MATARAMRADIO.COM – Namanya masuk dalam daftar 500 tokoh muslim berpengaruh di dunia tahun 2020 versi The Royal Islamic Strategic Studies Centre yang berpusat di Yordania . Dialah Aamir Khan, salah satu bintang Bollywood ternama. Kesuksesannya yang fenomenal telah memenangkan banyak penghargaan di India dan mendapat pujian di luar negeri. Filmnya Lagaan dinominasikan untuk film berbahasa asing terbaik di Oscar. Sementara aktingnya dalam Dhoom 3 disebut-sebut sebagai film Bollywood terlaris sepanjang masa. Dia juga seorang duta UNICEF yang aktif mempromosikan gizi anak. Amir Khan menunaikan ibadah haji bersama Ibu Kandungnya, Zeenat Husain pada tahun 2013.
Berasal dari keluarga ulama dan politisi terkenal India. Amir Khan tidak saja dikenal sebagai sosok aktor perfeksionis dengan segala totalitas, bermain hanya di satu film dalam satu kurun waktu, ketika yang lain bekerja dalam empat atau lima film sekaligus. Lebih dari itu, Amir Khan juga dikenal sebagai sosok aktivis kemanusiaan berpengaruh di negeri Sungai Gangga itu.
Wajahnya yang tampan, cute dan tampak selalu awet muda, membuatnya dielukan dan dipuja banyak penggemar. Dia bahkan disebut mirip Tom Hanks, aktor terkenal Hollywood.
Amir Khan juga dikenal menghindari pemberian anugerah film yang diberikan media yang menurutnya hanya mengejar sisi rating dan bisnis semata, semacam Filmfare Award, Star Screen dan lain-lain. Menurut Amir Khan, anugerah tersebut tidak bisa dipercaya kredibilitas dan transparansinya.
Amir Khan yang mempunyai nama lengkap Mohammed Aamir Hussain Khan (55 tahun) adalah aktor, sutradara, pembuat film dan pembawa acara talkshow TV di India. Melalui karirnya selama lebih dari tiga puluh tahun dalam film-film Bollywood, Amir Khan telah membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor paling populer dan berpengaruh dari sinema India. Dia memiliki banyak penggemar atau fans di seluruh dunia, terutama di India dan Cina, dan telah dijuluki oleh Majalah Mingguan Newsweek sebagai “bintang film terbesar” dunia.
Amir Khan adalah penerima berbagai penghargaan, termasuk sembilan Penghargaan Filmfare, empat Penghargaan Film Nasional, dan Penghargaan AACTA. Dia dihormati oleh Pemerintah India dengan menerima gelar Padma Shri pada 2003 dan Padma Bhushan pada 2010. Ia juga menerima gelar kehormatan dari Pemerintah Cina pada 2017. Selama bertahun-tahun, ia terdaftar sebagai salah satu dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di dunia.
Amir Khan pertama kali muncul di layar film sebagai aktor cilik dalam film pamannya Nasir Hussain Yaadon Ki Baaraat (1973). Sebagai orang dewasa, peran film perdananya adalah dalam film eksperimental Holi (1984), dan ia memulai karir akting penuh waktu sebagai aktor utama dalam romansa tragis Qayamat Se Qayamat Tak (1988). Penampilannya di film dan di thriller Raakh (1989) membuatnya mendapatkan Penghargaan Film Nasional dalam kategori Penghargaan Khusus.
Amir Khan memantapkan diri sebagai aktor utama perfilman Bollywood 1990-an dengan tampil di sejumlah film komersial yang sukses, termasuk drama romantis Dil (1990) dan Raja Hindustani (1996), di mana ia memenangkan Penghargaan Filmfare pertama untuk Aktor Terbaik, dan film thriller Sarfarosh (1999). Dia juga bermain sebagai tokoh antagonis dalam film produksi bersama Kanada-India 1947: Earth (1998).
Pada tahun 1999 ia mendirikan Aamir Khan Productions, yang film pertamanya, Lagaan (2001), dinominasikan untuk Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik, dan membuatnya mendapatkan Penghargaan Film Nasional untuk Film Populer Terbaik dan dua lagi Penghargaan Filmfare (Aktor Terbaik dan Film Terbaik).
