MATARAMRADIO.COM, Mataram – Dunia tosan aji dan perkerisan membuat penasaran para penggemarnya. Walau dunia tosan aji dan perkerisan kerap mendapat penilaian berbeda, namun peminatnya tetap memiliki rasa untuk terus menyayangi.
Hal ini bisa dilihat dari adanya keris-keris kamardikan, keris baru dan duplikasi selain keris aslinya.
Untuk keris asli atau keris tua, menurut pencinta benda budaya Fathul Mukmin Abdullah memiliki nilai lebih baik dari sisi usia, pembuatan maupun peruntukkannya.
Karena keunikan dan keantikannya inilah, keris tua atau keris asli tidak bisa dinilai secara pasti, berapa nilai materinya.
Tingginya nilai materi dan historis keris tua, menurut Fathul menjadi sebab munculnya keris-keris duplikasi.
Keris duplikasi, walau memiliki motif dan bentuk mirip keris aslinya namun dari sisi harga dan nilai jauh berbeda.
“Harga keris duplikasi sekitar 3 jutaan dan lebih banyak dimanfaatkan sebagai souvenir,” katanya saat pameran keris di Museum NTB, 24 -26 September 2022.
Gelaran pameran keris di museum, menurut Kepala Museum NTB, Bunyamin sebagai salah satu upaya mengedukasi generasi muda untuk mencintai dan memahami budayanya.
“Generasi muda perlu banyak diedukasi tentang budaya sehingga tumbuh rasa cinta kepada budayanya sendiri,” katanya.
Bunyamin menjelaskan, keris bukan hanya dicintai orang karena bentuk, motif atau nilai sejarahnya tapi juga aura mistisnya walau sifatnya hanya pribadi-pribadi.
“Keris warisan leluhur atau yang telah digunakan untuk peperangan biasanya memiliki aura mistis” katanya.
Sayangnya, jelas Bunyamin tidak semua pemilik keris bisa melakukan perawatan terhadap keris yang dimiliki.
“Kalau penggemar keris biasanya sudah memiliki ketrampilan dalam merawat keris, tapi mereka yang memiliki keris karena diwariskan leluhurnya, tidak semua paham,” katanya.
Perawatan keris, menurut pencinta keris Pande Wayan Suwardhita harus dilakukan para pemilik keris agar keris terhindar dari karat. Perawatannya sendiri, bisa dilakukan setahun sekali atau 7 bulan sekali.
“Kalau di Jawa biasanya dilakukan di bulan Syuro. Kalau di Hindu, pembersihan keris biasa dilakukan 7 bulan sekali yang disebut tumpak landep,” katanya.
Bagi Wayan, nilai keris tidak hanya dari bentuk, motif, sejarah tapi juga aura mistis.
“Keris-keris tua biasanya memiliki aura mistis yang kuat karena dibuat secara khusus dengan tujuan khusus pula,” katanya.
Namun demikian, jelas Wayan keris kamardikan pun bisa memiliki aura mistis setelah dipasupati.
“Keris Kamardikan bisa saja memiliki ‘isi’ setelah di pasupati,” katanya.
Karenanya, biasanya para penggemar keris akan menempatkan keris-keris tertentu di tempat khusus.
“Keris yang memiliki nilai antik, super dan kelebihan lain biasanya jarang dipamerkan di ruang publik. Hanya sesekali terlihat di ruang publik” kata Wayan yang diamini Fathul. (MRC03)