Stunting di NTB Turun 8,1 Persen

“Penurunan ini sangat baik. Bahkan terbaik se Indonesia,” jelas Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin kepada wartawan, Rabu (20/3/21).


Makripuddin mengakui, apa yang di rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terkait penurunan kasus stunting di NTB merupakan hasil kerja semua pihak.

BACA JUGA:  32 Warga Binaan LPP Mataram Ikut Pilwalkot


“Ini keberhasilan bersama pemerintah provinsi NTB dan semua pihak yang terlibat dalam penanganan stunting,” jelasnya.


Menurut Makripuddin, bila dilihat dari tren yang ada, kasus stunting dari tahun ke tahun mengalami penurunan.


Dan Makripuddin berharap, pada 2024 kasus stunting di NTB bisa ditekan hingga mencapai 14 – 17 persen.


“Kalau target nasional penurunan kasus stunting hingga 14 persen. Di NTB, kami perkirakan sampai 17 persen,” katanya.

BACA JUGA:  Inovasi NTB Mall dan 99 Desa Wisata Inovasi Unggulan, hantarkan NTB jadi Provinsi Terinovatif IGA Kemendagri 2023


Untuk mencapai penurunan kasus stunting di NTB sampai 14 -17 persen pada 2024, jelas Makrifuddin pihaknya bersama pemerintah propinsi NTB dan instansi terkait bertekad meningkatkan aksi-aksi yang selama ini sudah dilakukan selama ini.

“Program gotong royong bakti stunting, pembagian telur dan program lain yang dapat mengurangi angka stunting akan terus kaminlakukan dan tingkatkan,” katanya.

BACA JUGA:  LASQI Bima Diminta Angkat Potensi Seni dan Kasidah

.
Bahkan, keterlibatan siswa dalam menyumbang telur untuk menangani kasus stunting menjadi contoh bagi daerah lain,.


Selain itu, jelas Makripudin pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar memanfaatkan kekayaan alam sekitar dalam penurunan kasus stunting.


‘Kami punya program Dashat (dapur sehat) bekerjasama dengan para chef dalam mengolah menu makanan sekitar,” katanya. (MRC03)