MATARAMRADIO.COM – Sembalun merupakan kawasan potansial pengembangan tanaman kentang di Nusa Tenggara Barat karena merupakan daerah dataran tinggi dengan kesesuaian agroklimat untuk produksi kentang.
Selain itu, kawasan Sembalun adalah satu dari sangat sedikit kawasan di dunia yang terbebas dari endemik nematoda sista kuning (NSK), penyakit yang sangat ditakuti oleh petani kentang. Penanaman kentang dalam skala besar dilakukan oleh petani Sembalun sejak tahun 2003, dan sejak tahun 2004 petani Sembalun mulai menjalin kemitraan dengan Indofood untuk menanam kentang industri sebagai bahan baku kripik kentang.
Memperhatikan potensi tanaman ientang di Sembalun, akademisi Universitas Mataram memberikan dukungan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Menurut Prof Ir. Muhammad Sarjan, M.AgCP., Ph.D, peneliti kentang yang juga Direktur Pascasarjana Unram, permasalahan peningkatan produksi kentang di Sembalun dihadapkan pada kendala produktivitas yang berhubungan dengan manajemen produksi, kesesuaian lahan dan ketersediaan benih bermutu yang sangat terbatas. Prof Sarjan, bersama Tim Peneliti Kentang Unram, sejak tahun 2013 sampai 2018, telah melakukan penelitian perbenihan kentang di Sembalun melalui skim Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS). Penelitian ini menghasilkan berbagai inovasi perbenihan kentang mulai dari umbi, stek pucuk, sampai dengan kultur jaringan (planlet).
Tahun 2022, Tim Unram mendapatkan dana penelitian skim Matching Fund Kedaireka “Kemitraan Agribisnis Kentang untuk Pasar Indonesia”. Ketua Tim Matching Fund Unram, Ir Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc, Ph.D, mengungkapkan bahwa kegiatan Matching Fund ini dilatabelakangi konsumsi kentang industri di Indonesia, masih harus dipenuhi melalui impor benih dari luar negeri, sementara itu produsen kentang industri terbatas dan terkendala pemenuhan kebutuhan kentang yang sesuai spesifikasi pasar. Menurut Aluh, “Pola kemitraan produksi umbi kentang industri pernah menjadi andalan NTB, namun terhenti, terkendala tingginya produksi tinggi, dan kebutuhan benih yang masih diimpor”. Oleh karena itu, “Program Matching Fund ini ditujukan membangun kembali kemitraan: perbenihan dan produksi umbi konsumsi untuk kebutuhan industri di Indonesia” lanjut Aluh.
Dalam kegiatan Matching Fund ini, Tim Unram menggandeng PT Clarexindo Makmur Sejahtera (CMS), perusahaan swasta nasional pertanian yang menghasilkan benih kentang industri. Tommy Chitra, Direktur PT CMS, mengungkapkan bahwa mereka telah menghasilkan benih kentang bermutu varietas Chitra untuk memenuhi kebutuhan benih kentang insutri yang selama ini masih diimpor. Oleh karena itu, “Kami mendukung Tim Unram untuk menemukan pola kemitraan yang tepat dan saling menguntungkan antara PT CMS dengan petani di Sembalun”, ungkap Tommy. Dia berharap, melalui kegiatan Matching Fund ini akan tumbuh dan berkembang usaha penangkaran benih bermutu oleh kelompok-kelompok tani di Sembalun.
Kegiatan Matching Fund ini dilaksanakan melalui diseminasi teknologi budidaya dan teknologi perbenihan kentang melalui pelatihan dan pendampingan. Selain itu, dilakukan juga pelatihan dan pendampingan pengolahan kentang industri bagi wanita tani, bekerjasama dengan Tim Univeritas Teknologi Sumbawa (UTS). Kegiatan ini melibatkan petani pelaku agribisnis perbenihan untuk kepentingan kemitraan, pelaku on-farm agribisnis untuk menyediakan umbi kentang industri bagi pasar Indonesia, dan wanita tani pelaku UMKM pengolahan kentang. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak bulan September 2022 oleh 7 orang dosen, dan melibatkan 12 mahasiswa magang, KKN dan skripsi. “Jadi, program Mathcing Fund ini juga diarahkan untuk mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, atau MBKM, dan pemenuhan indeks kinerja utama Universitas Mataram,” jelas Aluh.
Dr. Agus Purbathin Hadi, ahli komunikasi pertanian, yang juga terlibat dalam kegiata Matching Fund Unram, mengungkapkan Mathing Fund Unram telah melaksanakan kegiatan diskusi kelompok terfokus (FGD) dan pelatihan, mulai Sabtu, 22 Oktober 2022, bertempat di Sembalun Agro Villa. Kegiatan FGD dilaksanakan 22 Oktober 2022, bertujuan untuk merumuskan pola kemitraan petani kentang yang menguntungkan petani dan mitra. Kegiatan FGD ini dihadiri oleh perwakilan petani, pengusaha perbenihan kentang, penyuluh pertanian, wanita tani, Camat Sembalun, perwakilan PKK, dan wakil Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB. Dalam FGD yang dipandu Nanik Munthohiyah, terungkap bahwa kemitraan yang dilaksanakan selama ini kurang berpihak kepada petani. Harga pembelian yang telah ditetapkan perusahaan seringkali dibawah biaya produksi yang terus meningkat. Di sisi lain, terjadi penurunan produksi karena berkurangnya daya dukung lahan. Petani mengusulkan pola “ngadas” sebagai bentuk kearifan lokal bagi hasil yang selama ini diterapkan petani secara tradisional. Sementara untuk benih kentang industry, petani meminta perusahaan membeli produksi dengan memberikan persentase keuntungan 10 sampai 30 persen di atas biaya produksi.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama dua hari, Minggu dan Senin, 22 dan 23 Oktober 2022. Hari pertama, “Pelatihan On-farm Agribisnis Produksi Umbi Konsumsi Kentang Industri Sesuai Mutu”, menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Tommy Chitra Direktur PT. Clarexindo Makmur Sejahtera, serta Dr. Ir. Kisman, M.Sc. dan Ir. Hery Haryanto, M.Si, keduanya dosen Fakultas Pertanian Unram. Hari kedua, “Pelatihan Teknis Produksi Benih Kentang Varietas Chitra”, menghadirkan narasumber Tunggul Wiyatno, S.Hut, MP. Kepala BPSB Provinsi NTB, serta Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc., PhD dan Prof. Ir. M. Sarjan, M.Agr.CP., Ph.D, dari Fakultas Pertanian Unram. Pelatihan ini diikuti secara langsung oleh petani kentang, pelaku perbenihan kentang di Sembalun, serta mahasiswa dan dosen yang mengikuti secara online melalui platform Zoom.
Bersamaan dengan kegiatan pelatihan petani, Tim Matching Fund Unram juga memberikan pelatihan pengolahan aneka jajanan berbahanbaku kentang, seperti roti kentang, kripik kentang, dan aneka olahan lainnya. Kegiatan pelatihan ini kemudian akan dilanjutkan dengan pendampingan sampai dengan akhir tahun 2022 ini. (*)