MATARAMRADIO.COM, Mataram – Suksesnya Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai Tuan Rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas FIDSI) forum inspektur daerah seluruh Indonesia (FIDSI) I Tahun 2021 di Senggigi-Lombok Barat pada 25-27 November 2021 lalu, menyisakan tanda tanya besar: bagaimana sesungguhnya proses ini terjadi dan siapa di balik upayanya?
Simak ulasan lengkapnya bersama Arwan Syahroni, Dewan Redaksi dan Redaktur Senior MATARAMRADIO.COM.
Memasuki pelataran lapang kawasan resort satu ini, seakan menggiring kita ke suatu tempat sakral. Liuk jalur loading menuju area parkirnya tak ubahnya arteri sebuah pesanggrahan di masa monarkhi dahulu. Dengan sepanjang kiri-kanan, dibalut rerimbunan pepohonan serta tanaman hias. Seakan menghipnotis mata agar menikmati keasrian suasana tempatnya.
Selepas turun dari kendaraan, estetika dan udara segar, menyapa. Gemerlap penerangan bangunan utama bergaya Eropa dengan sentuhan etnik, menganga dengan tangganya yang kokoh menyambut para tetamu. Bias lampu dari teras utama menyirami sebuah ruangan yang merupakan loby hotel bernama, Kila – Senggigi Beach Lombok. Interior tertata anggun oleh perabotan yang ada dengan pencahayaan selaras–yang agaknya sengaja didisain redup. Belum lagi, alunan mendayu dari instrumen pentatonik “terompang beruk” kian menguatkan unsur tradisional yang ada.
Hingga ketertegunan saya terjeda oleh sapaan ramah seseorang yang tiba-tiba menghampiri, kala itu. Di atas saku kiri kostumnya tertera ejaan dengan fontasi besar: SECURITY. Rupanya sekuriti hotel tersebut hendak menawarkan untuk memandu saya menuju ke arah lokasi kegiatan yang dimaksud. Yaitu, sebuah restoran hall di bibir pantai. Lagi-lagi, kelokan jalur kudu kami tempuh untuk sampai ke titik zona. Layaknya titian pematang di hamparan terasering.
Arsitektur bergaya rumah banjar pada restoran hall ini dilingkari konstruksi kokoh talut demi kenyamanan pengunjung beraktivitas di sana. Area pelatarannya dilengkapi dua panggung dari dimensi sudut berbeda, bagian kiri dan kanannya. Satunya, khusus podium orasi atau kegiatan utama. Dan lainnya sebagai arena hiburan berupa kesenian musik dan tarian.
Di sini lah perhelatan pembukaan acara Rakornas FIDSI I Tahun 2021 digelar. Sambutan pun dibuka Sang Pemangku Kegiatan, Ibnu Salim. Lazim: karena sosok bersahaja dan tak banyak bicara ini menjabat Inspektur pada organisasi perangkat daerah (OPD) Inspektorat Provinsi NTB. Topik yang disampaikan pun mengalir ke soal substansi kegiatan dan sasarannya. Rangkaian isi begitu terukur dan diplomatis. Agaknya demi menghindari diksi atau frase yang tak perlu, atau bahkan, rawan menyulut penafsiran beda.
Ibnu Salim menerangkan, kegiatan rakornas FIDSI merupakan agenda perdana yang digagas secara nasional oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semenjak terbentuk pada 2017 silam. Bagi jajaran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) bahwa Forum Inspektur Daerah/FIDSI adalah wadah kebersamaan untuk mendiskusikan berbagai hal terkait penguatan tugas dan fungsi pengawasan yg diemban para inspektur, juga berkontribusi bagi bangsa.
Rakornas FIDSI pertama yang dihadiri langsung Irjen Kemendagri Dr Tumpak Haposan Simanjuntak MA CGCAE serta para Ipda seluruh Indonesia ini dilangsungkan selama dua hari, 25-27 November 2021. Mengangkat tema: “Wujudkan APIP yang Kuat, Profesional, dan Berintegritas”.