Setelah absen selama empat tahun dari layar film, Amir Khan kembali untuk memerankan peran utama, terutama di film box-office 2006 Fanaa dan Rang De Basanti. Dia memulai debut sutradara untuk film Taare Zameen Par (2007), sukses besar yang membuatnya mendapatkan Penghargaan Filmfare untuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik.
Kesuksesan mendunia terbesar Amir Khan datang ketika dia tampil dalam film thriller Ghajini (2008), drama komedi 3 Idiots (2009), film aksi Dhoom 3 (2013), satire PK (2014), dan biopic olahraga Dangal (2016), masing-masing memegang rekor sebagai film India terlaris tertinggi. Sedangkan Secret Superstar (2017) memegang rekor sebagai film India terlaris tertinggi yang menampilkan protagonis wanita.
Amir Khan memenangkan penghargaan Aktor Terbaik ketiganya di Filmfare untuk Dangal. Film-filmnya terkenal karena banyak mengangkat masalah sosial dalam masyarakat India. Film-film yang dibintangi Amir Khan sering menggabungkan nilai-nilai hiburan dan produksi film-film India komersial dengan narasi yang dapat dipercaya dan pesan-pesan kuatnya.
Di dalam dan di luar industri film, Amir Khan adalah seorang aktivis kemanusiaan, berpartisipasi dan berbicara untuk berbagai tujuan aksi sosial. Beberapa di antaranya telah memicu kontroversi politik. Dia adalah pembawa acara talk show televisi Satyamev Jayate, yang kerapkali menyoroti masalah-masalah sosial sensitif di India, hingga mampu mempengaruhi parlemen India.
Karyanya sebagai pembaharu sosial, menyoroti berbagai masalah mulai dari kemiskinan dan pendidikan hingga pelecehan dan diskriminasi, membuatnya masuk dalam daftar Majalah Time sebagai 100 dari orang-orang paling berpengaruh di dunia.
Amir Khan menikah dengan istri pertamanya, Reena Dutta, selama lima belas tahun, setelah itu ia menikah dengan sutradara film Kiran Rao. Dia memiliki tiga anak — dua dengan Dutta, dan satu dengan Rao melalui bayi tabung dan operasi sesar.
Masa Kecil dan Karir Film
Amir Khan lahir pada 14 Maret 1965 di Bombay dari pasangan Tahir Hussain, seorang produser film, dan Zeenat Hussain. Beberapa kerabatnya adalah kalangan sineas film India berpengaruh, termasuk mendiang paman dari pihak ayah, sutradara-produser Nasir Hussain.
Di luar industri film, ia juga memiliki hubungan dengan cendekiawan Islam India, filsuf dan politisi Abul Kalam Azad melalui neneknya. Amir Khan adalah putra sulung dari empat bersaudara. Ia mempunyai saudara lelaki, aktor Faisal Khan, dan dua saudara perempuan, Farhat dan Nikhat Khan (menikah dengan Santosh Hegde). Keponakannya, Imran Khan, adalah aktor film India kontemporer.
Sebagai aktor cilik, Khan muncul di layar lebar dalam dua peran kecil. Pada usia delapan tahun, ia muncul dalam lagu yang sangat populer di film yang disutradarai Nasir Hussain Yaadon Ki Baaraat (1973), yang merupakan film masala Bollywood pertama. Tahun berikutnya, ia memerankan versi yang lebih muda dari karakter Mahendra Sandhu dalam produksi ayahnya, Madhosh.
Amir Khan memulai sekolahnya dari pendidikan anak usia dini di J.B. Petit School, kemudian beralih ke SMA St. Anne, Bandra hingga kelas delapan, dan menyelesaikan kelas sembilan dan kesepuluh di Bombay Scottish School, Mahim. Dia bermain tenis di kejuaraan tingkat negara bagian, dan menjadi juara tingkat negara bagian. Ia mengaku “jauh lebih menyukai olahraga daripada belajar”. Dia menyelesaikan kelas dua belas dari Narsee Monjee College di Mumbai. Amir Khan menggambarkan masa kecilnya sebagai “masa sulit” karena masalah keuangan yang dihadapi ayahnya, yang produksi filmnya sebagian besar tidak berhasil. Dia berkata, “Akan ada setidaknya 30 telepon sehari dari kreditor yang meminta uang mereka.” Dia selalu terancam dikeluarkan dari sekolah karena tidak membayar biaya sekolah.
