MATARAMRADIO.COM – Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara mengenai keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memecatnya sebagai kader.
Dalam pernyataannya di kediaman pribadinya di Sumber, Banjarsari, Solo, Jokowi menyatakan menerima keputusan tersebut dengan pasrah dan tanpa rencana untuk membela diri.
“Dan saya tidak dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi,” ujar Jokowi, Selasa (17/12/2024).
Jokowi, yang telah menjadi kader PDIP selama lebih dari dua dekade, menegaskan bahwa ia menghormati sepenuhnya keputusan partai berlambang banteng moncong putih itu. “Ya enggak apa, enggak apa. Saya menghormati itu,” tambahnya seperti dilansir dari inilah.com.
Waktu sebagai Penguji Keputusan
Jokowi memilih tidak memberikan komentar lebih jauh terkait alasan pemecatannya. Ia percaya bahwa waktu akan menjadi penentu atas keputusan ini.
“Nanti, nanti waktu yang akan mengujinya. Saya rasa itu saja,” katanya dengan nada tenang.
Keputusan ini menjadi akhir perjalanan Jokowi bersama PDIP, partai yang telah menjadi rumah politiknya sejak awal karier politiknya sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI ke-7.
Pemecatan Joko Widodo dan Kader Lain oleh PDIP
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, mengumumkan secara resmi pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, dan 27 kader lainnya berdasarkan Surat Keputusan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
Menurut Komarudin, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan pelanggaran terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Khusus untuk Jokowi, PDIP menilai ia telah menyalahgunakan kekuasaan untuk mengintervensi Mahkamah Konstitusi (MK), sebuah tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran berat oleh partai.
Gibran dan Bobby, yang juga bagian dari keluarga Jokowi, dipecat karena maju sebagai calon dari partai lain dalam Pilpres dan Pilkada 2024.
Dua Dekade Bersama PDIP: Jokowi dan Loyalitas yang Diakhiri
Keputusan pemecatan ini menandai akhir perjalanan Jokowi bersama PDIP selama lebih dari 20 tahun. Jokowi memulai karier politiknya sebagai kader PDIP ketika ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo. Dengan dukungan PDIP, ia melangkah ke panggung nasional sebagai Gubernur DKI Jakarta sebelum akhirnya terpilih sebagai Presiden RI selama dua periode.
PDIP selama ini dikenal sebagai partai yang memberikan dukungan penuh kepada Jokowi dalam perjalanan politiknya. Namun, keputusan pemecatan ini menjadi salah satu peristiwa besar dalam dinamika internal partai dan politik nasional.
Dampak Pemecatan terhadap Gibran dan Bobby
Selain Jokowi, putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 2024–2029, juga menghadapi pemecatan. Langkah Gibran untuk maju sebagai calon Wakil Presiden dari partai lain dianggap melanggar disiplin partai.
Hal yang sama berlaku untuk menantu Jokowi, Bobby Nasution, yang maju sebagai calon gubernur pada Pilkada 2024 dari kendaraan politik lain.
Respon Jokowi: Tetap Tenang di Tengah Keputusan Berat
Keputusan pemecatan ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. Meski demikian, Jokowi tetap menunjukkan sikap tenang dan menghormati langkah partai. Ia memilih untuk tidak memperpanjang polemik dengan memberikan pembelaan atau kritik terhadap keputusan tersebut.
“Saya rasa waktu akan menjelaskan segalanya,” tutupnya singkat. (editorMRC)