Pelatihan Pengolahan Kopi oleh Mahasiswa UNRAM di Desa Gumantar Tingkatkan Kualitas dan Harga Kopi Lokal

Mahasiswa KKN PMD UNRAM gelar pelatihan pengolahan kopi di Desa Gumantar, Lombok Utara. Pelatihan ini membantu petani meningkatkan kualitas dan harga kopi lokal

Setelah sukses dengan sosialisasi mengenai potensi kopi pada akhir Juli 2024, mereka melanjutkan dengan mengadakan pelatihan pengolahan kopi yang mendapat sambutan hangat dari para petani di desa tersebut.

Pelatihan yang berlangsung pada 6 Agustus 2024 di aula serbaguna desa ini dihadiri oleh sekitar 30 petani kopi lokal. Koordinator acara, Reina, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan lanjutan dari sosialisasi yang telah diadakan sebelumnya.

“Melihat minat dan antusiasme tinggi dari para petani, kami merasa perlu untuk memberikan pelatihan teknis agar mereka bisa langsung menerapkan pengetahuan yang telah didapat,” ujar Reina.

Pelatihan ini dipandu oleh Liana Suryaningsih Badrun, SP., M.Sc., seorang ahli pertanian organik dari LSM AgriTC, yang sebelumnya juga menjadi narasumber dalam sosialisasi kopi.

BACA JUGA:  Gelaran KTT G 20 dan WSBK, Bukti Indonesia Diperhitungkan Dunia

Dalam sesi pelatihan ini, Liana memperkenalkan berbagai teknik modern dalam pengolahan kopi, mulai dari proses pasca panen, seperti fermentasi dan pengeringan, hingga teknik penyimpanan dan pengemasan yang tepat untuk menjaga kualitas biji kopi.

Liana menekankan pentingnya menjaga kualitas biji kopi sejak dari kebun hingga menjadi produk akhir yang siap dipasarkan.

“Jika biji kopi diproses dengan benar, nilai jualnya akan jauh lebih tinggi, dan ini tentu akan meningkatkan pendapatan para petani,” jelas Liana.

Dia juga mengajak para petani untuk mulai beralih ke pertanian organik, yang semakin diminati di pasar global karena produk-produk organik lebih ramah lingkungan dan diminati oleh konsumen yang peduli kesehatan.

Respon dari para petani yang mengikuti pelatihan ini sangat positif. Putradi, seorang petani kopi senior di Desa Gumantar, mengungkapkan rasa puasnya setelah mengikuti pelatihan.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat, inilah yang kami butuhkan agar kopi kami bisa lebih bersaing,” ujar Putradi dengan antusias.

BACA JUGA:  Presisi: Djoda Unggul di KLU

Pendekatan yang diberikan oleh Liana dan mahasiswa UNRAM ini, menurut Putradi, memberikan harapan baru bagi para petani dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi mereka.

Kepala Desa Gumantar, Japarti, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif mahasiswa KKN PMD UNRAM dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.

Japarti menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa terus dilakukan, tidak hanya untuk kopi tetapi juga untuk komoditas lain yang ada di Desa Gumantar.

“Kami sangat mendukung dan berharap program-program seperti ini dapat dilanjutkan dan diperluas untuk komoditas lainnya,” ujar Japarti.

Ke depan, mahasiswa KKN PMD UNRAM merencanakan untuk melakukan pendampingan lebih lanjut kepada para petani kopi. Mereka berencana membantu petani dalam mengakses pasar yang lebih luas, baik di tingkat lokal maupun nasional, agar produk kopi dari Desa Gumantar bisa mendapatkan harga yang lebih baik.

BACA JUGA:  Ini yang Dilakukan Mahasiswa KKN Tiga Kampus Selamatkan Sumber Mata Air di Kaki Gunung Rinjani

“Kami berharap dengan pelatihan ini, petani tidak hanya mampu memproduksi kopi yang berkualitas, tetapi juga bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga kesejahteraan mereka meningkat,” ungkap Ketua KKN PMD UNRAM.

Inisiatif mahasiswa UNRAM ini tidak hanya fokus pada pengolahan kopi, tetapi juga pada peningkatan kapasitas petani secara menyeluruh.

Mereka melihat potensi besar dalam kopi lokal dan berusaha untuk memaksimalkan manfaat ekonomi bagi para petani melalui peningkatan kualitas dan diversifikasi produk.

Dengan program pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan yang konsisten, diharapkan Desa Gumantar dapat menjadi salah satu sentra produksi kopi berkualitas di Lombok Utara.

Para petani di desa ini tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produk mereka, tetapi juga mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari hasil panen mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan seluruh komunitas.***