Pada usia enam belas tahun, Amir Khan terlibat dalam proyek uji coba produksi film bisu berdurasi 40 menit, Paranoia, yang disutradarai oleh teman sekolahnya Aditya Bhattacharya. Film ini didanai oleh produser film Shriram Lagoo, seorang kenalan Bhattacharya, yang memberi mereka beberapa ribu rupee. Orang tua Amir Khan tidak terlalu suka pilihannya bermain film dan berharap dia fokus menyelesaikan studinya agar cepat menjadi insinyur atau dokter. Karena alasan itu, jadwal syuting Paranoia sempat tertunda.
Dalam film tersebut, Amir Khan adu akting dengan aktor Neena Gupta dan Victor Banerjee, sementara secara bersamaan membantu Bhattacharya. Amir mengaku pengalaman hiduplah yang membuatnya bersemangat menjadi aktor film.
Amir Khan kemudian bergabung dengan kelompok teater bernama Avantar, menjadi orang yang lebih banyak berada di belakang panggung selama kurang lebih setahun,. Dia memulai debut panggungnya melalui peran kecil dalam perusahaan Gujarati, Kesar Bina, di Teater Prithvi. Dia melanjutkan kedua drama India mereka, dan satu sandiwara Inggris, yang berjudul Clearing House.
Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Amir Khan memutuskan untuk berhenti sekolah, dan memilih bekerja sebagai asisten sutradara untuk Nasir Hussain di film-film India Manzil Manzil (1984) dan Zabardast (1985).
Selain membantu Hussain, Amir Khan juga terlibat dalam film dokumenter yang disutradarai mahasiswa FTII, Pune. Sutradara Ketan Mehta diam-diam memperhatikan akting Amir Khan dalam film tersebut. Ia menawarinya peran dalam film berbiaya murah Holi (1984). Amir Khan hadir sebagai pendatang baru, Holi bercerita dengan praktik pelecehan dan kekerasan di India.
The New York Times menyebut film itu “melodramatik” tetapi “ditampilkan dengan sangat sopan dan gembira oleh para aktor nonprofesional”.
Dalam film itu, Amir Khan bermain sebagai mahasiswa yang usil dan gaduh, peran “tidak penting” yang digambarkan oleh CNN-IBN sebagai “tidak profesional”.
Holi gagal mengumpulkan banyak penonton, tetapi Nasir Hussain dan putranya Mansoor mengontrak Amir Khan sebagai aktor utama dalam debut sutradara Mansoor Qayamat Se Qayamat Tak (1988) bersama Juhi Chawla. Film ini mengangkat kisah cinta tak berbalas dan pertentangan orangtua. Amir Khan berperan sebagai Raj, sosok pria baik hati. Plotnya adalah kisah modern tentang kisah-kisah romantis tragis klasik seperti Layla dan Majnun, Heer Ranjha, dan Romeo dan Juliet.
Qayamat Se Qayamat Tak rupanya sukses besar dan meraih box office, melambungkan nama Amir Khan dan Juhi Chawla sebagai pendatang baru. Ia menerima tujuh Filmfare Awards termasuk trofi Debut Aktor ria Terbaik untuk Amir Khan. Qayamat Se Qayamat Tak adalah tonggak penting dalam sejarah perfilman India, memberi tempat bagi film drama percintaan musical era 90-an.
Tahun 1989,dirilis film Raakh, film thriller kriminal dari Aditya Bhattacharya yang difilmkan sebelum produksi Qayamat Se Qayamat Tak.
Film ini menceritakan tentang seorang pria muda yang membalas perkosaan dari mantan pacarnya (diperankan oleh Supriya Pathak). Meski mendapat sambutan buruk di box office, film ini mendapat pujian kritis.
Amir Khan dianugerahi Penghargaan Film Nasional – Penghargaan Khusus ntuk penampilannya di Qayamat Se Qayamat Tak dan Raakh. Amir Khan dan Juhi Chawla kembali dipertemukan dalam film drama percintaan Love Love Love, yang dalam perjalanannya gagal di pasaran, tidak bisa menyamai rekor film sebelumnya.
