MATARAMRADIO.COM, Mataram – Plt Kepala Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripuddin menjelaskan sebagian remaja putri di NTB tidak memiliki mimpi untuk masa depannya sehingga ketika ada ajakan untuk menikah mereka menyetujuinya.
“Tak punya mimpi untuk masa depan akhirnya menikah di usia muda,” katanya di sela-sela rakor stunting, Rabu (13/12/23).
Berdasarkan data di BKKBN, jelas Makripuddin dari sekitar satu juta pasangan usia subur di NTB lebih dari 50 persen tercatat sebagai pasangan yang menikah usia anak atau usia muda.


“Sebanyak 56,1 persen dari pasangan usia subur adalah pasangan usia muda,” katanya.
Akibat menikah di usia muda, jelas Makripuddin anak yang dilahirkan bisa mengalami stunting karena ketidaksiapan orangtuanya dalam mengurus anak.
“Namanya menikah muda, biasanya belum siap untuk menjadi orang tua yang harus mengurus anak,* katanya.
Agar pernikahan di usia muda dapat diminimalisir, jelas Makripudin pemerintah harus menumbuhkan mimpi remaja putri untuk meggapai masa depan lebih baik.
“Kita harus tumbuhkan mimpi-mimpi remaja putri untuk kehidupan di masa depannya,” katanya. (MRC03)











