KKN Tematik Unram: Mahasiswa Buat Program Pelatihan Kerajinan Rumput Mendong

MATARAMRADIO.COM – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik  Universitas Mataram (Unram) membuat program  pelatihan  kerajinan tanaman rumput mendong di Dusun Paok Pondong Desa Lenek Kecamatan Lenek, Lombok Timur. 

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 25 – 27 Juli 2022 dengan target peserta pelatihan sebanyak 15 orang tetapi yang ikut hadir dalam pelatihan tersebut sekitar 40 peserta” Target kita hanya 15 peserta tetapi   yang ikut hadir 40 orang, dan ini menandakan masyarakat sangat antusias mengikuti pelatihan ini ” jelas  Ketua KKN Unram Desa Lenek Danang Indra Nugraha.

Dikatakan Danang kegiatan kerajinan tiker  rumput mendong  sudah lama dilakukan oleh masyarakat Dusun Paok Pondong, tetapi dengan banyak tikar yang terbuat dari bahan plastik membuat pengerajin kalah saing.Selain harga juga lebih murah dibanding dengan tikar mendong. “Maka kita mencoba memberikan pelatihan dalam bentuk yang lain seperti tas, pot bunga, piring dan lain sebagainya, sehingga setelah kami selesai KKN di tempat ini ada bekal keterampilan yang di terima masyarakat ” ucapnya 

BACA JUGA:  "Enram", Alat Rapid Antigen Murah dengan Sensitifitas Tinggi

Sementara itu Kepala Wilayah Dusun Paok Pondong  Saharuddin mengaku bersyukur diadakan pelatihan kerajinan rumput mendong ini oleh KKN Tematik Unram  dengan merubah hasil produksi dari biasanya hanya membuat tiker mendong menjadi produksi lainnya seperti tas, pot bunga, piring.”Memang dari dulu kita ingin ada pelatihan seperti ini tidak hanya dalam bentuk tiker mendong tetapi dalam bentuk lainnya ” jelasnya.

Dia menuturkan, saat ini harga tikar mendong tidak sebanding dengan jerih payah perajin. Tikar ukuran 1 meter x 2 meter dijual antara Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. Selain di jual ke beberapa kampung, tikar dibeli langsung oleh pemborong. “ Biasanya ada juga saudagar (pemborong) yang datang ke sini membeli,” ungkapnya.

BACA JUGA:  107 Kantong Darah Terkumpul di Hari Kanker Anak

Perajin mengaku kesulitan membeli bahan. Karena kesulitan modal, bahan biasanya ditanggung oleh saudagar (pemborong). Meski rumput mendong cukup banyak di warga sekitar, harganya tetap mahal. Rumput mendong dijual borongan. “Kalau tidak ada saudagar kita kesulitan mencari bahan. Harga mendong satu are itu bisa Rp 200 ribu. Kalau bagus biasanya Rp 400 ribu. Tentu kami sangat kesulitan. Sedangkan harga tikarnya sulit naik,” terangnya.
Meski sudah dijual ke luar daerah seperti Jawa, Bali dan Sumbawa, kini tikar mendong kesulitan pembeli. Karena banyaknya masyarakat yang berpaling ke tikar plastik. “Kita kalah saing dengan tikar plastik. Padahal tikar mendong itu lebih unggul. Tikar mendong itu lebih dingin dan adem kalau dipakai ketimbang plastik,” jelasnya.

BACA JUGA:  Pengamat Sebut Jubir Iqbal Dinda Pakai Kacamata Kuda Kritisi Data Pengangguran Lulusan SMK di NTB Era Kepemimpinan Gubernur Zulkieflimansyah. Inilah Penjelasannya!


Dengan pelatihan alih hasil produksi ini lanjut  Saharuddin  , diharapkan akan memberikan  keterampilan kepada masyarakat  dan menumbuhkan kembali geliat masyarakat untuk memproduksi kerajinan rumput mendong ini.
” kalau tadinya satu ikat rumput  mendong  bahan bakunya dibeli Rp 15 ribu dan hanya untuk 1 lembar tiker dan dijual dengan Rp 25 ribu perlembar, tetapi jika di buat tas atau pot bunga, satu ikat itu bisa menjadi 4 buah tas dengan harga Rp 25 ribu perbuah dan membuatnya tidak terlalu sulit dan waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama ” ungkapnya. (EditorMRC)