1990–2001: Masa Karir Gemilang
Pada tahun 1990, Amir Khan merilis lima judul film. Sayangnya, sebagian gagal di pasaran. Sebut saja film olahraga Awwal Number bersama Aditya Pancholi dan Dev Anand, film thriller mitologis Tum Mere Ho, romansa Deewana Mujh Sa Nahin dan drama sosial Jawani Zindabad. Namun demikian, sutradara Indra Kumar mempertemukan Amir Khan dengan Madhuri Dixit dalam film Dil yang meraih sukses besar. Kisah penentangan orangtua terhadap cinta remaja. Film Dil sangat populer di kalangan anak muda,dan menjadi film terlaris sepanjang tahun itu.
Sukses itu diraih kembali, ketika Amir Khan dipasangkan dengan Pooja Bhaat dalam romansa komedi Dil Hai Ke Manta Nahin (1991), sebuah remake dari film Amerika It Happened One Night (1934), yang terbukti meraih box office.
Amir Khan tampil lagi dalam film Jo Jeeta Wohi Sikandar (1992), Hum Hain Rahi Pyar Ke (1993) (Amir juga terlibat menjadi penulis skenario), dan Rangeela (1995). Sebagian besar film-film ini berhasil secara kritis dan komersial. Sukses lain juga diraih dalam film Andaz Apna Apna, film komedi yang dibintangi bersama Salman Khan.
Pada saat perilisannya, film ini dipandang sebelah mata oleh para kritikus film. Tetapi selama bertahun-tahun, film ini justru menuai perhatian luar biasa para penonton film. Berbeda dengan film lain yang kurang berhasil seperti Isi Ka Naam Zindagi (1992) dan Daulat Ki Jung (1992).
Pada tahun 1993, Amir Khan juga muncul di Parashara karya Yash Chopra. Amir main bersama sejumlah aktor dan aktris kenamaan seperti Sunil Dutt, Vinod Khanna, Raveena Tandon dan Saif Ali Khan,saying sekali film ini gagal mencuri perhatian penonton termasuk kritikus film.
Amir Khan juga muncul di Time Machine, sebuah film fiksi ilmiah yang juga dibintangi Rekha, Raveena Tandon, Naseeruddin Shah dan Amrish Puri. Film ini disutradarai oleh Shekhar Kapur. Namun, karena kendala keuangan, film ini ditangguhkan dan tetap tidak dirilis.
Penghargaan
Amir Khan terlibat dalam produksi satu atau dua film setahun. Satu-satunya film yang dirilis pada tahun 1996 adalah film arahan Varun Darshan, Raja Hindustan. Berkat film tersebut dia mendapat penghargaan Filmfare Award sebagai aktor terbaik. Sebelumnya, ia juga pernah memenangkan 7 penghargaan yang kemudian membuatnya menjadi hit terbesar tahunan, serta ketiga tertinggi terlaris film India pada 1990-an. Pada tahun 1997, ia bersama-bintang dengan Ajay Devgan dan Juhi Chawla beraksi dalam film Ishq.
Pada tahun 1998, Amir Khan muncul dalam film Ghulam dan Mann hasilnya cukup sukses. Rilis pertama Amir Khan pada tahun 1999, juga cukup sukses, mendapatkan peringkat di atas rata-rata film box office.
Mendirikan Perusahaan Film
Pada tahun 2001, Amir Khan mendirikan sebuah perusahaan produksi yang dikenal sebagai Aamir Khan Productions. Film pertamanya adalah Lagaan.
Film ini juga sangat sukses dan dinominasikan sebagai film berbahasa asing terbaik di Academy Awards 74. Selain itu, film ini banyak mendapat pujian kritis di beberapa festival film internasional, dan film ini juga banyak mendapatkan Penghargaan film nasional. Amir Khan juga memenangkan penghargaan Filmfare Award sebagai Pemeran terbaik yang kedua kalinya. Film ini terus menjadi salah satu film India paling populer di barat.
Keberhasilan Lagaan diikuti oleh film Dil Chahta Hai akhir tahun itu, di mana Amir Khan menjadi aktor utama bersama dengan Akshaye Khanna, Saif Ali Khan, dan Preity Zinta. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Farhan Akhtar yang merupakan seorang pendatang baru.
