MATARAMRADIO.COM – Kasus tewasnya Gafur (41 tahun), Pekerja Migran Indonesia asal Lombok Timur di Malaysia Timur baru-baru ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan para aktivis Pekerja Migran Indonesia di Nusa Tenggara Barat.
Usai mengunjungi rumah keluarga korban di Dusun Cengok Daya Desa Waringin Suralaga, sedikitnya 4 tokoh LSM Aktivis Pekerja Migran yakni Mawardi Kolektif Pimpinan LIBMI (Lingkar Studi Buruh Migran Indonesia), Nendy LSD Anjani, Samboeza Kolektif Pimpinan LIBMI (Lingkar Studi Buruh Migran Indonesia) dan Aris Munandar ketua LP2MI NTB menyampaikan pernyataan sikap mengutuk keras kasus yang disebut kejahatan kemanusiaan di tempat kerja dan berharap Pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomatis dengan Pemerintah Malaysia mengusut tuntas kasus tersebut.
Menurut Aris, kejadian penembakan yang menyebabkan tewasnya Pekerja Migran Indonesia di tempat kerja di Negeri Jiran Malaysia termasuk kejadian langka.
Kasus ini haruslah membuka mata semua pihak, khususnya Pemerintah untuk serius memberikan perhatian khusus guna memastikan kasus ini tuntas dan diketahui motif sesungguhnya.
“Kasus ini berat dan langka, Berbeda dengan kasus-kasus PMI yang meninggal karena sebab sakit atau kecelakaan. Kasus besar yang mungkin baru kali ini terjadi untuk itu kami berharap kepada pemerintah harus betul-betul serius untuk di selesaikan, motifnya harus jelas, timpal Samboeza dari LIBMI.
Sebab, katanya, bila kasus ini tidak segera dituntaskan, akan memberi dampak luas bagi Pekerja Migran Indonesia lainnya yang bekerja di tempat yang sama karena tidak mendapat perlindungan di tempat kerja.
“Agar tidak menjadi persoalan panjang dan akan membuat PMI takut bekerja lagi di wilayah tersebut. Kasus ini harus tuntas, kepastian pemulangan jenazahnya,hak-hak pekerja yang belum selsai dan berharap pemerintah juga bisa ada dana tali kasih dari majikan / toke, “cetus Mawardi LIBMI.
Sedangkan Aris Munandar dari LP2MI mengharapkan Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur untuk bisa berbuat dan membantu keluarga almarhum terutama anak dan isterinya.
“Anak yatim migran ini memang layak untuk di bantu karena nasib keluarganya yang kurang beruntung. Pemerintah jangan melihat kalau proses korban berangkat tanpa dokumen ilegal, Ingat, Dia juga manusia warga Indonesia, masyarakat Lombok Timur harus diberikan perhatian, motivasi, semangat dan pelindungan, Jangan diabaikan apalagi disangkutkan dengan status almarhum yang bekerja keluar negeri secara illegal,”pungkasnya dan berjanji akan mengawal kasus meninggalnya Gafur korban penembakan di tempat kerja ini hingga tuntas. ***