Konsennya tegas pada urusan tupoksi dan akselerasinya dari sisi teori, pemantapan kaidah regulasi, dan inovasi. Sasaran kegiatan ke depan, diharapkan mampu mencetak kualitas pengawas pemerintah yang mumpuni baik segi kecakapan dan kinerjanya. Periodisasi FIDSI berlaku selama empat tahun, 2017-2021. Dan tahun ini memasuki tahun kedua atau 2021-2025.”Meski merupakan agenda tahunan, akan tetapi masa periode kepengurusan forumnya selama empat tahun sekali, dan tahun ini memasuki periode 2021-2025,” papar Inspektur Ibnu Salim.
Menjawab alasan dipilihnya NTB selaku Tuan Rumah kegiatan perdana, Ibnu – yang juga sempat diamanahkan sebagai Penjabat (PJ) Bupati Lombok Tengah tahun 2015 ini tak menampik campur tangan faktor destinasi wisata. Banyak mitra daerah lain, lebih-lebih pusat yang terpikat atau bahkan penasaran dengan pesona pariwisata NTB.
Dikatakannya, pemilihan sebagai tuan rumah nyatanya bukan atas kemauan NTB sendiri, melainkan juga pilihan para inspektur daerah lain serta didukung pusat, melalui Itjen Kemendagri.
“NTB kan merupakan salah satu destinasi wisata nasional bahkan internasional, ya tentunya, kawan-kawan inspektur daerah lain penasaran lah ingin berkunjung melihat suasana Lombok dan Sumbawa dari dekat,” ujar lelaki kelahiran Gerung, Lombok Barat, 53 tahun silam, ini seraya menyilakan menikmati kopi & hidangan kecil di mejanya.
Keramahannya memang bukan barang baru bagi yang mengenalnya. Hingga tak sadar, perbincangan kami pun menyinggung menyinggung even internasional World Super Bike (WSBK) dan MotoGP 2022 mendatang. Senior di jajaran birokrasi NTB, ini juga berpendapat bahwa even tersebut merupakan magnet dari pelaksanaan kegiatan yg digelar di NTB.
“Alhamdulillah, akhirnya mimpi panjang kita dan masyarakat NTB dapat terwujud menyaksikan balapan motor dari dekat. Rasanya tak percaya, tapi nyata, pembalap dunia beraksi di Mandalika. Even ini benar-benar memiliki daya tarik tersendiri, sehingga instansi kementerian/lembaga banyak ingin menggelar kegiatan di NTB dengan tujuan sekaligus nonton motor GP,” ulasnya panjang.
Mulanya para anggota FIDSI antusias dengan jadwal pelaksanaan rakornas jelang even WSBK, namun karena satu faktor dan lain hal, sehingga mundur setelah WSBK.
“Tapi kita (Inspektorat Provinsi NTB) masih ingin merebut lagi kegiatan Rakorwasnas (Rapat Koordinasi Pengawasan Nasional) bisa diadakan di sini,” lanjutnya mengumbar keyakinan.
Sebab itu pihaknya berharap pada pelaksanaan rapat koordinasi pengawasan (Rakorwasnas) yang disebutnya sekitar Pebruari-Maret 2022 nanti bisa terselenggara lagi di NTB, sehingga bisa dirangkai dengan sesi nonton bareng MotoGP 2022.
Lobi Dijalankan
Pihaknya lagi-lagi sudah melakukan lobi ke semua jaringan yang ada. Seolah tak merasa puas dengan kesuksesan kegiatan yang baru saja selesai, kini Ibnu tengah mengikhtiarkan pendekatan lagi demi NTB ditetapkan lagi sebagai tuan rumah Rakorwasnas Tahun 2022.