Menurut kritikus, karakter pemeran yang digambarkan di film ini modern, ramah tamah dan kosmopolitan. Film ini memang cukup baik dan sukses di sebagian besar kota-kota urban.
Absen Main Film
Amir Khan sempat absen main film selama empat tahun. Ia kembali berakting pada tahun 2005 dalam film Ketan Mehta’s Mangal Pandey: The Rising, berperan sebagai martir yang membantu memicu Pemberontakan India tahun 1857 atau Perang Pertama Kemerdekaan India.
Aamir Khan mendapat Penghargaan dalam acara Filmfare Award sebagai Aktor terbaik untuk perannya di Rang De Basanti (2006). Pada tahun 2007, dia membuat debut sebagai sutradara dengan menyutradarai film Taare Zameen Par, yang membuatnya mendapat penghargaan sebagai Sutradara Terbaik dalam acara Filmfare Award. Kemenangan ini diikuti oleh Film Ghajini (2008), yang menjadi film dengan penjualan terlaris, dan film 3 idiots (2009), yang telah menjadi film Bollywood yang paling sukses sepanjang masa. Pada tahun 2010, Pemerintah India menobatkannya sebagai Bhushan Padma karena sumbangannya terhadap perfilman India.
2008 – sekarang: Bangkit dan Mendunia
Pada 2008, Amir Khan muncul di film Ghajini. Film ini meraih sukses di pasaran. Untuk penampilannya di film tersebut, Amir Khan menerima beberapa nominasi aktor terbaik di berbagai ajang penghargaan serta nominasi Filmfare Aktor Terbaik kelima belas.
Pada tahun 2009, Amir Khan muncul dalam film 3 Idiots yang sukses besar di pasar dalam dan luar negeri. Film 3 Idiots menjadi film Bollywood terlaris saat itu, memecahkan rekor sebelumnya yang dibuat oleh Ghajini, yang juga dibintangi Amir Khan. Film 3 Idiots adalah salah satu dari sedikit film India yang sukses di pasar Asia Timur seperti Cina dan Jepang, pada saat itu menjadikannya film Bollywood dengan pendapatan tertinggi di pasar luar negeri. Film ini menjadi film India pertama yang resmi dirilis di YouTube, dalam waktu 12 minggu setelah dirilis di bioskop pada tanggal 25 Maret 2010, tetapi akhirnya dirilis secara resmi di YouTube pada Mei 2012. Film ini juga memenangkan enam Penghargaan Filmfare (termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik), sepuluh Penghargaan Layar Bintang, delapan Penghargaan IIFA, dan tiga Penghargaan Film Nasional.
Di luar negeri, film ini memenangkan Hadiah Utama di Videoyasan Awards Jepang, dan dinominasikan untuk Film Berbahasa Asing Terbaik di Japan Academy Awards dan Film Asing Terbaik di Film Internasional Beijing China Festival.
Amir Khan disebut-sebut sebagai pembuka pasar Cina untuk film-film India. Ayahnya Tahir Hussain sebelumnya sukses di Tiongkok dengan Caravan (1971), tetapi film-film India menurun di negara itu sesudahnya, sebelum Aamir Khan membuka pasar Cina untuk film-film India pada awal abad ke-21. Academy Award yang dinominasikan Lagaan (2001) menjadi film India pertama yang dirilis secara nasional di Tiongkok. Ketika 3 Idiots dirilis di Tiongkok, negara itu hanya menjadi pasar film terbesar ke-15, sebagian karena maraknya pembajakan DVD. Namun,justru aksi pembajakan itu membuat film 3 Idiots semakin populer dan dielukan penggemar film India di negeri Tirai Bambu itu.
Film ini menjadi film favorit ke-12 Tiongkok sepanjang masa, menurut peringkat di situs ulasan film Tiongkok Douban, dengan hanya satu film Cina di atasnya yang berperingkat lebih tinggi.
Sukses film 3 Idiots disusul juga film Amir Khan lainnya seperti Taare Zameen Par (2007) dan Ghajini (2008).
