Telah Terbit, Buku Biografi Maestro Dalang Lalu Nasib AR

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Di usianya yang semakin uzur, boleh dibilang belum banyak media yang secara khusus mengulas sosoknya. Padahal, ia satu dari segelintir tokoh pejuang kebudayaan yang selama lebih dari 50 tahun bergumul dengan seni tradisi di Lombok.

Dialah H. Lalu Nasib AR (75 tahun), seorang maestro dalang wayang Sasak yang hingga kini masih terus berkarya.

Terdorong kekaguman atas konsistensi sosok tersebut, Buyung Sutan Muhlis, penulis, berinisiatif mendokumentasikannya dalam sebuah buku biografi berjudul Layar Nasib (50 Tahun Berkarya Maestro Dalang Wayang Sasak H. Lalu Nasib AR). Buku ini diterbitkan atas dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) 2021. Penerbitannya sebagai wujud penghargaan dari pemerintah dan masyarakat terhadap karya-karya sang maestro.

Selain dalam fisik buku konvensional, biografi maestro dalang tersebut juga disebarluaskan dalam bentuk file digital (ebook).

Buku setebal 146 halaman ini ditujukan untuk seluruh usia. Tujuannya, melestarikan seni pedalangan wayang Sasak sebagai media komunikasi publik, edukasi, dan dakwah. Selain itu mendokumentasikan jejak digital kiprah pedalangan H. Lalu Nasib AR, dan menyediakan referensi yang layak untuk pengembangan ilmu pengetahuan kebudayaan.

BACA JUGA:  NTB Kini, Pasien Positif Korona 165 Orang

Buku ini diharapkan mampu mendorong berkembangnya budaya literasi di era digital yang cenderung instan dan menginspirasi pelaku seni dan budaya, khususnya dalang wayang Sasak dalam mengembangkan pedalangan sebagai media publik. Yang paling utama, memotivasi generasi muda mengambil peran dalam pelestarian budaya dan seni tradisi ini.

Penulis Buyung Sutan Muhlis (BSM) dan Sang Maestro Dalang Wayang Sasak H Lalu Nasib AR./ Foto: istimewa

Tanpa Lalu Nasib, pertunjukan wayang kulit di Lombok boleh jadi sudah lama tergerus jaman. Dialah penyelamat seni pedalangan. Ia mulai berkiprah ketika pertunjukan wayang sudah nyaris tergusur jaman.

Dalam catatan Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), saat ini dalang yang tersisa hanya tercatat sekitar 40 orang. Dari jumlah itu, hanya ada 13 dalang yang masih aktif. Dan, Lalu Nasib salah satu dari segelintir dalang di daerah ini yang tetap konsisten mempertahankan tradisi pedalangan wayang Sasak.

Lalu Nasib AR mulai aktif mendalang sejak akhir masa Pemerintahan Orde Lama. Selain undangan tampil di berbagai perhelatan rakyat, ia juga kerap menjadi medium pemerintah dan NGO, menyelipkan berbagai misi program. Keberhasilan banyak program di daerah ini tak terlepas dari keterlibatannya sebagai dalang yang paling difavoritkan, yang memiliki banyak penggemar setia hingga di wilayah paling terpencil. Dalang piawai yang membuat penonton sanggup bertahan semalam suntuk.

BACA JUGA:  Geliat Usaha Kerajinan Gunungsari di Musim Pandemi

Tentang Penulis

Buyung Sutan Muhlis (BSM) atau akrab disapa Buyung dikenal sebagai jurnalis senior dan penulis buku. Kepiawaian menulis dilakoni sejak di bangku SMP. Penulis berdarah Padang Sasak ini lahir di Alas Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Buyung ternyata dikenal sebagai kutu buku sejak SD.

Karya jurnalistik pertamanya dimuat Harian Umum Nusa Tenggara, saat ia masih duduk di kelas dua SMA.

Ia masih berusia belasan tahun ketika mulai aktif sebagai wartawan. Sejak 1990 ia menjadi jurnalis Kantor Berita Pemberitaan Angkatan Bersenjata (PAB), Harian Umum Nusa Tenggara, Surat Kabar Mingguan Surabaya Minggu,Tabloid Potensi, Majalah Cakrawala dan Portal Berita Online Kicknews.today.

Tahun 2005-2006 ditunjuk sebagai editor buku-buku H Lalu Nukman (alm), budayawan dan penulis sejarah di Nusa Tenggara Barat (NTB).Beberapa diantaranya berjudul Lombok in History, Pulau Lombok dalam Sejarah, Lelampak Lendong Kaoq, Babad Banjar Getas, Reramputan Tembang Sasak dan Lepas dari Mulut Buaya Masuk ke Mulut Singa.

Selain menulis laporan jurnalistik dan esai, di waktu-waktu senggang ia menulis puisi, cerpen dan novel. Buku-bukunya yang sudah diterbitkan antara lain De Ampenan (2020) dan Satria Bongancina (2021).

BACA JUGA:  Tiga Mantan Gubernur NTB Diabadikan Jadi Nama Jalan

Tulisannya yang padat berisi selalu ditunggu para pengikutnya di dunia maya. Maklum, Buyung juga rutin membuat tulisan dan catatan harian tentang berbagai kisah unik dan menarik yang dibagikan sebagai status di akun pribadinya di media sosial seperti facebook dan lain-lain.

Buku tulisan Buyung Sutan Muhlis (BSM) berjudul Layar Nasib: 50 Tahun Berkarya Maestro Dalang Wayang Sasak H. Lalu Nasib AR sangat layak anda baca dan koleksi. (EditorMRC)