“Dan, itu butuh kesungguhan dan kerja keras agar kegiatan agenda tahunan pengawasan jilid 2 yang Inshaa Allah di NTB dapat sukses kembali,” ucapnya.
Beberapa waktu usai kegiatan, awak mataram Radio.com sengaja menemuinya di kantornya di Mataram. Ibnu juga memang terkenal mudah dekat dengan siapa saja. Supel: julukan para awak media tentangnya. Mungkin karena jam terbangnya di birokrasi sempat pula mengenyam posisi Kabag Humas/Jubir Pemprov (pra restrukturisasi kelembagaan menjadi Biro Humas & Protokol Setda Provinsi NTB Tahun 2015), antara rentang 2007-2008.
Kepada media ini, ia bertutur banyak seputar FIDSI dan untaian agendanya ke depan. Tak terkecuali membedah bagaimana daya upayanya meraih dukungan bagi NTB agar terpilih sebagai tuan rumah kegiatan FIDSI I tersebut. Pendekatan yang dilakukan mulai level inspektur pada inspektorat jenderal kemendagri hingga menghimpun suara dari mitra kerja, para ipda se-Indonesia agar NTB ditetapkan sebagai tuan rumah.
Ia meyakini dengan menjadi tuan rumah, maka kehadiran tamu tentu akan berimplikasi terhadap geliat ekonomi di daerah.”Ya, susah-susah gampang sih, sebab banyak daerah lain juga ingin menjadi tuan rumah. Perlu usaha keras dan keyakinan lebih agar semua ini terwujud.
Jauh-jauh hari, ia dan jajaran wara wiri membangun komunikasi dengan semua pihak terkait guna memastikan penyelenggaraan dapat berjalan lancar dan sukses. Alhasil, harapan memang terbayar lunas. Bahkan mendulang sukses dengan pelayanan dan tumpahan kesan dari setiap peserta.
Ibnu Salim–yang sehari-hari berkutat dengan pernak pernik data pengawasan pemerintah daerah, mengaku tak sekalipun jenuh menjalani rutinitas. “Selalu istiqomah,” demikian ujarnya. Terlebih mengemban selaku Koordinator Quality Assurance atau menjamin mutu atas kegiatan pemerintah daerah berupa program dan penggunaan belanja daerah agar efektif dan efesien.
Mencermati, menelaah, lalu menyusun laporan kajian, laporan hasil pemeriksaan adalah beban pokok inspektorat. Atau dalam perincian teknisnya terurai ke dalam fungsi audit, review, evaluasi, pemantauan dan menindaklanjutinya. Kesemuanya terangkum dalam pengabdian dan pelayanan yang menguras energi daya dan otak.
Mengenal sosoknya, jiwa inspeksi Ibnu Salim juga terpancar dalam urusan apapun. Termasuk urusan di luar kedinasan. Seperti tak ingin “dikadali” (cek kondisi riil) berdasarkan laporan sepihak.
Pantauan media di lapangan, meski menjabat singkat PJ Bupati Lombok Tengah, gaya kepemimpinan “Ibnu Salim” mendapat kesan dan apresiasi dari banyak pihak dan masyarakat sekitar. Etos kerja, peningkatan kualitas pelayanan prima, begitu diperhatikannya.
Kinerja kepemimpinannya pun diakui jajarannya. Konsolidasi dan pembinaan pelayanan kepada masyarakat, begitu ditekankan. Meski amanah yang diemban singkat, tetapi membekas dan berkesan.
Catatan media ini, sukses acara rakornas FIDSI I Tahun 2021 terbangun berkat komunikasi yang sangat baik dengan jajaran Itjen Kemendagri. “Inshaa Allah NTB kembali akan dipercaya menjadi Tuan Rumah Rakorwasnas 2022,” tegasnya sekali lagi.
Selamat buat Bapak Ibnu Salim telah menjadi Tuan Rumah yang baik dan sukses. Siplah!. (MRC-07)