Pada 2013, Cina tumbuh menjadi pasar film terbesar kedua di dunia (setelah Amerika Serikat), membuka jalan bagi kesuksesan box office film yang dibintangi Aamir Khan, dengan Dhoom 3 (2013), PK (2014) dan Dangal (2016).
Menjadi Duta UNICEF Hingga Aktivis Jalanan
Ternyata, Amir Khan juga pernah terlibat dalam sejumlah aksi kemanusiaan dan aksi jalanan atau demonstrasi memprotes kebijakan Pemerintah India yang dinilainya merugikan rakyat kecil, diskriminatif dan mengekang kebebasan berekspresi.
Pada April 2006, Amir Khan ikut ambil bagian dalam aksi demonstrasi yang digagas Komite Narmada Bachao Andolan Gujarat pimpinan Medha Patkar yang memprotes pemindahan penduduk Adivasis dari rumah mereka karena proyek peninggian Bendungan setempat.
Amir Khan juga sempat menerima gelombang protes atas filmnya berjudul Fanna yang sempat diboikot di sejumlah wilayah di India. Tetapi, Amir Khan justru mendapat simpati dan dukungan dari Perdana Menteri India Manmohan Singh dan menilai karya film yang dibintangi Amir Khan itu sebagai bagian dari kebebasan berekspresi yang tak harus diprotes.
Pada 30 November 2011, Amir Khan ditunjuk sebagai duta nasional UNICEF untuk mempromosikan gizi anak. Dia terlibat dalam kampanye IEC yang diorganisir pemerintah untuk meningkatkan kesadaran tentang gizi buruk. Ia juga dikenal aktif mendukung pendidikan perempuan di India dan kerap kali jadi thema dalam film-film yang diproduksinya.
Lebih dari itu, Amir Khan banyak terlibat dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara negaranya India dengan Republik Rakyat China, pasca ketegangan kasus Doklam dan Maladewa.
Maklum, nama Amir Khan sangat terkenal di China dan dia dianggap mampu membantu pemerintah India mengurangi defisit perdagangan dengan China.
Pada tahun 2016, Aamir khan bersama istrinya Kiran Kao terlibat aktif dalam membantu Pemerintah negara bagian Maharashtra India agar bisa keluar dari krisis air berkepanjangan di wilayah itu.
Bahkan Amir Khan berseloroh bahwa acara TV populer yang diasuhnya Satyamev Jayate tidak lagi mengudara bukan karena keputusan Pengadilan, tetapi seluruh kru dan timnya terlibat dalam proyek konservasi air di wilayah Maharashtra melalui yayasan nirlaba yang dibangun bersama isteriya, Paani Foundation.
Kontroversi Intoleransi
Sebagai aktor India dari kalangan muslim, Amir Khan tidak sedikit mendapat kritik tajam karena memperistri Kiran Rao yang beragama Hindu. Bahkan dia mengungkapkan ketidaknyamannya dengan meningkatnya aksi intoleransi seperti kasus sebuah acara di New Delhi India yang diselenggarakan Harian The Indian Express.
Amir Khan menanggapi peristiwa politik yang terjadi di negeri itu, ketika terjadi aksi kekerasan terhadap intelektual muslim tanpa adanya pembelaan dari Pemerintahan BJP Modi yang sedang berkuasa. Bahkan Amir Khan menyarankan keluarganya untuk pindah dan keluar dari India yang memicu kontroversi politik.
Apa yang dinyatakan Amir Khan ternyata menuai perdebatan politik sengit hingga viral di media sosial. Banyak yang mengecam rencaaa pindah Amir Khan keluar negeri sebagai sikap tidak nasionalis. Meskipun tidak sedikit juga yang mengapresiasi dan mendukung pernyataan Amir Khan.
Sebagian besar reaksi terhadap Khan, seorang Muslim India dengan istri Hindu, berasal dari kelompok nasionalis Hindu. Partai politik sayap kanan Shiv Sena dengan tajam mengkritik pernyataan Amir Khan, yang menyebutnya sebagai Pengkhianat. Partai politik yang berkuasa Partai Bharatiya Janata (BJP) mengatakan insiden itu sebagai “Pelanggaran Moral”.
