MATARAMRADIO.COM, Lombok Tengah – Lombok, negeri seribu masjid ini memiliki keunikan dalam budaya. Akulturasi budaya menjadi hal muskil dalam kehidupan masyarakat. Beragam latar belakang ini pula yang melahirkan kearifan lokal dalam penataan lingkungan.
Kekayaan alam menjadi harta terpendam yang bisa melahirkan kemakmuran bagi masyarakat. Namun, jika kekayaan alam belum dikelola dengan baik, maka kekayaan itu masih tetap menjadi harta karun yang perlu sentuhan.
Akan halnya air terjun Batu Rejeng yang berada di Dusun Sekedek Desa Setiling kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.
Keindahan air terjun ini bukan hanya karena banyaknya jumlah air terjun di lokasi tapi juga masih asrinya tatanan alam.
Memang, bagi para pencinta alam, keaslian lingkungan menjadi hal yang sangat diharapkan. Namun, bagi masyarakat yang belum terbiasa, tentu menjadi halangan untuk bisa menikmatinya. “Ini yang sudah kami coba. Bersama masyarakat kami membuka air terjun Batu Rejeng ini pada 2019,” kata Misbah, Humas Pokdarwis Desa Setiling .
Penataan yang masih ala kadarnya serta sarana prasarana yang belum layak, mampu menghadirkan wisatawan. Namun, alam berkata lain. Wabah covid 19 menjadi pintu penutup kunjungan wisatawan. “Sejak covid 19, tidak ada wisatawan yang datang,” katanya.
Padahal, jelas Misbah dengan banyaknya air terjun di Batu Rejeng, Pokdarwis Desa Setiling bermimpi.
Air yang mengalir mengarah ke Embung (danau) menjadi tempat hidupnya berbagai jenis ikan. Di sekitar Embung sudah di tata tempat pemancingan. Di atasnya, akan ada lapak-lapak ikan bakar dan kuliner khas Desa Setiling.
Untuk menyemarakkan wisatawan, di Embung juga akan ada wahana air yang selaras dengan area pemancingan. “Mungkin perahu dayung atau lainnya,” jelasnya.
Selain itu, kata Misbah ada tanah lapang yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan untuk berkemah. Tentunya, dengan fasilitas yang diperlukan.
Disisi lain, Kopi Setiling menjadi menu khas di pagi hari yang hadir bersama camilan alami hasil kebun masyarakat. ‘Yah….tapi itu masih mimpi,” keluh Misbah.
Memang, kondisi saat ini air terjun Batu Rejeng tak ubahnya berlian yang masih tertanam di lumpur. Tak ada yang melirik. Padahal, dengan potensi yang ada, air terjun Batu Rejeng bisa menjadi salah satu primadona wisata alam. “Kalau sudah di kelola dengan baik, tentu akan menjadi pilihan utama bagi pencinta alam. Wisata alam yang lain bisa kalah,” cetus Yan, salah satu pencinta alam.
Senada, Misbah pun tak menampik jika kekayaan alam yang tersembunyi di air terjun Batu Rejeng bisa menjadi primadona wisata alam. “Kami akan berusaha tapi kami juga perlu sentuhan pemerintah daerah,” katanya.
Sentuhan pemerintah daerah, menurut Misbah terutama dalam penataan akses, sarana prasarana dan promosi. ‘Semoga, air terjun Batu Rejeng bisa dikembangkan dan berimbas pada kesejahteraan hidup masyarakat,” paparnya. (MRC03)