MATARAMRADIO.COM – Fakultas Pertanian Universitas Mataram (Faperta Unram) kembali mencetak sejarah melalui pelaksanaan program Kampus Merdeka, Belajar Merdeka (MBKM) Mandiri untuk Program Studi Agroekoteknologi.
Sebanyak 50 mahasiswa dilepas secara resmi oleh Dekan Faperta Unram, Dr. Ir. Bambang Dipokusumo, M.Si., dalam acara yang digelar pada Jumat , 30 Agustus 2024 di Ruang Sidang Gedung E, Faperta Unram
Dalam sambutannya, Dr. Dipokusumo menekankan pentingnya program MBKM sebagai langkah strategis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Program ini memberi peluang kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke masyarakat melalui skema seperti penelitian, pengabdian, magang, dan proyek kemanusiaan.
“Kegiatan lapangan ini memberikan pengalaman yang tak mungkin diperoleh hanya di ruang kelas. Mahasiswa harus memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat,” tegasnya.
Program MBKM Mandiri Berbasis Pengabdian dan Penelitian
Program MBKM Mandiri Agroekoteknologi yang pertama ini, dibagi menjadi dua skema utama yaitu membangun desa dan penelitian/riset. Empat desa dipilih sebagai lokasi pelaksanaan KKN MBKM, dengan masing-masing desa memiliki tema tematik sesuai potensi dan kebutuhan lokal.
Program Penelitian/Riset di Desa Sembalun, dipimpin oleh Prof. Ir. H.M. Sarjan, M.Ag.CP., Ph.D.
Program Membangun Desa di Desa Labuapi, di bawah bimbingan Suprayanti Martia Dewi, S.P., M.Si.
Program Membangun Desa di Desa Tetebatu, dipimpin oleh Dr. Ir. Kisman, M.Si.
Program Membangun Desa di Desa Sukadana Kecamatan Pujut, dengan ketua tim Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc., Ph.D.
Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan agroekowisata, agrowisata tematik, hingga penerapan teknologi pertanian berkelanjutan berbasis zero waste. Program-program ini diharapkan mampu menjadi percontohan bagi pelaksanaan MBKM di masa depan.
Kaprodi Agroekoteknologi Apresiasi Dosen dan Mahasiswa
Ketua Program Studi Agroekoteknologi, Ir. Jayaputra, M.Si., menyampaikan bahwa mahasiswa akan melaksanakan kegiatan MBKM selama satu semester penuh dengan total 20 SKS. Setiap mahasiswa akan mendapat bimbingan dari dosen rekognisi untuk setiap mata kuliah yang relevan dengan program MBKM.
“Di akhir kegiatan, mahasiswa wajib membuat laporan sebagai dasar rekognisi akademik,” jelasnya.
Jayaputra juga menekankan bahwa MBKM ini menjadi landasan penting untuk pengembangan kapasitas mahasiswa, terutama dalam mengaplikasikan ilmu di dunia nyata melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Ini adalah pertama kalinya Prodi Agroekoteknologi menyelenggarakan MBKM Mandiri, dan kami berharap ini akan menjadi model yang berkelanjutan di masa mendatang,” tambahnya.
Pengabdian yang Berdampak Luas
Program MBKM Mandiri ini dirancang untuk membantu pengembangan potensi desa-desa di NTB, termasuk melalui kegiatan penelitian yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Program KKN ini diharapkan mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat, serta mendorong kolaborasi antara akademisi dan komunitas lokal.
Dengan dilepasnya 50 mahasiswa KKN MBKM Mandiri, Universitas Mataram terus berkomitmen mendukung Kampus Merdeka, memberikan mahasiswa peluang untuk berinovasi dan berkontribusi bagi masyarakat secara nyata. Langkah ini sejalan dengan visi universitas untuk mencetak lulusan yang siap berkontribusi secara global. (EditorMRC)