Pengusaha Asal NTB Ekspor Vanili Organik ke AS Bernilai Miliaran Rupiah

MATARAMRADIO.COM – Siapa bilang produk pertanian dan perkebunan NTB tidak berkualitas ekspor. Buktinya, Mohir, seorang pengusaha Vanili asal NTB mampu mengekspor Vanili Organik ke Negeri Paman Sam Amerika Serikat dengan omzet miliaran rupiah.

Menurut  Ekportir CV Rempak Organik, Mohir mengungkapkan, Vanili yang diekspor ke Amerika Serikat saat ini berasal di Lombok Utara dan Lombok Timur dengan ketinggian lokasi tanaman antara 600-700 dpl.“Dan pada bulan Agustus mendatang Vanili Lombok siap diekspor antara 5-6 ton. Sedangkan untuk permintaan ekspor Vanili asal NTB sebanyak 23 Ton dan bakal dikirim secara bertahap serta CV Rempak Organik punya sertifikat dunia Vanili Organik. Dan untuk nilai ekspor vanili asal NTB kali ini senilai Rp1,4 Miliar,”katanya.

Hal tersebut diungkapkan Mohir disela-sela kegiatan Rapat Koordinasi Gratieks dan pelepasan ekspor vanili organic Lombok ke Amerika Serikat tahun 2023, Kamis (1/6/2023) di Balai Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Kelas 1 Mataram, Lembar, Lombok Barat.

BACA JUGA:  Warga Sekitar Gunung Rinjani Lombok Menanam 10.000 Beringin

Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd  yang mengapresiasi pelepasan ekspor vanili organik ke Amerika Serikat tahun 2023. Hal ini sebagai bukti bahwa petani masih tetap memiliki semangat juang untuk meningkatkan produksi usaha taninya untuk sekaligus meningkatkan nilai ekspor bagi kesejahteraan petani secara ekonomi.

Menurut Wagub, vanili telah menjadi komoditas yang spesial lantaran tak tumbuh di semua negara dan sangat berpotensi jika dikembangkan di Indonesia, khususnya di NTB, terlebih tamanan ini bukan tanaman musiman seperti komoditas lain di NTB.“Terlebih lagi Vanili Lombok telah mendapatkan sertifikat dengan kualitas internasional yang bisa diserap pasar dunia. Jadi ini sesuatu yang betul-betul membuat kita semangat untuk memperluas areal tanam untuk dilakukan pembinaan yang lebih terarah produksi juga jadi makin tinggi ke depan. Dan ini sudah terbukti dari tahun ke tahun produksinya semakin meningkat,” ujar Wagub NTB.

BACA JUGA:  TPST Lingsar Kekurangan Sampah 600 Kg per Hari

Mengingat tanaman Vanili merupakan komoditas pertanian perkebunan yang cukup menguntungkan, Pemprov NTB kata Wagub juga merencanakan untuk mempersiapkan SDM para petani ataupun pelaku usaha vanili ini melalui pelatihan ke depannya yang akan melibatkan para siswa SMK Pertanian.“Jadi butuh pembinaan dan pelatihan bagi petani kita untuk bisa tetap menjaga kualitas dan diharapkan petani-petani vanili sukses seperti petani sekaligus penguasaha vanili sukses dari Lombok Mohir bisa ditiru dan mendapatkan pembinaan yang berkelanjutan,” tukas Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB ini.

Wagub Ummi Rohmi ke depannya akan banyak memperhatikan peningkatan SDM bagi petani Vanili dengan harapan kualitas dan kuantitas produksi juga semakin meningkat serta cakupan aeal tanamnya juga semakin diperluas.“Semua itu optimis bisa kita lakukan. Karena pola komunikasi kita dengan petani juga tidak terlalu formal. Semua elemen di tingkat provinsi juga semua bisa terlibat kalau kita kompak menuju semangat dan tujuan yang sama,” ujarnya.

BACA JUGA:  Sedih, NTB Masih Zona Merah dan Kuning

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Mataram, drh. Arinaung, M.Si melaporkan, produksi Vanili di NTB sejak tahun 2020 sd hingga saat ini terus meningkat. Terutama untuk ekspor Vanili kering dengan harga yang cukup bagus. Tahun ini yang merupakan tahun ketiga ekspor Vanili. Diharapkan hingga Desember 2023 ini hasil produksi  bisa meningkat dengan perkiraan antara 7-8 ton vanili kering.

Selain itu kata Arinaung, menjadi suatu kebanggan bagi petani Vanili di NTB, selain upaya peningkatan produksi para petani juga konsen dengan pemenuhan pesyaratan permintaan ekspor dari negara tujuan. “Jadi petani konsen saat ini bagaimana menyiapkan produksi mulai dari kebun, pengolahan pasca panen, hingga pengemasan harus memenuhi standar. Ini suatu langkah berpikir petani yang bagus untuk mememenuhi persyaratan pasar yang dimulai dari tingkat petani,” demikian Arinaung. (EditorMRC)