MATARAMRADIO.COM, Mataram – Pemerintah Provinsi NTB membentuk tim terpadu untuk membatasi masuknya telur dari pulau Jawa dan Bali.
“Banyaknya telur dari Jawa dan Bali di pasaran, membuat telur produk lokal tidak banyak dilirik pembeli. Akibatnya, telur produksi lokal banyak menumpuk di gudang para peternak,” kata Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan propinsi NTB, Rahmadin kepada wartawan, Senin (25/10/21).
Seiring kinerja tim terpadu, jelas Rahmadin telur produk lokal mulai menembus pasar. “Kondisinya sudah melandai,” paparnya.
Secara statistik, jelas Rahmadin kebutuhan telur di NTB tidak bisa dipenuhi oleh para peternak ayam petelur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya masih membolehkan telur dari luar pulau masuk ke NTB. “Hanya saja, jumlahnya dibatasi,” jelasnya.
Pembatasan ini, tutur Rahmadin seiring telah berproduksinya ayam petelur bantuan pemerintah propinsi NTB kepada masyarakat yang dikucurkan sejak setahun lalu.
“Dua atau tiga tahun lalu, NTB masih membutuhkan tambahan telur sekitar 600 ribu butir pertahunnya, tapi sekarang sudah mulai berkurang,” katanya.
Menanggapi mahalnya harga pakan baik untuk ayam petelur maupun ayam pedaging, Rahmadin menjelaskan pemprop NTB sedang membuat pabrik pakan ayam.
Diharapkan, dengan terselesaikannya segala persyaratan, pabrik tersebut bisa segera berproduksi. “Dari sisi bahan baku, NTB memiliki potensi luar biasa sehingga bila pabrik pakan ayam sudah produksi maka proses industrialisasi di bidang peternakan bisa lebih cepat diwujudkan,” katanya. (MRC03)