PLN NTB Manfaatkan 3 % Pelet Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU

MATARAMRADIO.COM, Lombok Barat – Untuk mengoperasikan tiga mesin yang ada di PLTU Jeranjang dengan kapasitas 3×25 MW, PLN membutuhkan batubara sebanyak 45 ribu matrik ton.

Dari jumlah tersebut, 3 persennya akan diganti dengan pelet sampah yang kini tengah di produksi di TPA Kebon Kongok Bamyumulek Lombok Barat.
Menurut Wakil gubernur NTB, Dr Hj Siti Rohmi Djalilah pemanfaatan pelet sampah sebesar 3 persen dari kebutuhan batubara sebagai bahan bakar PLTU di Jeranjang sangat besar. Apalagi jika Semua PLTU yang ada di NTB mau memanfaatkan pelet sampah sebagai substitusinya, maka hal itu akan berdampak besar bagi ekonomi rakyat dan juga kelestarian lingkungan. “Kalau tiga persen itu bisa diwujudkan, tentu akan membawa dampak sangat besar bagi kehidupan ekonomi masyarakat juga kelestarian lingkungan di NTB,” jelas Wagub di Jeranjang, Selasa (21/7).
Guna mewujudkan keinginan tersebut, pemerintah propinsi NTB mendorong semua pihak untuk aktif dalam pemanfaatan sampah. ” Kalau sampah-sampah yang ada dijadikan pelet untuk campuran batubara maka persoalan sampah di NTB bisa teratasi selain berimbas ke pelestarian lingkungan,” jelasnya
Wagub mengakui, saat ini untuk pembuatan pelet sampah yang dimanfaatkan untuk campuran batubara di buat di TPA Kebon kongok. Namun, produksinya masih jauh dari yang dibutuhkan. “Produksi pelet sampah di Kebon Kongok baru 2 ton perbulan,”katanya.

Edison Rajagukguk,Senior Manajer unit induk pembangkitan NTB I Foto: istimewa

Senior Manajer unit induk pembangkitan NTB, Edison Rajagukguk menjelaskan secara teknis pemanfaatan pelet sampah sebanyak tiga persen dari kebutuhan batubara 45 ribu matrik ton untuk operasional 3 x 25 MW sangat aman baik dari sisi mesin maupun residunya. “Ini kondisi ideal setelah ujicoba. Perbandingan 3 persen pelet sampah dan 97 persen batubara tidak berpengaruh pada kinerja mesin. Dari sisi residu pun sangat rendah,’ jelasnya.
Dengan hasil uji coba yang sangat baik, kata Edison pihaknya sedang mengajukan untuk dibuatkan sertifikasi. “Kita sudah ajukan data-datanya ke jasa sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat,’ jelasnya. (MRC-03)

BACA JUGA:  Aliansi Pemuda Hindu Lombok Dukung Festival Baleganjur 2024. Ternyata inilah Alasannya!