti bahwa capaian Bupati Lombok Timur, H.M.Sukiman Azmy  pada akhir pemerintahan SUKMA telah sesuai dengan target.