Setelah kontroversi, pembakaran poster terjadi di Ludhiana oleh pihak Shiv Sena. Bahkan Kepala Shiv Sena Punjab Rajeev Tandon juga mengeluarkan ancaman, menawarkan hadiah hingga USD 1.400 atau setara Rp 29 Juta kepada siapa saja yang menampar Amir Khan. Akibatnya, keluarga Amir Khan mendapat perlindungan ekstra dari pihak kepolisian.
Rupanya ancaman tersebut justru menimbulkan reaksi balasan. Amir Khan menerima dukungan luas dari sejumlah selebriti dan tokoh masyarakat India, termasuk pemimpin Kongres Nasional India Rahul Gandhi, serta Hrithik Roshan, Shah Rukh Khan, Mamata Banerjee, Rajkumar Hirani, Kabir Khan, Farah Khan, AR Rahman dan Priyanka Chopra. Meskipun disisi lain, dia juga mendapat kritik tajam tentang pernyataan intoleran dari selebriti India yang lain seperti Shatrughan Sinha, Anupam Kher, Raveena Tandon dan Vivek Oberoi.
Walaupun pada akhirnya, Amir Khan dan isterinya Kiran Rao menyatakan tidak akan meninggalkan negara itu. Pasca kontroversi intoleransi tersebut, Amir Khan dijadikan sebagai Duta Besar Kampanye Pariwisata resmi India.
Selanjutnya, pada Januari 2016, Amir Khan mengklarifikasi pernyataannya terkait intoleransi. Bahwa dirinya tidak pernah mengatakan India tidak toleran dan tidak berniat meninggalkan India.”Saya lahir di India dan akan mati juga di India,”tegasnya.
Namun rupanya pernyataan resmi Amir Khan itu masih juga tidak bisa diterima dan dia kerap menerima serangan balasan hingga berujung seruan memboikot filmnya berjudul Dangal. Terbukti, pada Oktober 2016, Vishva Hindu Parishad menyerukan protes terhadap film tersebut.
Setelah dirilis pada Desember 2016, #BoycottDangal menjadi trending topik di Twitter, dan sekretaris jenderal BJP Kailash Vijayvargiya menyerukan protes terhadap film tersebut. Meskipun ada seruan untuk memboikot film tersebut, Dangal secara mengejutkan ternyata menjadi film dengan sukses besar, meraup untung lebih dari ₹ 500 crore setara US $ 70 juta hanya pemutaran di India saja.
Kehidupan Keluarga
Amir Khan menikahi Reena Dutta, aktris yang memiliki peran kecil di film Qayamat Se Qayamat Tak. Menikah pada 18 April 1986. Mereka dikaruniai dua anak, seorang putra bernama Junaid Khan dan seorang putri, Ira Khan. Reena Duta pernah terlibat sebagai produser film suaminya, Lagaan. Sayangnya, pada Desember 2002, Amir Khan mengajukan gugatan cerai. Reena Dutta mengambil hak asuh atas kedua anak mereka.
Pada 28 Desember 2005, Amir Khan menikahi Kiran Rao, yang telah menjadi asisten sutradara untuk Ashutosh Gowariker selama pembuatan film Lagaan. Pada tanggal 5 Desember 2011, Amir Khan dan istrinya mengumumkan kelahiran putra mereka, Azad Rao Khan, dari hasil bayi tabung. Ayahnya, Tahir Hussain, meninggal pada 2 Februari 2010.
Sebagai seorang Muslim yang taat, Amir Khan bersama ibunya Zeenat, menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah pada 2013. Istrinya Kiran Rao adalah seorang Hindu. Pada bulan Maret 2015, Amir Khan menyatakan bahwa dirinya menjadi seorang vegetarian, mengadopsi gaya hidup vegan setelah terinspirasi oleh istrinya.
Sebelum bekerja penuh sebagai pemain film. Amir Khan sebenarnya seorang olahragawan, sebagai pemain tenis yang rajin. Dia bermain secara profesional di kejuaraan tingkat negara bagian pada 1980-an dan beberapa kali menjadi juara.
Pada 2014, Aamir Khan berpartisipasi dalam pertandingan eksibisi untuk International Premier Tennis League, bermain ganda dengan pemenang grand slam Roger Federer dan Novak Djokovic, serta Sania Mirza. Selama kunjungannya ke Cina pada Januari 2018, ia berpartisipasi dalam pertandingan ping pong (tenis meja) yang kompetitif dengan mantan juara Olimpiade Liu Guoliang.
