NTB Surplus Jagung dan Beras tapi…

MATARAMRADIO.COM- Kepala Dinas Ketahan Pangan NTB, Aidy Furqan menjelaskan secara umum Provinsi NTB surplus dalam komoditi jagung dan beras. Namun, masih ada daerah di NTB yang masuk kategori rawan pangan.


“Ada desa yang masuk kategori rawan pangan,” katanya, Selasa 19 Agustus 2025.


Menurut Aidy Furqan, dengan status rawan pangan tersebut, ada korelasi dengan tingkat kemiskinan masyarakat. “Ternyata, kondisi rawan pangan berkorelasi dengan tingkat kemiskinan,” katanya.

BACA JUGA:  Provinsi NTB Raih Penghargaan IMDI Early Adopter Award 2024, Semakin Mantapkan Transformasi Digital


Dengan kondisi seperti itu, menurut Aidy Furqan Pemerintah Provinsi NTB akan berusaha agar ekonomi di daerah lahan kering bisa terus membaik dengan dibuat irigasi.


“Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) agar ada irigasi untuk daerah kering,” katanya.


Jika persoalan air sudah teratasi, kata Aidy Furqan pemerintah provinsi NTB akan mengembangkan pola tanam pangan tematik. Artinya , setiap daerah bisa saling mengisi kebutuhan pangannya.
“Setiap daerah bisa saling mengisi kebutuhan pangannya,” katanya.

BACA JUGA:  Polda NTB Siap Amankan Dua Event Internasional


Dari data yang ada, kata Aidy Furqan ada lima desa di NTB yang masuk kategori rawan pangan, sebagian besar berada di Pulau Sumbawa.


“Desa Orong Telu salah satunya sedang di Pulau Lombok ada satu desa yang masuk rawan pangan dan berada di Kabupaten Lombok Utara,” katanya.***