MATARAMRADIO.COM, Lombok Tengah – Walau sudah berumur 21 tahun, namun Muzakir, warga Dusun Pidade Desa Sintung Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah masih harus bergantung kepada bibi, paman, kakek nenek serta warga di sekitar tempat tingggalnya.
Pasalnya, sejak umur 3 bulan, pertumbuhan fisik Muzakir tidak seperti layaknya anak-anak. Bahkan hingga menginjak usia 21 tahum, fisik Muzakir layaknya anak umur 2 tahun.
Ya…di usia ke 21 tahun ini, tinggi badan Muzakir sekitar 60 sentimeter. Kulit pun masih layaknya anak bayi, halus. Begitupun dengan rambut kepalanya masih seperti anak umur 2 tahun, lembut. Hanya giginya sudah tumbuh normal seperti orang dewasa.
Dari sisi perilaku, Muzakir seperti anak umur 2 tahun. Bicarapun belum bisa hanya mampu berucap ..A….A….A saat memanggil seseorang atau ingin mengatakan sesuatu.
Menurut bibinya, Muslihat saat dalam kandungan 2 bulan, ayahnya Junaidi pergi meninggalkan ibunya Murahaini tanpa meninggalkan pesan. Sejak saat itu, Junaidi tidak ada kabar beritanya. “Sudah tanya sama keluarganya, tidak ada yang tahu,” jelasnya, Sabtu (26/9).
Sejak kepergian suaminya, jelas muslihat, Murahaini terlihat sedih dan sering mengurung diri. Bulanpun berlalu, dan Muzakir lahir secara normal.
Pertumbuhan Muzakir hingga bulan ketiga, normal seperti anak lainnya. Setelah itu, secara fisik Muzakir tidak mengalami perubahan. Hingga umur 18 tahun, fisik Muzakir tidak ada perubahan berarti. Pun dengan perilakunya, masih seperti anak-anak.
Pada saat usia 18 tahun Muzakir belajar jalan dan disunat. Biasanya, anak lelaki di Lombok di sunat sebelum umur 2 tahun. “Karena kondisi fisiknya maka manterinya tidak berani menyunat sebelum umur 18 tahun,” jelasnya.
Kini, usia Muzakir sudah 21 tahun, namun dari penampilan fisik seperi anak 2 tahun. “Perilakunya juga seperti anak umur 2 tahun,” jelas Muslihat.
Ketika Mataramradio.com mampir ke tempat tinggalnya, Muzakir sedang bermain sendirian karena kakek neneknya di sawah. Padahal di sekitar rumah ada anak anak usia sekolah SD dan tetangga lainnya juga bibimya berada di rumah yang persis bersebelahan.
Ketika disapa, terlihat senyumnya tanpa kata kata hanya terdengar ucapan A..A… Muzakir pun mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Saat melihar gitar kecil, terlihat senyum Muzakir. Ia pun segera meraihnya dan meminta untuk di buka. Saat dibuka yang diambil justru tamborin kemudian dimainkannya. ..kecrek..kecrek…iapun tertawa bahagia.
Menurut Kepala Desa Sintung Herman saat ada kunjungan menteri PMK, Muhajir Efendi ke Lombok, Muzakir diajak dan bertemu menteri.
Saat itu, menteri menjanjikan PKH seumur hidup. Namun hingga kini belum ada realisasinya. “Belum ada bantuan padahal syarat-syaratnya sudah dikirim,”kelasnya.
Herman berharap, bantuan PKH segera terealisasi begitu pula bantuan dari pemerintah daerah baik kabupaten dan propinsi sangat dibutuhkan oleh Muzakir. ‘Semoga banyak pihak yang membantu Muzakir,” harapnya. (MRC03)