MATARAMRADIO. COM, Lombok Barat– Ratusan warga dari berbagai tempat mengantarkan jenazah almarhum H Lalu Mudjitahid ke tempat pemakamannya di pemakaman keluarga Desa Kuripan Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat Minggu (2/8 )
Dikutip dari Website Radar Lombok bahwa rangkaian pemakaman dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19, mulai dari pengkafanan, salat jenazah dan pengantaran ke tempat pemakaman hingga proses pemakaman dilakukan oleh tim pemulasaraan jenazah gugus tugas Covid-19 Kabupaten Lombok Barat. Pemakaman dilakukan sekitar pukul 10.00 Wita setelah jenazah disalatkan di Masjid Masjid Hidayatul Mukhtar Kuripan. Selanjutnya jenazah dibawa ke pemakaman oleh petugas yang menggunakan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Di pemakaman, pengantar jenazah hanya bisa menyaksikan dari luar gerbang. Hanya keluarga dan tamu undangan dari kalangan tuan guru, pejabat dan kerabat yang diizinkan masuk. Pantauan media ini di tempat pemakaman hadir, Sekda Provinsi NTB H.L Gita Ariadi, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, Sekda Lobar H Baehaqi, Ketua DPRD Kota Mataram H Didi Sumardi, para tuan guru di Lombok Barat.
Rangkaian pemakaman mulai dari jenazah dimasukkan ke liang kubur, pembacaan suratul ikhlas dan zikir dipimpin oleh TGH Hasanaen Juaini. Pembacaan talqin oleh TGH Lalu Mazwe Lombok Tengah dan pembacaan takziyah oleh TGH Muharar Mahfudz. Pembacaan riwayat hidup dilakukan oleh Lalu Bayu Windya dan sambutan atas nama keluarga disampaikan oleh H L Gita Ariadi.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid dalam kesempatan ini juga sebagai perwakilan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat memberikan sambutan. Fauzan menuturkan bagaimana sosok almarhum Lalu Mudjitahid.” Atas nama pemerintah daerah, saya sampaikan belasungkawa, dan berterimakasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi almarhum untuk Kabupaten Lombok Barat,” ungkapnya.
Fauzan menuturkan dirinya pernah bertanya kepada almarhum, tentang motto Lombok Barat “Patut Patuh Patju” yang cetuskan oleh Lalu Mudjitahid pada saat menjadi Bupati Lombok Barat pada tahun 1989-1999.” Secara pribadi saya pernah bertanya, apa makna dari Patut Patuh Patju, jika dimaknakan dalam agama,” tuturnya. Lalu Mudjitahid lalu menjelaskan motto ” Patut Patuh Patju (Tripat) terdiri dari tiga bagian kata. Kalau dibawa ke agama menjadi dua kata yaitu Iman dan Ihsan.
Selama menjadi kepala daerah, Fauzan mengaku banyak berkonsultasi dengan almarhum. Hal yang paling melekat yaitu nasehat Lalu Mudjitahid kepada dirinya agar pimpinan di Lobar harus menciptakan pemerintah yang bersih, dan menjaga aset daerah Kabupaten Lombok.” Saya diingatkan untuk menjaga aset daerah semaksimal mungkin,” ujarnya.
Mantan Wali Kota Mataram dan Bupati Lombok Barat H Lalu Mudjitahid tutup usia di ruang isolasi RSUD Provinsi NTB sekitar pukul 14.57 Wita Sabtu (1/8/2020). Almarhum menjalani perawatan intensif akibat terpapar Covid-19 sejak beberapa hari lalu. Direktur RSUD Provinsi NTB H Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS mengatakan almarhum memang benar pasien positif Covid-19 sejak terkonfirmasi pada tanggal 26 Juli 2020 lalu sehingga menjalani perawatan intensif di ruang isolasi. “Pasien nomor 1905 atas nama Tn. LM, laki-laki, usia 82 tahun, penduduk Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Sudah di-rilis tanggal 26 Juli 2020,”bebernya.
Salah seorang putra almarhum Lalu Anas Amrullah membenarkan jika almarhum terpapar Covid-19. Almarhum menjalani perawatan dengan gejala awal sesak nafas dan beliau juga mengidap penyakit diabetes.” Ibu dan saudara-saudara yang lain alhamdulillah negatif,” kata Anas.
Almarhum H Lalu Mudjitahid menjabat sebagai Wali Kota Mataram tahun 1978 sampai 1989 saat Kota Mataram masih berstatus kota administratif. Selanjutnya, almarhum dilantik sebagai Bupati Lombok Barat dua periode dari tahun 1989-1994 dan 1994-1998. Selain sebagai kepala daerah, H Lalu Mudjitahid dikenal sebagai tokoh pendidikan. Beliau pernah tercatat sebagai ketua yayasan IKIP Mataram ( kini Universitas Mandalika) serta ketua Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi) yang mengelola Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar dan STIKES Yarsi Mataram serta menjadi pengurus yayasan sejumlah perguruan tinggi lainnya di NTB. Almarhum juga pernah tercatat aktif di Majelis Adat Sasak (MAS). (MRC – Radar Lombok)