Diam-diam Aamir Khan mengagumi sosok Dr. Babasaheb Ambedkar, seorang ekonomi, politisi dan tokoh reformasi India. Amir Khan menyebutnya sebagai sang inspirator. “Dr. Babasaheb Ambedkar tidak takut. Dia menyebarkan cinta dan kemanusiaan. Dia mencintai orang-orang dan memberi mereka pemikiran tentang kemanusiaan. Babasaheb tidak pernah menyerah, dia tak kenal takut. Jadi hari ini saya memiliki kesulitan, masalah atau situasi yang buruk, saya ingat Babasaheb. Itu mengapa saya mendapatkan inspirasi darinya. Itu sebabnya Babasaheb adalah tokoh panutan saya “kata Aamir Khan.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Dan kini, anak-anak Amir Khan dari pernikahannya dengan mantan isteri pertama, Renna Duta juga mengikuti jejak orang tua mereka sebagai pemain dan produser film.
Pada September 2019, putrinya, Ira, mengumumkan di media sosial bahwa ia akan menyutradarai produksi teater, versi pertamanya, versi Medea Euripides. Aktris veteran Sarika, mantan istri Kamal Haasan, dan putrinya Akshara Haasan membuat naskah drama, dan saudara perempuan Amir Khan, Farhat Dutta, telah melukis poster untuk promosi film perdana keponakannya.
Sebelumnya, Aamir telah mengungkapkan di acara Koffee With Karan bahwa anak-anaknya Junaid dan Ira memang tertarik untuk mengejar karir di industri film. Aamir bilang meskipun dia mendukung impian mereka, tetapi dia juga akan secara jujur mengkritik kalau ternyata mereka tidak bisa berakting dengan baik.
”Ketika Junaid mengatakan bahwa dia ingin pergi dan berlatih sebagai aktor, hal pertama yang saya katakan adalah, ‘Lihat, kamu harus mengikuti kata hatimu dan melakukan apa yang kamu inginkan. Tetapi ketika saatnya tiba bagimu untuk mengambil langkah pertama sebagai seorang Aktor, jika saya merasa kamu tidak cukup baik, saya akan mengkritik langsung dan tidak akan mendukungmu,” kata Aamir blak-blakan.
”Karena itu akan tidak adil untuk film dan itu juga tidak adil untuk penonton. Jika kalian baik, maka kalian akan mendapatkan peluang. Mungkin dari saya, mungkin dari orang lain. Itu berlaku untuk Ira juga,” tutup Aamir Khan
Aamir Khan tak lupa mengatakan kalau Ira mungkin memiliki niat di dunia pembuatan film. Selebihnya dia tak begitu yakin dengan impian putrinya itu.
Aamir Khan sendiri terakhir bermain dalam film Thugs of Hindostan bareng Amitabh Bachchan, Katrina Kaif dan Fatima Sana Shaikh. Namun sayangnya, film berbiaya besar itu dianggap gagal karena ceritanya kurang menarik.
Kini kabarnya, Aamir Khan akan mendaur ulang film terkenal Tom Hanks, Forest Gump. Film tersebut akan diberi judul Lal Singh Chaddha dan disutradarai Advait Chandan.
“Film berikut saya adalah Lal Singh Chaddha. Film ini diproduksi oleh Viacom18 Motion Pictures bersama Aamir Khan Productions. Film ini diadaptasi dari film Hollywood Forest Gump dan disutradari oleh Advait Chandan,” kata Aamir Khan kepada media, seperti dikutip dari Hindustan Times.
Puasa Ramadhan
Sebagai penganut Islam moderat, Amir Khan bersama keluarganya juga melaksanakan ibadah puasa Ramadhan di tengah pandemi korona melanda negeri Sungai Gangga itu.
Walaupun sang Istri Kiran Rao beragama Hindu, namun justru tak jadi soal. Bahkan sang istri ikut berpuasa seperti suaminya. Toleransi menjalankan keyakinan masing-masing begitu terasa dalam keluarga aktor perfeksionis Amir Khan. Selamat dan sukses! (MRC-01/Diolah dari berbagai sumber)