MATARAMRADIO.COM, Lombok Barat – Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Lingsar kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat masih kekurangan sampah organik terpilah sebanyak 600 kg perhari.
“Saat ini baru bisa mengumpulkan 600 kg sampah terpilah,” kata petugas TPST Lingsar, Indra Bakti saat ditemui Mataramradio.com, Sabtu (11/3/23).
Menurut Indra, kebutuhan sampah terpilah untuk memberi makan magot yang ditetaskan dan dibesarkan di TPST Lingsar.
“Dari 100 gram telur lalat hitam yang ditetaskan, dibutuhkan 1 hingga1,2 ton sampah organik terpilah,” katanya.
Indra mengakui, walau saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan hotel, rumah sakit dan lainnya namun belum mampu memenuhi kebutuhan sampah terpilah sebanyak 1,2 ton perhari.
Akibatnya, jelas Indra pertumbuhan magot di TPST Lingsar mengalami keterlambatan.
“Kalau di industri dengan makanan yang terpenuhi, magot sudah bisa dipanen ketika umur 2 minggu,” katanya.
Namun, kata Indra karena TPST Lingsar memiliki sisi lain yakni edukasi dalam budidaya magot dan pengelolaan sampah maka semua bibit magot dibesarkan hingga menjadi pupa.
Padahal, bila mengikuti industri cukup sepertiga yang dijadikan pupa dan selebihnya bisa dijual.
“Makanya kami butuh sampah terpilah lebih banyak,” katanya.
Untungnya, kata indra saat ini pihaknya mulai diberi kewenangan untuk menjual magot walau jumlahnya masih sedikit.(MRC03)