Dikritik Gubernur Soal WSBK, Ini Kata ITDC!

MATARAMRADIO.COM – Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah tidak bisa memendam rasa kecewanya terkait pelaksanaan event World SuperBike WSBK di Sirkuit Internasional Mandalika tahun lalu.

Pernyataan kecewa diluapkan saat menerima kunjungan kerja tim ITDC selaku pihak penyelenggara WSBK.“Kami ingin acaranya sukses, media coverage nya bagus, menurut saya fokus aja disitu dulu”, tutur Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB pada kegiatan silahturahmi bersama ITDC di Ruang Tamu Utama Kantor Gubernur, Rabu (07/09).

BACA JUGA:  Jaga Stabilitas Harga: Indonesia Impor Gula, Daging Sapi dan Bawang Putih

Menurut Bang Zul, sebagai penyelenggara WSBK, perusahaan asuhan BUMN ini kurang terlihat hasilnya me-manage kegiatan World Superbike (WSBK).

Harapannya WSBK tahun ini bisa lebih ramai dan meriah dari tahun kemarin.

“Kami ingin sesuatu yang direspon masyarakat dengan baik, penonton ramai, bukan sekedar laporan bisnis dan keuangan tapi ada intrinsic value”, ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ari Respati, Direktur Utama ITDC yang baru, menjelaskan bahwa ketika dia menerima proyek WSBK ini sudah berjalan 90% maka pembenahan SDM saat ini otomatis akan berimpact pada evaluasi struktur dan postur tubuh dari perusahaan.

BACA JUGA:  60% Kasus Merariq Kodek, BKKBN NTB Perkenalkan Elsimil

Kemudian Ari juga menambahkan bahwa antara ITDC dan MGPA (Mandalika Grand Prix Associaton) ada internal diskusi yang baru selesai sehingga berdampak kemana-mana. Terlepas dari luka finansial yang lama, tetap target untuk WSBK sukses tidak bisa ditawar.

Turut hadir dalam kegiatan ini yaitu Direktur Keuangan ITDC, Direktur SDM ITDC, Direktur Operasi ITDC, Badan Keamanan Desa (BKD) Loteng, serta Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI).

BACA JUGA:  Kapolresta : Pengunjung Pantai Harus Gunakan Masker

Kadis Pariwisata NTB, Yusron Hadi mengatakan bahwa Mandalika adalah harapan untuk jadi ikon fase baru yakni sport. Memanfaatkan hal tersebut banyak hotel yang melonjak harganya ketika event-event ini berlangsung.

“yang menjadi isu utamanya adalah akomodasi khususnya hotel, kita sarankan jajaran direksi dapat berkomunikasi dengan industri pariwisata dan pihak hotel supaya dapat menekan harga hotel”, jelasnya. (EditorMRC)