Opini: Kampanye Akbar Lutfi-Wahid di Lapangan Masbagik yang Tidak Sesuai Ekspektasi

Oleh Oky Setiawan (Aktivis Mahasiswa)_

Kampanye akbar pasangan calon bupati dan wakil bupati Lutfi-Wahid di Lapangan Masbagik yang digadang-gadang sebagai ajang unjuk kekuatan ternyata tidak berjalan sesuai ekspektasi. Meskipun panggung megah telah disiapkan, dan promosi acara ini cukup masif, fakta di lapangan menunjukkan pemandangan yang kontras dengan klaim kekuatan politik mereka.

Lapangan Masbagik, yang menjadi lokasi utama kampanye, hanya terlihat dipenuhi massa di bagian depan dekat panggung. Sementara itu, area tengah hingga belakang lapangan terlihat kosong melompong. Bahkan, sisi-sisi lapangan yang biasanya menjadi tempat berkumpulnya pendukung atau pedagang juga tampak lengang. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas strategi mobilisasi massa dan sejauh mana dukungan nyata pasangan ini di akar rumput.

BACA JUGA:  Pilgub NTB 2024 yang Semakin Beraroma Busuk: Refleksi Setelah Debat Pamungkas Pasangan Calon

Kampanye besar-besaran seharusnya menjadi momentum untuk menunjukkan antusiasme masyarakat dan kekuatan mesin politik. Namun, fakta bahwa lapangan tidak penuh menunjukkan adanya kelemahan. Apakah ini disebabkan kurangnya simpati masyarakat terhadap pasangan ini? Ataukah ada masalah teknis dalam menggerakkan pendukung, seperti ketidak siapkan logistik untuk biaya mobilisasi?

Selain itu, faktor lainnya adalah respons masyarakat terhadap program atau visi-misi pasangan Lutfi-Wahid. Apakah pesan mereka tidak cukup menyentuh isu-isu utama yang dirasakan masyarakat Lombok Timur? Ataukah ada kompetitor lain yang lebih berhasil merebut hati masyarakat?

BACA JUGA:  KEKALAHAN MAKMUR SAID (Sudut Pandang Budaya, Bukan Politik)

Dinamika kampanye ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi Lutfi-Wahid. Mereka perlu introspeksi dan mengevaluasi pendekatan kampanye yang selama ini dilakukan. Konsolidasi internal, komunikasi program yang lebih jelas, serta pendekatan yang lebih humanis terhadap masyarakat bisa menjadi langkah untuk memperbaiki kekurangannya.

Pasangan Lutfi Wahid kehilangan momentum politik. Dukungan masyarakat tidak hanya diukur dari seberapa megah panggung kampanye, tetapi dari seberapa besar partisipasi dan kepercayaan yang mampu mereka bangun. Tanpaknya mimpi siang bolong bisa memenangkan kontestasi politik pilkada 2024 jika melihat kompanya akabarnya kemarin yang tidak sesuai ekspektasi.***

BACA JUGA:  Selamat Datang New Normal