Indonesia Gastrodiplomacy Series 2025 Sukses Gaet Dunia, NTB Siap Jadi Poros Budaya dan Ekonomi Global

NTB memikat dunia lewat diplomasi kuliner dan budaya dalam Gastrodiplomacy Series 2025, buka jalan investasi dan promosi pariwisata berkelanjutan.

Acara ini menghadirkan para duta besar, pasangan diplomat, dan perwakilan dari 28 negara sahabat dalam program “Diplomatic Tour Goes to West Nusa Tenggara” yang berlangsung pada 6–8 Mei 2025.

Melalui rangkaian kegiatan yang sarat makna dan penuh warna, para peserta diajak menyelami berbagai dimensi kekayaan NTB: mulai dari pesona budaya lokal, keberagaman kuliner tradisional, peluang besar investasi, hingga pengembangan destinasi wisata kelas dunia. NTB pun menampilkan dirinya sebagai poros baru budaya dan ekonomi global.

NTB Pikat Dunia dengan Diplomasi Rasa

Kegiatan ini merupakan bagian dari misi besar diplomasi Indonesia yang dikenal dengan sebutan gastrodiplomacy, yaitu pendekatan diplomatik melalui kekuatan kuliner lokal. Tak hanya menjamu para tamu dengan ragam makanan khas, NTB juga menunjukkan bahwa kekuatan lokal bisa membuka jalan kerja sama internasional yang saling menguntungkan.

Delegasi internasional memulai perjalanan mereka dengan eksplorasi sejarah dan budaya di Kota Tua Ampenan dan Museum Negeri NTB. Mereka berinteraksi langsung dengan masyarakat dan pelaku UMKM lokal, mencicipi hidangan organik di Desa Wisata Hijau Bilebante, serta turut serta dalam penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA:  Ini Kata Dokter Reisa Soal Penularan Korona Lewat Udara

Komitmen NTB: Investasi dan Pariwisata Siap Go Internasional

Dalam kesempatan bertemu para duta besar, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyampaikan keyakinannya bahwa NTB memiliki segalanya untuk tampil di panggung internasional.

“Ini kegiatan yang low cost big impact, Biayanya sedikit tapi impactnya besar. Potensi pertambangan, kelautan, kehutanan, energi, hingga pariwisata semuanya kita siap. Apalagi mereka wakil dari negaranya, mereka pegang kebijakan untuk investasi, mereka juga pegang kebijakan untuk mengarahkan wisatawannya dan mereka punya pengaruh besar di negara asalnya,” ungkap Gubernur Iqbal.

Keterlibatan langsung para diplomat asing dalam aktivitas di NTB bukan hanya sebagai kunjungan seremonial. Para tamu mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang peluang investasi dan sektor unggulan daerah. Komitmen pemerintah provinsi yang tinggi menjadi daya tarik tersendiri bagi mitra global.

Diplomasi Kuliner sebagai Kunci Kolaborasi Global

Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Duta Besar R. Heru Hartanto Subolo, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari konsep besar “Indonesia Incorporated”.

“Pintu masuknya adalah gastro/makanan… salah satu tools diplomasi, tapi pada saat yang sama kita masukkan aspek-aspek potensial untuk berkolaborasi antara kedutaan asing dengan stakeholders nasional,” jelas Dubes Heru.

Menurutnya, program ini menjadi ruang strategis untuk menghubungkan aktor-aktor internasional dengan peluang nyata di Indonesia, termasuk di NTB. Ia juga menegaskan bahwa hasil kegiatan ini akan ditindaklanjuti secara konkret melalui kerja sama lintas negara yang lebih terstruktur dan terukur.

BACA JUGA:  Andi Arief Sentil Dokter Tifa yang Ancam Bawa Kasus Ijazah Jokowi ke Dunia Internasional. Begini Pernyataannya!

“Sekarang kita akan menindaklanjutinya dengan kolaborasi konkret dari berbagai stakeholders. Dari pemerintah komitmennya sangat tinggi, tinggal bagaimana kita tindaklanjuti dengan pemerintah asing melalui duta besar mereka di sini,” lanjutnya.

Kolaborasi Budaya, Kuliner, dan Ekowisata

Salah satu agenda penting yang menyita perhatian adalah kunjungan ke Desa Wisata Bilebante, di mana para delegasi menikmati langsung hasil bumi dan olahan kuliner organik. Mereka juga menyaksikan langsung penerapan konsep pariwisata hijau dan berkelanjutan.

Sebagai simbol komitmen terhadap keberlanjutan, delegasi melakukan penanaman pohon Tabebuya di kawasan Mandalika, yang kini dikenal sebagai pusat sport tourism internasional. Aktivitas ini menjadi bagian dari visi NTB untuk memadukan keindahan alam, budaya, dan pelestarian lingkungan dalam satu kesatuan harmonis.

“Selama tiga hari di Lombok, kami tidak hanya mencicipi rasa, tetapi juga merasakan semangat kolaborasi NTB. Ini adalah destinasi yang kaya, ramah, dan memiliki masa depan global,” kata Abdul Karim Harelimana, Duta Besar Rwanda.

Mandalika dan Masa Depan Global NTB

Acara ditutup dengan kunjungan ke Sirkuit Internasional Mandalika, di mana para tamu berkesempatan menyaksikan ajang balap Fanatec GT World Challenge Asia 2025 serta mengikuti sesi track experience. Kegiatan ini memperlihatkan kepada dunia bahwa NTB tak hanya menawarkan budaya, tetapi juga fasilitas berkelas dunia untuk sport tourism.

BACA JUGA:  Lucas Coenen dan Jeffrey Herling Tercepat di Babak Kualifikasi Seri 12 MXGP

Dengan semua agenda yang dilaksanakan, NTB tampil percaya diri sebagai kawasan strategis yang siap bersaing dan berkolaborasi secara global. Indonesia Gastrodiplomacy Series 2025 bukan sekadar festival kuliner, melainkan tonggak penting menuju diplomasi yang inklusif dan kolaboratif.

Kegiatan Indonesia Gastrodiplomacy Series 2025 di NTB membuktikan bahwa pendekatan diplomatik modern bisa dilakukan secara menyenangkan, efektif, dan produktif. Dengan memadukan kekayaan budaya, cita rasa lokal, dan visi pembangunan berkelanjutan, NTB menempatkan diri sebagai kekuatan baru dalam diplomasi internasional berbasis soft power.

Diplomasi kuliner tak lagi sebatas penyajian makanan, melainkan menjadi gerbang menuju kerja sama investasi, pariwisata, dan pertukaran budaya yang konkret. Daya tarik NTB, mulai dari Lombok hingga Mandalika, menjadi bukti nyata bahwa Indonesia punya banyak potensi yang bisa ditampilkan kepada dunia.

Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan aktor internasional, acara ini menjadi salah satu contoh sukses bagaimana pendekatan kreatif bisa membawa hasil nyata dalam menjalin hubungan antarbangsa. Indonesia, melalui NTB, semakin memperkuat posisinya di kancah diplomasi global. (editorMRC)