MATARAMRADIO.COM – Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal menjelaskan sekitar 80 persen pasar jagung diserap oleh 4 perusahaan besar sedang 20 persennya diserap oleh perusahaan perusahaan kecil.
Namun, tidak semua hasil panen jagung bisa diserap oleh perusahaan karena itu pemerintah provinsi NTB sedang memikirkan bagaimana agar jagung yang ada di pasaran bisa diserap oleh Bulog.
Sayangnya, kata Gubernur Bulog terkendala oleh keterbatasan gudang yang dimiliki.


“Gudang yang dimiliki Bulog masih penuh oleh jagung hasil panen tahun kemarin,” katanya saat ramah tamah dengan wartawan, Rabu 7 Mei 2025.
Menurut Gubernur, gudang Bulog saat ini masih terisi dengan jagung sebanyak 40 ribu ton yang belum terjual. “Masih tahap lelang,” katanya.
Karena itu, Gubernur meminta pemerintah kabupaten dan kota yang ada di Provinsi NTB untuk menginventarisir gudang-gudang yang bisa disewa sebagai gudang penyimpanan jagung
Menurut Gubernur, untuk penjualan jagung penetapan harga pokok penjualan (HPP) tidak sepenuhnya efektif sebab harga pokok penjualan (HPP).
“HPP hanya bisa diberlakukan untuk Bulog sedang untuk perusahaan swasta HPP tidak tidak bisa diberlakukan,” katanya.***









