Oleh: DR Salman Faris
Tik Tok itu dibuat agar semua orang dapat menampakkan diri secara audio visual. Tik Tok cerdas sekaligus jahat dalam menangkap watak dasar manusia sebagai makhluk yang sangat berpotensi mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD), misalnya.
Untuk memenuhi keperluan menampakkan diri ini, hal pertama kali yang mesti dilakukan oleh manusia ialah mengetepikan rasa malu.
Dari paragraf ringkas di atas sudah menunjukkan dua penyakit manusia. Terlalu berlebihan keinginan menampakkan diri dan menipisnya rasa malu. Karena kedua penyakit ini, akhirnya manusia berpotensi melakukan apa saja untuk tujuan senggama sosial secara luas. Senggama sosial yang bertujuan untuk mendapatkan orgasme sosial yang dalam, panjang, dan luas. Manusia dengan penuh kesadaran, menggelontorkan biaya mahal hanya untuk bergerak menuju peradaban masturbatif.
Berbicara mengenai senggama sosial, sudah tentu dijumpai kepelbagaian gaya. Dari gaya yang konvensional hingga sadomasokis sampai gaya yang tingkat absurditasnya alang kepalang. Lacurnya, gaya senggama sosial berjenis sadomasokis inilah yang banyak jadi pilihan.
Ciri senggama sosial beraliran sadomasokis ini ialah lupa pelaku tentang pantatnya yang buruk rupa, misalnya, namun tetap dieksploitasi hanya untuk mendapatkan orgasme sosial. Makin redundan objek tubuh yang dimiliki, maka semakin empuk sebagai medium senggama sosial. Maka jangan heran jika dalam Tik Tok dijumpai wanita yang paling cantik hingga yang paling kebalikannya. Bahkan keburukan rupa diedit sedemikian rupa agar memang keburukan itu sampai di puncak keburukan visual. Sampai level ini, Tik Tok memang berhasil membuat keburukan visual menjadi barang mahal. Tik Tok sukses menumpangtindihkan antara hasrat, birahi, dan kata suci. Tik Tok tanpa kendala mendekonstruksi bentuk, fungsi, dan makna sesuatu menjadi lumer ke dalam kepentingan dan tujuan orgasme sosial.
Ciri orgasme sosial yang memuncak ialah semakin sering video, misalnya, ditonton dan dibagikan kepada yang lain. Video senggama sosial bergenre sadomasokis itu berhasil masuk ke semua lini manusia. Maka jadilah orgasme sosial yang terus berlangsung hingga seburuk apa pun itu, sekurangnya berhasil menghibur dan yang paling mencengangkan ialah sukses membentuk opini sosial tentang suatu objek.
Pada saat itulah neraka mulai bekerja. Mula-mula dengan mengkoyak-moyakkan sistem sosial, lalu berwajah berang dalam pertarungan politik. Seterusnya bermuka sadis dalam bentuk kebudayaan. Dan tak kalah sadisnya ialah berjiwa hantu dalam kontestasi ekonomi.
Bagi yang meyakini dunia ini ada pengakhiran, maka Tik Tok ialah salah satu tanda akhir dunia sudah sangat dekat. Dan manusia di akhir dunia ini kebanyakannya memilih Tik Tok (salah satunya) sebagai imam menuju neraka.
Malaysia, 6/2/2021