Gubernur NTB Kritisi Masa Depan Radio dan TV

MATARAMRADIO.COM, Mataram – Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah menilai masa depan radio dan TV akan sangat tergantung pada kreativitas para pengelolanya.

Apalagi di tengah tantangan zaman dan perkembangan teknologi konvergensi media yang sangat pesan dan makin besarnya penetrasi media sosial yang dapat menggerus dan mengikis pasar media siaran.”Sekarang ini saya nyaris tak pernah dengar radio termasuk menonton TV. Selain karena banyak kesibukan dan tugas lapangan, ya interaksi saya lebih sering di media sosial. Atau buka youtube dan biasanya kalau di atas mobil, sopir saya yang badannya kekar, masih suka memutar musik dan lagunya Febi Febiola,”sebutnya ketika hadir sebagai pembicara utama dalam acara Ngobrol Bareng Pimpinan lembaga penyiaran se NTB di Kedai Jurnalis Gemilang KPID NTB, Kamis (6/1).

BACA JUGA:  Revisi UU Penyiaran: Berharap Pengawasan Media Baru

Dalam paparannya selama kurang lebih 15 menit, Gubernur banyak bercerita tentang pengalamannya ketika kuliah di Jakarta yang mengaku suka mendengarkan radio anak muda Prambors FM. Bahkan dia juga pernah menjadi pemodal siaran radio komunitas yang akhirnya tutup karena berbagai alasan.” Gara-gara radionya tutup, penyiar saya ada yang gila, ngoceh sendiri padahal radionya udah nggak ada. Begitulah seninya mengelola usaha media,”selorohnya yang disambut gelak tawa hadirin.

Bang Zul pun menuturkan pengalamannya berinteraksi dengan pemilik media kelas nasional dan menyimpulkan bahwa bisnis media ini memang bisnis padat modal. Ada yang untung, banyak juga yang buntung.”untunglah mereka punya diversifikasi usaha yang menopang usaha medianya. Walaupun bisnis medianya tidak menguntungkan, tapi mereka butuh untuk menopang usaha lainnya,”tandasnya.

BACA JUGA:  Soal Ibadah Haji 2020, Indonesia Apresiasi Keputusan Arab Saudi

Menurut Bang Zul, kondisi hari ini makin jauh berbeda. Perkembangan teknologi komunikasi dan revolusi media sosial menjadi ancaman media siaran.”Teknologi ini unstopable, tak bisa dibendung. Meski menyesuaikan dan harus berani keluar dari zona nyaman. Kalau ingin didengar dan ditonton, harus bikin pasar sendiri, segmentasi khusus,”jelasnya. “Di beberapa Kota besar, saya lihat ada radio yang pendengarnya militan dan banyak karena segmentasinya khusus,”tandasnya.

Kaitannya dengan media sosial, Bang Zul juga mengakui kedahsyatannya. Dia menceritakan pengalamannya ketika menemani Menteri Pariwisata Sandiaga Uno ke Kabupaten Bima beberapa waktu lalu. Setiba di lokasi, dia melihat banyak kerumunan massa dan kaum muda yang berjubel menunggu.”Saya dan Pak Menteri sempat berpikir, mereka yang banyak ini luar biasa setia menunggu. Tapi apa yang terjadi, mereka ternyata menunggu kedatangan Atta Halilintar dan istrinya, itulah betapa besarnya pengaruh media sosial yang menciptakan banyak pesohor baru dan sukses,”sebut Gubernur.
Dalam kesempatan lain, dia juga menceritakan pengalamannya bertemu dengan artis Raffi Ahmad dan mengaku heran bagaimana Raffi Ahmad bisa mendulang pundi miliaran rupiah hanya modal narsis depan layar HP dan bikin konten.”Hanya bilang gaes. Kali ini saya bersama Gubernur NTB,Raffi mengaku dapat omzet miliaran dari Youtube,”tuturnya dan mengingatkan pengusaha media siaran di NTB untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat. ((EditorMRC/Bersambung)

BACA JUGA:  Terciduk, Pelajar Bawa Tramadol