Jepang Ingatkan Amerika Serikat Agar Waspadai Kebangkitan Kekuatan Militer China

MATARAMRADIO.COM, Tokyo – Pelan tapi pasti. Dominasi China dalam berbagai sektor di percaturan global membuat negara-negara maju mulai waspada.

Sebut saja Jepang yang mengingatkan Amerika Serikat akan kebangkitan kekuatan militer China karena Beijing sekarang muncul sebagai raksasa teknologi global.
“Untuk membendung China, Jepang dan AS harus segera meningkatkan kerja sama pertahanan bilateral,” kata Menteri Akuisisi, Teknologi dan Logistik Departemen Pertahanan Jepang, Suzuki Atsuo, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post baru-baru inj.
“Kemunculan China sebagai raksasa teknologi berarti bahwa negara-negara demokratis seperti Jepang dan AS berada di ambang kehilangan dominasi teknologi,” kata Suzuki.

BACA JUGA:  Galang Dukungan Internasional, Pemimpin Hamas Palestina Surati Presiden Jokowi

Suzuki menggambarkan kemampuan militer China saat ini sebagai “revolusi teknologi”, memuji kemajuannya dalam memanfaatkan teknologi sipil, akuisisi insinyur dan ilmuwan asing, serta dugaan pencurian teknologi.
Dengan pemikiran ini, Suzuki meminta Jepang dan AS untuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan dan untuk memperkuat kerja sama mereka dalam membangun teknologi pertahanan yang lebih baik.

BACA JUGA:  India Diprediksi Jadi Negara Terpadat Penduduk di Dunia Tahun 2027

Bulan lalu, AS mengumumkan aliansi baru dengan Australia dan Inggris (AUKUS) untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia dalam langkah seperti yang diminta Suzuki.

Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa aliansi itu dibangun di atas gagasan untuk memperkuat kekuatan negara-negara yang berpartisipasi untuk bermanuver dan bertahan melawan ancaman yang berkembang pesat.
Presiden Biden juga menjelaskan bahwa aliansi AUKUS akan mencakup berbagi teknologi siber, artificial intelligence (
AI)—khususnya AI terapan—teknologi kuantum dan beberapa kemampuan bawah laut juga.(EditorMRC)

BACA JUGA:  Militer AS Siapkan Perang Lawan China di 2025?