MATARAMRADIO.COM, Mataram – Propinsi NTB berhasil menurunkan kasus stunting dari 32,7 persen pada 2022 menjadi 24,6 persen pada 2023 atau mengalami penurunan hingga 8,1 persen.
“Penurunan ini sangat baik. Bahkan terbaik se Indonesia,” jelas Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin kepada wartawan, Rabu (20/3/21).
Makripuddin mengakui, apa yang di rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terkait penurunan kasus stunting di NTB merupakan hasil kerja semua pihak.
“Ini keberhasilan bersama pemerintah provinsi NTB dan semua pihak yang terlibat dalam penanganan stunting,” jelasnya.
Menurut Makripuddin, bila dilihat dari tren yang ada, kasus stunting dari tahun ke tahun mengalami penurunan.
Dan Makripuddin berharap, pada 2024 kasus stunting di NTB bisa ditekan hingga mencapai 14 – 17 persen.
“Kalau target nasional penurunan kasus stunting hingga 14 persen. Di NTB, kami perkirakan sampai 17 persen,” katanya.
Untuk mencapai penurunan kasus stunting di NTB sampai 14 -17 persen pada 2024, jelas Makrifuddin pihaknya bersama pemerintah propinsi NTB dan instansi terkait bertekad meningkatkan aksi-aksi yang selama ini sudah dilakukan selama ini.
“Program gotong royong bakti stunting, pembagian telur dan program lain yang dapat mengurangi angka stunting akan terus kaminlakukan dan tingkatkan,” katanya.
.
Bahkan, keterlibatan siswa dalam menyumbang telur untuk menangani kasus stunting menjadi contoh bagi daerah lain,.
Selain itu, jelas Makripudin pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar memanfaatkan kekayaan alam sekitar dalam penurunan kasus stunting.
‘Kami punya program Dashat (dapur sehat) bekerjasama dengan para chef dalam mengolah menu makanan sekitar,” katanya. (MRC03)