MATARAMRADIO.COM, Mataram – Sekretaris Perhimpunan Peternak Unggas Rakyat (Petarung) NTB, Lisa Simanungkalit menyatakan sejak adanya kenaikan harga jagung, peternak petelur yang ada di NTB mengalami kesulitan.
Menurut Lisa, dulu harga jagung dikisaran Rp 4500 – Rp 5500 perkilogram. Kini, harga jagung mencapai Rp 11000 bahkan ada peternak yang harus membayar hingga Rp 12000 perkilogram.
“Ini kenaikannya tidak seratus persen lagi. Silahkan hitung sendiri,” katanya usai bertemu Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi, Selasa (27/2/24).
Senada, Ketua Perhimpunan Peternak Inggas Rakyat (Petarung) NTB, Ervin menyatakan akibat adanya kenaikan harga jagung, sebagian atau sekitar 20 hingga 30 persen dari 100 lebih peternak petelur di NTB mengalami kebangkrutan.
“Sejak harga jagung naik, sekitar 20-30 persen peternak tutup atau bangkrut,” katanya
Dampak dari banyaknya peternak petelur yang tutup, kata Ervin populasi ayam petelur mengalami penurunan dari sekitar 3,5 juta kini tersisa sekitar 2,8 juta ayam petelur.
Menghadapi kondisi yang ada, kata Ervin pemerintah akan menggelontorkan cadangan jagung pemerintah.
“Ini kebijakan yang akan sangat membantu peternak,” katanya.
Disisi lain, Ervin meminta pemerintah provinsi NTB memberikan perlindungan kepada petenak lokal dengan memberi batasan jelas kepada penyuplai telur dari luar NTB.
“Ini seperti tidak ada pengawasan,” katanya.
Pasalnya, kata Ervin ketika pihaknya melakukan konfirmasi ke dinas terkait, mereka menyatakan tidak memberikan rekomendasi telur dari luar NTB masuk.
“Tapi, hampir setiap hari ada telur yang masuk ke NTB,” katanya.
Persoalan suplay telur dari luar NTB, kata Ervin terjadi setiap tahun dan berulang.
“Telur dari luar akan banyak masuk ke NTB saat harga telur disana kurang bagus,” katanya. (MRC03)